Rabu, 29 April 2009

Saatnya Berkumpul



Bismillahirahmanirrahim,
segala kekuatan hanya milik Alllah.
Permintaan untuk berangkat ke Way Kanan Kabupaten Lampung, terpaksa aku tolak. Aku jelaskan sedetail mungkin persoalannya kepada orang kantor dan tentunya permintaan maafku atas keputusan ini.
Akhirnya mereka menyetujui, Ben berangkat sendiri ke Lampung. Aku pulang ke Bandung.
Email datang dari si Manis bersama foto Hafung sehabis 2 hari sakit. Aku tak kuasa melihatnya, ia begitu kecapaian, meski tersenyum tetap terlihat guratan-guratan kurang tidurnya di kelopak matanya, dalam sakitnya ia tidak didampingi ibunya. Maafkan aku Fung...


Aku merasa bersalah meninggalkannya.
Si Manis kirim sms : ass. tenang aja bu, udh sehat kok tak perlu kuatir, tpi jika merasa perlu ketemu Hafung, pulang aja sore ini.
pesan singkat itu membuat aku begitu sadar bahwa Si Manis begitu mengerti posisiku, mengerti keadaanku dan begitu paham serta menghargaiku.
Akhirnya aku berbulat tekad, minta ijin istirahat pada atasan.
Setelah beres, mengemas pakaian dan siap meluncur ke tanah harapan..
Meski kurang sehat, tetapi aku merasa akan lebih baik jika berkumpul,
bertemu hafung dan si Manis.
sebuah kebahagiaan yang tidak bisa ditukar dengan apapun.
Segala puji bagi engkau Ya Allah
Yang memberikan keberkahan bagi keluarga kami
Amin

Selasa, 28 April 2009

2 Hari 2 Malam

Bismillahirahmanirrahim
Segala Kekuasaan hanya milik Allah SWT
Alhamdulillah kembali dari Belitong (Belitung) dalam keadaan sehat walafiat meski tidak dipungkiri seluruh badan pegal linu karena ya, meski prepare dengan jaket kulit tetap masuk angin karena memang kurang tidur. Perbedaan cuaca antara Bandung yang sejuk dengan Belitung yang panas, cukup menguras kemampuan adaptasiku atas cuaca tersebut.
Tiba di Belitung pukul 16.00 sebab pesawat delay hampir 1 jam lebih. Langsung menuju penginapan dan istirahat sambil larak-lirik menu makanan yang mayoritas memang makanan laut. tetapi ada beberapa rumah makan yang menyajikan makanan selain makanan laut. Kupilih makanan laut sebab sepertinya sangat menggoda dan menggugah selera. Sup kepiting, udang bakar dan orange juice menyesaki perutku yang sejak sore kosong melongpong. Setelah tenang beristirahat dan Shalat Isya, aku bergegas tidur. Kupaksakan memejamkan mata tetapi, kantuk tak datang jua. Hp berdering dan si Manis terdengar sedikit cemas, mengabarkan Hafung anakku panas dan batuk-batuk, ia tidak mau makan dan minum susu, apalagi minum obat. Kutenangkan diri dan mencoba menenangkan Si Manis untuk selalu berdoa dan berharap pagi segera datang supaya Hafung segera di bawa ke dokter. Tidak terasa, dalam doa ku untuk kesembuhan Hafung aku tertidur. Subuh datang bersamaan dengan dering telpon si manis yang mengabarkan bahwa Hafung sudah mendingan dan mau di bawa ke dokter. Sejenak ku bersimpuh menghadap Illahi rabbi, sekaligus berdoa untuk kesembuhan Hafung dan kelurgaku. Malam pertama di Belitung memberikan pengalaman tersendiri. Jam 8, datang. Temanku Brudy menjemput, membawa mobilnya dan siap-siap mengajakku makan pagi dan berkunjung ke lokasi yang akan di lihat, apakah sesuai dengan ajuan di proposal atau tidak.
Jarak tempuh ke lokasi tersebut cukup jauh sekitar 30 kilometer, menyusuri jalanan yang kiri dan kanannya hutan dan tambang timah.
Selesai kegiatan, sekitar jam 15.oo aku melepas lelah menikmati makanan. Brudy menawarkan untuk mencoba sup pelanduk (mangan pelanduk). Pelanduk adalah hewan sejenis Kancil. Para pemburu menangkapnya di hutan dan menjualnya ke restoran, bahkan jika ada hajatan katanya daging pelanduk jadi rebutan. Aku mencoba sup ini dan memang berbeda. Menjelang sore kusempatkan mengunjungi Pantai tanjung tinggi, jaraknya dari kota Tanjung Pandan cukup jauh, menembus perkebunan dan hutan serta ladang timah yang ditinggalkan begitu saja.
Hatiku cukup miris ketika menyaksikan daerah ini, beberapa kubangan besar bekas ladang timah yang ditinggalkan menyisakan tanda tanya besar tentang pengelolaan timah dan keserakahan eksploitasi sumber daya alam.
Tiba di pantai tanjung tinggi, semilir anginnya, hawanya yang sejuk. Keagungan Illahi kembali kusaksikan sore itu. Tiada keindahan yang dapat menandinginya. Tanjung tinggi memang merupakan tempat wisata yang jadi tujuan paling utama yang dikunjungi wisatawan jika berta
mu ke Belitung. Batu granit yang terserak di tepi pantai, air lautnya yang sebening kristal, pasir putihnya yang tiada tara semakin mengecilkan kekuasaan manusia atas kebesaran Allah SWT sang pencipta. Allahu Akbar. Memang kunjungan ke tempat ini bukan yang pertama, tapi yang kedua, tetapi berapa kalipun datang ke tempat ini selalu menanamkan kerinduan untuk selalu kembali menghirup nuansa pantai yang asri. Allahu Akbar.
Kembali dari pantai ini menjelang sunset menghilang, begitu indah. Aku berharap bisa membawa si manis dan Hafung kelak ke tempat ini. mudah-mudahan.
Tiba di penginapan hari sudah gelap, aku terlelah. Target pekerjaan tercapai, sekaligus bisa menikmati keindahan Tanjung Tinggi yang menawan. Esok hari aku pulang, meninggalkan tanah ini untuk kembali menengok Hafung dan Si Manis.
Pukul 7.00 pagi tepat, brudy datang menjemput, hendak mengantarku ke bandara. Pesawat take off jam 7.50. Tiba di bandara setelah chek in kami duduk sambil menikmati kudapan serta kopi panas di kantin kecil bandara Hasan Juddin. Penumpang lain sama menikmati kopinya di meja masing-masing.
7.50, aku terbang menuju Jakarta. Lega rasanya, perjalanan menuju Jakarta hanya 50 menit, Aku tertidur pulas dan mimpi bertemu Hafung. Ia sangat manja dan mendekapku erat seolah tidak mau ditinggalkan.
Mimpiku pudar, ketika pesawat mendarat sempurna. Snack ku bawa saja dimasukkan ke tas punggung. Ku hidupkan Handphone dan ada 2 panggilan tidak terjawab dari teman kantorku. setelah kulihat ada 2 sms yang masuk.
sms ke-1 , dari si Manis : " Hafung sehat, sudah ke dokter dan tinggal tidur dan istirahat yang cukup", ia berharap untuk bertemu". hatiku gembira.
sms ke-2 :dari teman kantor : " Neng, mohon bantuannya, teman di kantor semua ke lapangan. Neng jangan pulang ke Bandung. " Aku sedikit terkejut.
Beberapa detik kemudian HP ini berdering, teman kantor calling:
"Assalamulaikum".
"Neng, mohon bantuannyanya. Sore ini ditunggu di Dermaga Merak untuk tugas yang sama ke Kabupaten Way Kanan Lampung Utara. Tapi pakai jalan darat, pakai penerbangan kami tidak bisa mengusahakan sebab pertanggungjawabannya harus jalan darat. Ben, menunggu di Dermaga merak jam 15.00, beserta akomodasi dan surat tugasnya. Please bantu ya, hanya sehari semalam kok..
siap ya neng ?..gmana?
Ia sangat berharap sekali aku menyetujuinya...
Aku tidak menjawab....
dan mungkin tidak akan berkata " Lampung, Aku datang!"....

Rabu, 22 April 2009

Belitung, Aku Datang!


Tiket pesawat ke Tanjung Pandan Belitung baru saja sampai di meja kerjaku. Sendirian aku ditugaskan 3 hari menengok pulaunya Laskar Pelangi tersebut esok hari. Travel sudah di pesan dan siap berangkat besok pagi jam 5 selepas adzan Subuh. Take off pesawat jam 13.05. Mudah-mudahan cuaca bersahabat.
Malam ini masih nangkring di kantor, prepare buat keberangkatan. Menyiapkan instrumen, surat tugas, dan hal-hal lain yang diperlukan. Eit jangan lupa, buat list..cemilan yang mesti di bawa selama perjalanan. Jika ga bawa cemilan, rasanya kurang mantap. Coklat, roti isi dan air mineral tentunya jadi menu wajib. Kayak anak TK aja ya?.
Nyiapin konsep sms untuk Ibu dan Bapak, minta doanya supaya selamat kembali ke kota ini, nentuin jam yang tepat untuk telpon Si Manis dan Hafung yang tentunya akan terkejut sebab minggu ini kutinggalkan kembali, seperti minggu sebelumnya. Hati kecil memang aku berharap tidak berangkat sebab rindu berkumpul dengan Si Manis dan Hafung, yang sudah du minggu tidak bersua. Maafkan aku Manis, sabar ya Fung...
Kita harus bisa merelakan pertemuan kita gagal kembali,
Kita harus bisa memilih, mana kepentingan tugas dan kepentingan keluarga, iiihh..sulit juga ya?
kadang sulit, jika harus berkutat di wilayah tersebut.
Mudah-mudahan selamat sampai kembali ke kota ini kembali.
Ibu, Bapak mohon doanya,
Manis, Hafung doakan ya,
Ya Allah selamatkan.....
amin
mari semua,...
wassalam

Minggu, 19 April 2009

Safari Tiga Lokasi

Kembali dari tiga kota yang berbeda memang cukup menguras energi dan stamina. Kegiatannya sama yaitu visitasi dan verifikasi lapangan terkait dengan sebuah program kegiatan yang di danai oleh pemerintah pusat. Tiga hari tersebut yaitu Hari Kamis tanggal 16 April 2009 ke Kota Bekasi, 17 April 2009 ke Kabupaten Sumedang, dan 18 April 2009 ke Kabupaten Ciamis.
Kota pertama yang dijambangi adalah Kota Bekasi. Berangkat dari Bandung jam 7.00 pagi, menumpangi travel yang nyaman dan waktu tempuh sekitar 2 jam. Memasuki Tol Cipularang mata mulai mengantuk, sabab malam sebelumnya prepare bahan-bahan untuk visitasi. Pemandangan indah menggelitikku untuk mengambil gambar meski hanya dengan sebuah HP, tret..tret beberapa lokasi aku ambil gambarnya meski dari dalam kendaraan yang melaju
kencang menembus pagi yang sejuk.



Tiba di Kota Bekasi tepat jam 9 pagi, sesuai dengan perkiraan. Setelah melepas lelah, dan sedikit sarapan, kami menuju instansi yang akan di verifikasi. Seharian mengecek dokumen dan administrasi program yang diajukan dalam proposal, mata dibuat puyeng. Setelah selesai melihat dokumen, kemudian saatnya verifikasi lapangan untuk mengecek kondisi riil lapangannya, kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan kenyataan dilapangan sesuai dengan proposal yang diajukan. Wuih..akhirnya selesai juga, kembali dari Kota Bekasi, menjelang sore. Setelah pesan tiket travel, aku kembali menuju Bandung.
Sepanjang tol hujan lebat, melihat ke depan cukup gelap hingga beberapa kendaraan menyalakan lampunya. Sepanjang perjalanan aku berdoa, mudah-mudahan lancar dan selamat, kendaraan berjalan lamban, hingga jalan tol sesak oleh kendaraan lain yang berjalan pelan dan hati-hati.
Tiba di Bandung, cuaca cerah. Aku menuju penginapan dan makan malam selanjutnya...mmh. Bisa di tebak. tidur nyenyak. Bangun pagi jam 4.00, belum shalat isya. Aku terkejut dan loncat dari tempat tidur, Allahu Akbar!seruku. Aku berdosa, meninggalkan Shalat fardhu. Sambil tergesa aku menuju toilet, lalu berwudhu dan menunaikan shalat Isya. Ya Allah, ampuni aku. aku melupakanMu, di heningnya subuh aku bersujud.Sedih sekali. Aku menangis.
Beberapa menit kemudian, kumandang adzan subuh datang. Semakin menyedihkan, Aku menunaikan shalat Isya di akhir waktu sekali.
Sesaat setelah memohon ampunan setelah shalat Subuh, aku mulai berkemas, kota kedua yang harus kukunjungi adalah Sumedang. Menyiapkan beberapa dokumen dan mengecek penginapan yang layak di Sumedang di internet. Setelah sarapan, aku menunggu teman yang membawa kendaraan. Pukul 7.30 pagi aku berangkat ke Sumedang, setibanya di instansi terkait seperti biasa mengecek dokumen dan kondisi lapangan apakah sesuai dengan ajuan diproposal atau tidak, lalu mengecek komponen-komponen pendukung dilapangan. Kegiatan selesai selepas Ashar, Aku tidak jadi menginap di Sumedang. Kami berdua melanjutkan perjalanan menuju Priangan Timur, menuju Ciamis. Kabupaten di Jawa Barat yang paling timur. Tiba di Ciamis sekitar pukul 19.00 malam, setelah sebelumnya Shalat magrib di Mesjid Itjeu Tasikmalaya.Tidak sulit mencari penginapan di Ciamis. Saya dan teman istirahat, makan malam dan ngobrol sebentar tentang kegiatan di Sumedang tadi. Menjelang malam,aku tidak bisa tidur. Kusegerakan shalat Isya, takut tertidur lagi. Alhamdulillah setelah shalat, mataku terpejam, tidur pulas mendatangi apa yang ingin kudatangi,mimpi..mimpi.
Selepas shalat subuh, aku berkemas dan melakukan persiapan. Kamera, dokumen untuk bahan visitasi dan verifikasi, ballpoint, instrumen, dan membaca ulang proposal. Jam 8.30 pagi, aku dan temanku sudah tiba diinstasi yang akan diverifikasi. Mereka menyambut dengan hangat, menjawab setiap butir instrumen dan menunjukkan kondisi lapangan seperti yang tercantum di proposal. Aku dan temanku saling mengisi, melengkapi takutnya ada data yang tertinggal. Tidak lupa mengambil beberapa gambar yang diperlukan. Setelah semuanya selesai, kami berkemas pulang, menuju Bandung, menempuh kelokan dan tanjakan gentong diwilayah Tasikmalaya bagian barat, menapaki tanjakan Nagreg yang berliku tajam. Tiba di Bandung, kami berbagi tugas, merekap instrumen dan menyusun laporan. Bagian inilah yang kadang membuat malas, bila tidak membaca surat tugas, " 4 hari setelah melaksanakan tugas laporan harus sudah tersusun dan disetorkan," !.
Wuiih...nyusun laporan yuukk..
Ketika membuka instrumen dan mau merekapnya untuk dibuatkan laporan, seorang teman datang, Neng..tar Jumat ke Belitung ya, 4 hari! tiket pesawatnya sedang di pesan. Aku ga menjawab, melongo..lah kapan bertemu Hafung dan Si Manis?...
wassalam

Rabu, 15 April 2009

Doa


Bismillahirahmanirrahim
Ya, Allah ijinkan saya berdoa malam ini
terima kasih ya Allah atas nikmatMu yang kuterima hari ini
terimakasih ya Allah, engkau membangunkanku tadi pagi dalam keadaan sehat
menghirup udara pagi di kamar tidur ini meski disampingku tidak ada si manis dan hafung yang selalu menemani
terimakasih ya Allah atas keselamatan jiwa dan raga yang kuterima hari ini
menjalani kehidupan sejak mataku pagi tadi terbuka hingga malam ini
terimakasih ya Allah atas udara yang kuhirup sejak pagi hingga malam ini
terima kasih ya Allah atas makanan dan minuman yang kureguk hari ini
terima kasih ya Allah atas penglihatan yang Kau berikan hari ini
melihat pagi tadi, melihat siang tadi dan melihat malam ini
menjemput kasih dan sayangMu sejak pagi hingga malam ini
terimakasih ya Allah atas pendengaran yang kau berikan hari ini
pagi tadi, siang tadi dan malam ini
terimakasih ya Allah
Engkau yang berkuasa atas segalanya
Ya Allah, esok hari aku akan berangkat ke suatu tempat
selamatkan ya Allah hingga aku pulang kembali ke kota ini
terima kasih ya Allah

Minggu, 12 April 2009

Salah Siapa?


Membesut si merah pada 75 kl per jam, diantara fajar yang menyingsing dari ufuk timur dengan kehangatannya dan menembus titik-titik embun yang menempel di kaca bening helmku menuju Kota Bandung yang semrawut sarana transportasinya.
Si merah berjejal diantara motor-motor lain, berdesak-desakkan saling senggol dengan motor roda dua, kendaraan roda empat, tukang becak dan lainnya. Uwh..menyesakkan. Suasana pagi yang seharusnya kureguk nuansa hawa segar di ganti masuknya polusi kendaraan yang memaksa menusuk-nusuk rongga pernafasan, menyelinap diantara saluran udara di hidungku. Uh..polusi-polusi. Suara-suara burung pagi yang biasa kudengar indah di kampung tergantikan dengan ledakan-ledakan suara kanlpot berikut asapnya yang memuakkan.
Di tengah keramaian, kerumunan kendaraan roda dua terhenti, si merah ikut terhenti. laju si merah menjadi lambat, merayap sedikit demi sedikit. Kutengokkan sejenak kepala melirik tukang koran yang sliweran di pinggir jalan, berteriak meneriakkan berita pagi ini. Korupsi!, hasil pemilu, kecelakaan lalulintas, pencurian, perampokan dan lain-lain. Aku terkejut, sebuah motor di depanku berhenti tiba-tiba, dan brak!..Innalillah!..seruku!, si merah menabrak ban belakang sebuah motor di depanku. Padahal rem cakram depan sudah kupegang erat. Mungkin karena jarak terlalu dekat,
Aku terkejut. Si pengendara motor di depanku terkejut dan menengok ke belakang, lalu ia memalingkan muka ke arah depan dan tiba-tiba ia menarik gas motornya, motornya melaju ke depan dan brak!..ia menabrak bagian belakang sebuah truk yang nampak kokoh dan kuat. Si pengendara tersebut terkejut...wajahnya memerah. kecewa dan menggerutu.
Si pengendara yang barusan menabrak truk, lalu turun dari motornya dan mendorong motornya ke arah si merah dan..brak..ban belakang motornya menabrak ban depan motorku. si merah sedikit goyang, untung si merah kupegang dengan kokoh. Kami menepi , Si pengendara medekatiku, sambil menyeru," Anda menabrak motor saya.", kaca depan lampu motor saya pecah,"! sambil mengernyitkan dahinya dan wajahnya yang memerah melihatku wajahku yang lesu sehabis menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer. Dengan sedikit berderbar dan menenangkan hati, saya menjawabnya.
,"Saya nabraknya dikit, pak. Bapak yang nabrak truk itu kan?,"
jawabku sambil minta maaf.
Si Pengendara, terdiam. Kulihat lampu motonya, terlihat sedikit pecah.
Si pengendara dan memperhatikanku, kami berdampingan terdiam di tengah jalan.
Suara klakson kendaraan di belakang terdengar kencang, mengagetkanku.
lama kami tak terdiam, jalanan macet dan embun pagi itu menjauh.
setelah minta maaf untuk yang kedua kali, saya melanjutkan perjalanan, meninggalkan si pengendara dengan motornya. Saya merasa tidak bersalah, karena memang kecelakaan tersebut bukan salah saya. Saya hanya menabrak ban belakangnya, tidak membuat kaca depan motornya pecah. Toh, ia sendiri yang menabrakan motornya ke truk yang di depannya. Atau mungkin karena ia terkejut dan tidak konsentrasi sehingga menarik gas motornya dan kecelakaan itu terjadi.
Saya berpikir bahwa membawa kendaraan roda dua perlu kehati-hatian dan konsentrasi yang tinggi. Membawa roda dua di Kota Bandung yang sesak oleh kendaraan sangat perlu berhati-hati. Saya juga sering ditabrak dari belakang oleh motor dibelakang saya, dan itu sudah sering terjadi dan kita saling memaklumi karena jarak yang dekat, dan kendaraan sulit dikontrol, apalagi jika roda depan tidak dilengkapi rem cakram.
Kejadian tersebut menjadi sebuah pelajaran berharga bahwa konsentrasi perlu terus dijaga, selalu hati-hati dan selalu berupaya untuk saling menghargai sesam pengendara.
Pada posisi tersebut, saya sedikit bingung. Siapa sebenarnya yang salah, saya? atau pengendara yang saya tabrak itu?, Bolehlah saya yang salah karena melirik sedikit ke tukang koran, dan motor di depan saya berhenti tiba-tiba, kemudian terjadi tabrakan tersebut. Atau memang, motor yang di depan berhenti tiba-tiba karena memang truk yang di depannya berhenti tiba-tiba juga. Tapi sudahlah musibah sudah terjadi, kita perlu menjadikan musibah tersebut menjadi pelajaran yang berguna.
Ya Allah, selamatkan..
Ya Allah, mudahkan...
amin.

Senin, 06 April 2009

Turut Berduka untuk " Korban-Korban Pesawat Fokker"



Bismillahirahmanirrahim
Segala kekuatan hanya miliki Allah
Sang penentu takdir
Allahu Akbar.
Pesawat Fokker 27 milik TNI AU skuadron II mengalami kecelakaan di Lanud Husein Sastranegara Bandung. 24 korban tewas dalam kecelakaan tersebut, 6 kru pesawat dan 18 penumpang yang merupakan anggota Paskhas termasuk siswa Paralayang Tempur TNI AU. Diduga kecelakaan terjadi akibat cuaca buruk.
(http://news okezone.com)
Musibah yang tidak diduga, begitu menyesakkan.
Kukirimkan doa untuk mereka yang telah menghadap kuasa siang tadi,
di Husein Sastranegara
di tanah lapang bertabur bunga kelak engkau akan dikumpulkan sebagai patriot yang gagah
kupersembahkan untaian doa sederhana,
yang mengantar engkau ke haribaan Tuhan Yang Maha Kuasa
Allah SWT tempat kita kembali.
Al Fatihah.......
Amin.
@ :Mari sempatkan membaca doa untuk mereka.
wassalam

Kamis, 02 April 2009

Ujang


Bagaimana rasanya tidak melihat ibu? Allahu Akbar.
Ujang... engkau hanya 2 hari merasakan kehangatan dekapan dan kasih sayang ibumu, kehangatan air susunya, kesejukan cinta kasihnya, tetesan air mata kegembiraannya ketika engkau lahir, senyuman kebanggaannya ketika engkau datang sebagai buah hatinya..
Ujang, engkau hanya 48 jam merasakan sentuhan tangan lembut ibumu.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyuman..
menitipkanmu pada semua orang yang hadir saat itu
meninggalkan darah dagingnya pada kami
adik dan saudara-saudaranya..
Bagaimana jika aku yang menjadi engkau?
yang tidak dapat melihat ibuku sendiri..
hanya merasakan sekejap kasih sayang ibu dalam sesaat seperti itu.
Ujang..engkau dibesarkan tanpa ibumu
engkau dibesarkan tanpa kasih sayangnya
tanpa belaian kebanggaannya.
Karena Allah telah memanggilnya...
Allahu Akbar. Engkau sang pemilik takdir..
.........
maaf sy tidak bisa melanjutkan tulisan ini..
meski saya tahu banyak yang seperti Ujang di dunia ini
bahkan banyak juga yang sama sekali tidak merasakan sentuhan kasih ibu mereka
karena ibu mereka meninggal saat melahirkan
Allahu Akbar