Minggu, 29 November 2009

Untuk Teh Ai

Hari minggu kemarin, saya menginap di Ciamis. Pagi-pagi benar, Teh Ai telpon minta tolong untuk mengecek pengumuman hasil tes CPNS di Departemen Agama Kabupaten Tasikmalaya yang diumumkan tanggal 28 hari Sabtu kemarin. Saya segera meluncur ke lokasi, hati ikut berdebar karena ada perasaan sedih juga jika Teh Ai tidak lolos. Teh Ai adalah kakak ipar saya, ia sudah hampir 12 tahun mengabdi menjadi tenaga guru honorer di sebuah MI (Madrasah Ibtidaiyah) di kampung kami.
Teh Ai, memang sudah belasan tahun mengabdi menjadi tenaga guru kelas di MI, pengabdiannya yang cukup lama memang membuatnya tidak ada pilihan lain untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi guru dan tercatat untuk menjadi seorang PNS. Profesi guru di kampung merupakan sebuah profesi yang dihormati, meskipun diakui gajai dan tunjangannya masih harus terus diperjuangkan. Ketika saya berbincang dengan Teh Ai, mengenai profesi guru, ia berpendapat bahwa guru merupakan profesi yang mulia, profesi yang paling ia dambakan agar bisa mengabdi dan membantu anak-anak disekitar kampung kami yang notabene kekurangan guru, guru juga menjadi figur bagi masyarakatnya, ada istilah guru digugu dan ditiru, meski gajinya boleh dibilang harus terus ditingkatkan.
Perjuangan Teh Ai, selama hampir 12 tahun menjadi tenaga honorer guru terus ia lakukan dengan tabah, penuh kepercayaan dan pengabdian untuk terus memberikan asuhan pada anak didiknya. Sangat miris ketika saya mengetahui honor yang ia terima tiap bulan untuk profesi guru honorernya, apalagi ia telah berkeluarga dan memiliki 2 orang putri. Menjadi guru, adalah cita-cita Teh Ai sejak ia keluar Mandrasah Aliyah.
Teh Ai, sudah sering mengikuti tes CPNS dan selalu gagal, konon terbentur oleh orang lain yang lebih "cerdik" atau oleh apalah yang jelas sulit menembus untuk lolos tes ini, meski dikatakan dimedia massa "kali ini tes betul-betul bersih". Mengiktui tes CPNS seperti masuk ke lubang jarum, peserta tes membludak dan yang diterima hanya seorang atau dua orang untuk satu jurusan.
Jam 12 siang, matahari membakar kepala hingga ubun-ubun. Saya membesut si merah menuju lokasi pengumuman. Hasil pengumuman ditempel di papan pengumuman, orang-orang berdesakan, ingin melihat hasil pengumuman tersebut. Sayang, hasil pengumuman tersebut tidak di up load di internet dan media massa (yang sy tahu). Akhirnya saya ikut berdesakan, keringat mengucur deras, mata sampai difokuskan kepada hasil pengumuman.
Akhirnya, Alhamdulillah Teh Ai LULUS.....
dalam hati saya berucap syukur, dan sujud syukur atas keberhasilan ini.
Saya langsung telpon Teh Ai, dan mengabarkan berita ini. Diujung telpon, terdengar isak tangis Teh Ai. Ujung dari perjuangannya sebagai guru honorer berakhir. Ia berucap Hamdalah beberapa kali. Saya ikut gembira dan terharu. Ia kini punya pekerjaan tetap, gaji tetap dan setidaknya masa depan keluarganya sudah mulai terlihat.
Terima kasih ya Allah, doa dan harapan Teh Ai terwujud. Mudah-mudahan guru honorer lain yang jumlahnya masih banyak dinegeri ini mereka bisa terangkat posisi dan kedudukannya menjadi guru tetap.semoga saja.
Amin.
(temen-temen ada yang pernah mengikuti tes CPNS?)

Selasa, 24 November 2009

Begitu sulit bagi mereka begitu mudah bagi mereka yang lain

Hari ini saya mulai membuka blog lagi, setelah seminggu lebih ditekan beban pekerjaan yang begitu padat. Pulang dari Bengkulu, cukup melelahkan setelah beberapa tempat dibengkulu selatan dan daerah Kaur yang saya datangi. Bukan survey tapi sebuah kegiatan merekam kemajuan sebuah program yang didanai dana blockgrant dari pemerintah pusat.
Bukan suatu yang aneh ketika saya datang, para pengelola program memang memiliki aneka ragam alasan ketika program yang mereka kelola tidak berjalan. Yang jelas saya hanya merekam kemajuan program dan daya serap anggaran yang telah mereka lakukan. Saya hanya bisa meluruskan dan memberikan input sekaligus memberikan laporan ke atasan atas perkembangan program yang saya monitoring. Mudah-mudahan terjadi perbaikan.
Dalam perjalanan pulang saya merekam sebuah pemandangan kehidupan,
A. Ada orang yang begitu mudah mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidupnya (mendapatkan uang) dan ia tidak begitu peduli cara yang ia peroleh entah halal atau tidak
B. Ada orang yang begitu sulit memenuhi kebutuhan hidupnya (mendapatkan uang) dan ia sangat peduli dengan cara yang ia peroleh untuk mendapatkannya.
C. Ada orang yang hanya butuh waktu sebentar dalam bekerja kemudian ia mendapatkan uang dengan mudahnya tanpa peduli halal dan tidaknya
D. Ada orang yang harus bekerja semalaman kemudian ia hanya mendapatkan uang yang sedikit.
Ah entahlah...semua tergantung kemampuan kita dalam memandang kehidupan ini.
Semoga temen-temen semua dalam keadaan sehat walafiat..
salam

Kamis, 12 November 2009

Kau,..ke Bengkulu Neng....

Bismillahirahmanirrahim,
Surat tugas datang malam ini, seorang teman menunjukkannya.
,"Kau, ke Bengkulu Neng minggu ini. Monitoring dan supervisi program. masih ingat kan konsep supervisi dan monitoring waktu kuliah dulu, jangan menjadi petugas yang merasa paling bisa, paling tahu, jangan menunjukkan arogansi sbg pemeriksa, tunjukkan bahwa kita sebagai rekan yang bisa diajak ngobrol, lebih pada "sharisme" bukan sebagai pencatat kesalahan , gunakan pendekatan kemitraan sejajar lebih pada kolegial, dan berikan pemecahan bagi masalah yang mereka temui, dokumentasikan dalam tulisan dan buat analisis tindaklanjutnya,".
," O ke Bengkulu," . Ke Kabupaten mana?,"
," Bengkulu selatan dan Kaur,".
," Tiket pesawatnya sedang disiapkan,"
,'ini berkas-berkasnya, pelajari dulu, dan jaga kesehatan. Bengkulu Selatan dan Kaur cukup jauh dari Kota Bengkulu. Sekitar 200 sampai 250 kilometer. Ada angkutan darat berupa mobil umum dan travel dari Bandara Fatmawati,". Selamat bertugas, semoga lancar dan sukses.

Dalam hati kecil, tadinya jika ditugaskan ke Bengkulu saya berharap ke Kabupaten Kepahyang, sebab menurut berita Bunga Raflesia (bunga bangkai) pada bulan ini sedang mulai tumbuh bahkan sebagian sudah ada yang mekar di bukit kepahyang. Saya ingin menyaksikan secara langsung bunga bangkai ini di daerah aslinya.
Berkunjung ke Bengkulu meski bukan yang pertama, memang menyisakan pengalaman tersendiri.
Baiklah..bro and sis..doakan yah..
salam

Rabu, 11 November 2009

Pagi semua...

Hari ini saya datang pagi sekali di kantor, bahkan para petugas cleaning service pun belum pada datang. Sengaja saja, sebab ada beberapa file yang harus diprint dan siang ini harus ke perpustakaan nyari bahan untuk paper yang belum rampung. Ketika saya sudah duduk di meja ini para petugas cleaning service baru datang jam 6.30. Aktifitas mereka sudah mulai bergerak, mulai menyapu, membersihkan meja kerja, kursi kerja dan tentunya mengepel lantai. Wuiihh..wangi banget ni, ma kasih pak....mereka mengangguk..

Salut sekali bagi mereka, para cleaning service ini. Meski saya tahu benar penghasilannya mungkin tidak cukup bagi kehidupan mereka (;menurut saya), tapi aktifitas dan semangat kerja mereka begitu tinggi. Bayangkan, setiap hari mereka datang pagi. (ups kalau saya mungkin ga bisa seperti itu, apalagi temen-temen lain yang biasa datang kesiangan).
Saya sendiri merasa kurang enak jika datang kesiangan, tapi orang lain kok sepertinya biasa-biasa saja. Meski diakui dikantor, ketepatan waktu bukan segalanya yang penting tugas terselesaikan. Para cleaning service, mungkin sudah memiliki ideologi bekerja yang bener-bener tertanam dihati mereka. (hihihihi..ideologi bekerja saya apa yah?)...hihihi senyum sendiri. Ideologi bekerja para cleaning service itu mungkin sama dengan saya, bahwa hidup harus selalu diusahakan, bekerja adalah caranya, meski efeknya masih minimal, suatu saat pasti berubah jika kita terus berusaha. Semoga saja.
Salam untuk semua bloger dimanapun...

Kamis, 05 November 2009

Tukang Kiridit. (Kredit) Tasik...

Alhamdulillah, jumat pagi ini begitu indah. Sinar mentari menerobos meja kantorku, hingga membelai pipi kiriku,diusapinya, diakrabi nya dengan kehangatan. Terima kasih ya Allah. Meski jauh dari tanah tercinta Tasikmalaya, aku masih bisa menikmatinya. perlahan belaian kehangatannya turun menjauh seiring detak waktu yang terus memburu siang.

.....Tasikmalaya merupakan sebuah Kabupaten yang ada diwilayah Priangan timur, dari kota Bandung, ke arah timur. Berbatasan dengan Garut disebelah barat, Ciamis disebelah timur, Sumedang di sebelah Utara dan Lautan Hindia di eebelah selatan....

Berbicara tentang tanah tercinta, Tasikmalaya. Saya teringat beberapa catatan dan celotehan.
Dengar, kata Tasik saja, kita teringat tentang tukang kiriditnya (tukang kredit), Rhoma Irama si Raja Dangdut juga berasal dari tasik, para pengrajin ayaman bambu, pandan, bordier, kelom geulis,payung geulis, kampung naga dan terakhir gempa tasik yang cukup mengguncang 2 bulan kebelakang.
Tukang kredit memang melekat dengan orang tasik. Tukang kredit, berasal dari dua kata, tukang dan kredit. Kata tukang menggambarkan sebuah profesi, sedangkan kredit adalah sebuah aktifitas. Tukang kredit adalah orang yang berprofesi dengan aktifitas kredit.

Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” artinya percaya. Karena itulah kredit dalam arti luas adalah kepercayaan. Maksud dari percaya di sini, adalah adanya kepercayaan dari si pemberi kredit adalah kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu. Aktifitas tukang kiridit tasik sudah terjadi sejak tahun 70-an hingga sekarang. Para Tukang kredit menyebar di beberapa kota besar di Indonesia . Aktifitas mereka sangat khas, memberikan kredit barang khususnya pada yang miskin, sasaran mereka adalah para ibu-ibu rumah tangga. Barang yang dikreditkan pun biasanya ketel,panci, termos, payung, bahkan kompor dan sebagainya. Tak heran jika mereka (tukang kredit)berkeliling , sepeda nya akan penuh dengan aneka jenis barang .

Tukang kredit terbagi menjadi dua, yaitu tukang kredit laki-laki dan tukang kredit perempuan. Tukang kredit laki-laki biasanya pergi ke kota merantau menjadi tukang kredit, sedangkan tukang kredit perempuan berada di desa-desa. aktifitas mereka sama, menawarkan kredit barang dengan sistem kepercayaan, dan sistem pembayarananya tidak rumit, bisa harian, mingguan, atau bulanan.

Para tukang kiridit tasik biasanya mereka satu keluarga besar. Tukang kiridit yang berhasil ia akan membawa saudaranya ke kota kemudian dilatih menjadi tukang kredit, sistem latihannya juga tidak rumit, biasanya mendampingi dulu, ikut mengenali medan, bagaimana cara berkomunikasi dengan sasaran(konsumen), mengamati kreditur untuk meyakinkan bahwa nanti ia tidak akan susah ditagih, mengenali medan, mengenal toko-toko yang menjual barang murah tetapi kualitasnya bagus yang akan dijadikan mitra. Tukang kredit baru biasanya dikenalkan untuk memiliki sikap ulet, sabar dalam menghadapi konsumen, rajin dan kepandaian menghitung.

Keberadaan tukang kredit bagi mereka yang miskin sangat dibutuhkan, sebab cukup terbantu mereka dalam pemenuhan barang-barang rumah tangga. Sayang, sering dengan pergeseran jaman para tukang kredit mulai terpinggirkan, padahal potensi dan keberadaan sangat baik. Keberadaan tukang kredit kadang dipandang sebagai rentenir yang melipatgandakan uang, padahal sistem kredit tukang kiridit berdasarkan kepercayaan dan persetujuan. Kelipatannya pun tidak terlalu besar, dan objeknya bukan uang, tapi objek yang ditawarkannya adalah barang. Seperti itu pandangan saya. Mungkin teman-teman punya pandangan lain.

Para tukang kiridit tasik, mereka tidak kaya. Hidup mereka sederhana, hanya memang pendapatan yang diperoleh biasanya dibelikan untuk membeli tanah, sawah dan dikampungnya. Regenerasi tukang kredit dalam keluarga besarnya memang menarik. Mereka memiliki ikatan kuat, terlihat dalam pembagian lahan sasaran kreditnya, terlihat juga dalam sistem melatih (mentranfer) kemampuan menjadi tukang kiridit bagi tukang kiridit baru. Jika anda pernah melihat film dokumenter karya Amirul Arham tentang sosok Muhamad Yunus dengan Garmeen Banknya di Bangladesh , tentu kita teringat dengan tukang kiridit tasik. O ya, film dokumenter ini mendapatkan hadiah nobel perdamaian tahun 2006.

Orang tasik ternyata perantau yang ulung juga, buktinya para tukang kredit menyebar diberbagai daerah. Meski diakui, tukang kredit tidak hanya berasal dari tasik, tetapi juga ada yang orang Ciamis. Melalui orang tasik juga lah sistem kiridit dikenal diberbagai daerah. Keberadaan tukang kiridit bahkan menjadi ide lagu Bang Ben (Benyamin, seniman Betawi), lagunya berjudul Tukang Kiridit...

Masih adakan mereka (tukang kiridit) ditahun-tahun mendatang?


Rabu, 04 November 2009

Di jahili temen sendiri....


Terkait posting sebelumnya tentang kelengkapan surat kendaraan, saya teringat peristiwa setahun ke belakang. Ketika itu dikantor diundang mengikuti pertandingan volley ball persahabatan antar kantor. Terus terang dikantor, yang pemain volly ball putri hanya sedikit dan itupun kemampuannya di bawah rata-rata. daripada nggak ikut dan membawa pemain carteran, kami pun mengikuti pertandingan persahabatan tersebut dengan pemain seadanya. Saya dan teman putri lain, di tugaskan oleh kantor untuk ikut. Saya sih setuju saja, untuk menghilangkan kepenatan urusan dikantor maksudnya.
Singkat cerita, tim vollyball putri kantor kami berangkat, saya numpang motor teman menuju tempat pertandingan. Pertandingan dilaksanakan sehari full, dengan sistem gugur. Tanpa diduga, tim kami lolos ke final, hingga dalam sehari mesti bertanding 3 kali, dan pertandingan ke empat adalah final. Tim kami cukup kerepotan, kelelahan hingga di final kondisi fisik anjlok banget, hingga kami kalah dan jadi juara ke dua. Lumayan lah...meski badan terasa ambroll...
Pulang dari pertandingan, teman saya menawarkan agar saya yang didepan membawa motornya, ia saya bonceng. Kami sama-sama kelelahan..
Kupacu sepeda motor pulang....teman yang dibonceng hingga menguap terkantuk-kantuk kelelahan. Begitu pun saya. Untung saja tidak terjadi kecelakaan. Disebuah tikungan, beberapa orang polisi melakukan razia. Motor saya diberhentikan. Pak polisi meminta menunjukkan kelengkapan kendaraan bermotor. Saya tenang saja sebab mempunyai SIM, kemudian saya minta STNK kepada temen yang saya bonceng, lalu ia memberikan STNKnya tanpa saya cek dengan teliti.
Pak polisi, termanggut manggut dan memanggil saya.
Pak Polisi : Maaf bu, Pajaknya kendaraannya sudah 4 bulan belum di bayar.
Saya : Aduh..pak. Itu bukan motor saya, tapi motor temen saya. Itu dia orangnya. Sambil saya tunjukkan jari ke arah temen saya yang begitu kelelahan...
Pak Polisi : Tapi Ibu yang bawa motornya bu, ibu yang harus bertanggungjawab. serunya dengan penuh hormat.
Saya : Saya tidak tahu pak, kalau pajaknya sudah terlambat. Mohon maaf. seraya saya melihat temen yang sedang senderan di tembok toko sambil senyum kecil kelelahan bermain volly.
Pak Polisi : Maaf bu, ibu saya tilang berikut SIMnya saya bawa. Nanti kita sidang hari jumat besok jam 10 pagi. Ini alamat tempat sidangnya.
pak Polisi meninggalkan kami dan menuju pos polisinya.
Aduh..sudah kecapaian di tilang lagi, eh yang punya salah malah senyum-seyum seraya meminta maaf. Ah dasar si jahil...Jika tahu pajak motornya belum di bayar selama 4 bulan, aku ga akan bawain motor tersebut...
Akhirnya kami pulang membawa surat tilang......

Senin, 02 November 2009

Pulang Ke Tasikmalaya...


Bismillahirahmanirrahim....
2 minggu sudah kutinggalkan dunia maya, tanpa ngenet, tanpa fesbuk, tanpa chatting dan kegiatan download serta ngeblog...Thanks temen-temen yang sudah meluangkan waktunya berkunjung ke rumah ini. Saya merasa masih ada yang sudi mampir ke tempat ini tanpa saya datangi ulang ke TKP yang bersangkutan...memang rasanya kurang afdol ketika tidak kunjung balik bagi saya. Mohon maaf ya..
Hari Jum'at lalu saya pulang ke Tasikmalaya, bersama si merah yang setia. Maksudnya sengaja saja, ingin menengok orang tua dan Bapak menelpon, bahwa kolam ikan tempat pembenihan ikan kecil akan di pindahkan ikannya ke tempat lain sehingga saya diharpkan hadir sekalian liburan bersama si manis dan hafung...
Di jalan By pass Cicalengka-Nagreg terlihat beberapa personel polisi lalulintas sedang melakukan operasi pemeriksaan kelengkapan kendaraan bermotor. Beberapa mobil dan motor diberhentikan dan diperiksa kelengkapannya. Dulu sebelum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) saya sangat takut jika ada pemeriksaan karena memang bersalah membawa kendaraan tanpa SIM. Pelanggarannya kan cukup berat juga. Tapi saat itu saya tidak diberhentikan, entah kenapa Padahal mobil dan motor lain diberhentikan. Akhirnya saya berhenti disebuah warung dan melepaskan lelah sejenak sambil melihat aksi pak polisi menegakkan peraturan lalulintas memeriksa kelengkapan motor dan mobil.
Seperti biasa, jika mobil dan motor diberhentikan, Pak Polisi terlebih dahulu memberi sapaan sebagai pelayan masyarakat.
," Selamat siang, mohon maaf menggangu perjalan anda."
," Bisa lihat kelengkapan sura-suratnya, SIM, STNK ?,"dengan penuh hormat.
Bagi mereka yang lengkap sih, biasanya raut mukanya tenang-tenang saja tapi bagi yang surat-suratnya tidak lengkap kelihatan gugup dan memerah mukanya serta berbicara mengemukakan segala alasan ini dan itu..saya suka tersenyum sendiri.
," ternyata, masih ada juga yang motornya bagus, atau mobilnya mewah pengendaranya tidak membawa kelengkapan surat kendaraan,..entah apa alasannya.
proses selanjutnya, jika lengkap si pengendara dipersilahkan melanjutkan perjalanan, jika tidak lengkap ya diberikan tindakan tilang. Hukum harus tetap ditegakkan bagi mereka yang melanggar kan ?
Tugas Polisi lalulintas dalam kegiatan ini cukup berbahaya, mereka perlu hati-hati ketika akan memberhentikan kendaraan yang lalu lalang, sebab bisa saja para pengemudi yang nakal tidak memperlambat kendaraannya, bahkan menyerempetnya karena memang ia tidak memiliki kelengkapan surat kendaraan.
Sambil melepas penat, saya minum secangkir kopi hangat. penjaga warung adalah seorang anak kecil, usianya sekitar 11 tahunan. ia menunggui dagangannya sambil terkantuk. Saya tersenyum saja. Kutegur untuk diajak ngobrol.
Saya : Neng, tidak sekolah ? kok jam segini jagain warung ?
Neng penjaga warung : Tidak bu, nanti siang jam 1.
Saya : O..kelas berapa?
Neng penjaga warung : kelas 5 SD. Sambil melihat cermin kecil, ia senyum-senyum melihat sebintik jerawat imut di pipi kanannya.
Saya : Kenapa, senyum-seyum gitu? ih..kok udah jerawatan...sapa saya
Neng penjaga warung ; ah..ibu. ga apa-apa kok. itu teringat si Arman. temen saya, saya baru saja di tembak...he..he...(rupanya ia lagi jatuh cinta)
Saya : ah..anak seusia kamu belum saatnya pacaran neng...
Neng penjaga warung : ah..ga apa-apa bu. saya kan masih belajar....belajar pacaran...he,...he..
Saya : iihh..masih kecil udah belajar pacaran...saatnya belajar neng, mumpung masih kecil. Mau jadi apa kalau masih kecil sudah belajar pacaran?
Neng Penjaga warung : Jadi dokter bu..Dokter cinta...he..he,,kembali ia tersenyum kecil
Saya : Dokter cinta ?, maksudnya ?
Neng penjaga warung : Ia, itu yang suka menasehati orang-orang yang putus cinta biar enggak putus asa dan bunuh diri. Banyak kan Bu?
Saya : O begitu..
Setelah hilang sedikit penat, saya kembali melanjutkan perjalanan, menggeber si Merah di tikungan-tikungan tajam nagreg menuju Tasikmalaya...
Selamat tinggal pak polisi..neng penjaga warung...mari...