Kamis, 19 Maret 2009

Tutor ?



Guru di jalur pendidikan disebut tutor. Meskipun namanya beda tetapi tugasnya tidak jauh beda dengan guru. Tutor memberikan layanan pembelajaran mentrasnformasi ilmu dengan pendekatan andragogi. Pendekatan ini menganggap bahwa anak didik adalah pihak yang telah memiliki pengalaman belajar, memiliki pemahaman akan sesuatu hal. Jadi posisi tutor tidak "menggurui", tetapi lebih pada memfasilitasi bagaimana supaya anak didik bisa belajar, mendampingi dan membantu anak didik memahami suatu hal, memberikan penguatan atas sesuatu hal yang dikuasai anak didik dan ingin dikuasai anak didik.
Tutor merupakan tenaga pendidik pada jalur pendidikan non formal (PNF). Seperti kita ketahui bahwa jalur pendidikan kita ada dua jalur seperti dicantumkan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 bab IV pasal 13 ayat 1 dikemukakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari jalur pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Salah satu jalur pendidikan non formal adalah pendidikan kesetaraan. Nah, Tutor yang memberikan fasilitasi pembelajaran di pendidikan kesetaraan disebut Tutor Pendidikan Kesetaraan. Tutor ini memberikan pembelajarannya di program Paket A setara SD/MI,Paket B setara SMP/MTS dan paket C setara SMA/MA.
Tugas dan tanggungjawab Tutor cukup berat, disamping perlu memiliki kemampuan melakukan tranformasi ilmu juga perlu memiliki kemampuan fasilitasi pembelajaran, memahami karakteristik anak didik (di PNF dikenal warga belajar/peserta didik), memahami pengelolaan pembelajaran dan memahami metode pembelajaran yang tepat sehingga ia mampu melakukan variasi pembelajarannya yang tidak hanya ceramah terus. Terbatasnya pertemuan pembelajaran, minimnya jadwal dan bervariasinya karakter anak didik pendidikan kesetaraan merupakan tangtangan bagi tutor untuk mengembangkan pembelajaran menjadi lebih menarik,menantang dan mengatur proporsi untuk tatap muka, tutorial dan mandiri. Ketiga pendekatan pembelajaran tersebut disarankan digunakan untuk mengatasi kendala seperti keterbatasan pertemuan pembelajaran, monotonnya penggunaan ceramah pada tatap muka, banyaknya materi yang harus dikuasai anak didik sementara alokasi pertemuan pembelajaran terbatas, dan lain-lain.
Begitu beratnya tanggungjawab tutor sebagai pendidik yang harus mampu memberikan transpormasi ilmu dan menjadikan anak didiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan setara dengan anak didik lulusan pendidikan formal sementara hak yang mereka dapatkan berupa honor mengajar yang relatif kecil dan cenderung tidak seimbang harus menjadi pemikiran bersama. Saya sangat prihatin ketika mendengar berita ketika honor mereka yang sudah kecil kemudian di sunat oleh beberapa oknum, atau datangnya tidak tepat waktu dan terlambat, atau bahkan tidak dikasihkan sementara pengabdian mereka pada tugasnya betul-betul maksimal, berbeda dengan tutor yang memang jarang mengajar dan memfasilitasi pembelajaran.
Kabar gembira, ketika honor mereka kemudian dinaikkan meski masih belum sesuai dengan harapan, dan saat ini terbentuk beberapa forum tutor pendidikan kesetaraan yang notabene merupakan wadah untuk membangun komunitas mereka, memperjuangkan komunitasnya dan membangun untuk mendukung pendidikan kesetaraan ke depan. Fasilitasi dari pemerintah daerah dalam membina dan membimbing forum tutor juga sudah mulai dilakukan, entah itu pendataan, pembimbigan dan penguatan sumber daya manusianya sendiri. Mudah-mudahan berhasil.

3 komentar

Pembelajaran Andragogi yaw, di kampus saya juga diajarkan mengenai pembelajaran Andragogi atau penbelajaran bagi kaum dewasa...

Memang lebih tepatnya Tutor bukan guru..

Salam hangat Bocahbancar....

ya, tutor merupakan guru bagi orang dewasa

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon