Teh Ai, memang sudah belasan tahun mengabdi menjadi tenaga guru kelas di MI, pengabdiannya yang cukup lama memang membuatnya tidak ada pilihan lain untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi guru dan tercatat untuk menjadi seorang PNS. Profesi guru di kampung merupakan sebuah profesi yang dihormati, meskipun diakui gajai dan tunjangannya masih harus terus diperjuangkan. Ketika saya berbincang dengan Teh Ai, mengenai profesi guru, ia berpendapat bahwa guru merupakan profesi yang mulia, profesi yang paling ia dambakan agar bisa mengabdi dan membantu anak-anak disekitar kampung kami yang notabene kekurangan guru, guru juga menjadi figur bagi masyarakatnya, ada istilah guru digugu dan ditiru, meski gajinya boleh dibilang harus terus ditingkatkan.
Perjuangan Teh Ai, selama hampir 12 tahun menjadi tenaga honorer guru terus ia lakukan dengan tabah, penuh kepercayaan dan pengabdian untuk terus memberikan asuhan pada anak didiknya. Sangat miris ketika saya mengetahui honor yang ia terima tiap bulan untuk profesi guru honorernya, apalagi ia telah berkeluarga dan memiliki 2 orang putri. Menjadi guru, adalah cita-cita Teh Ai sejak ia keluar Mandrasah Aliyah.
Teh Ai, sudah sering mengikuti tes CPNS dan selalu gagal, konon terbentur oleh orang lain yang lebih "cerdik" atau oleh apalah yang jelas sulit menembus untuk lolos tes ini, meski dikatakan dimedia massa "kali ini tes betul-betul bersih". Mengiktui tes CPNS seperti masuk ke lubang jarum, peserta tes membludak dan yang diterima hanya seorang atau dua orang untuk satu jurusan.
Jam 12 siang, matahari membakar kepala hingga ubun-ubun. Saya membesut si merah menuju lokasi pengumuman. Hasil pengumuman ditempel di papan pengumuman, orang-orang berdesakan, ingin melihat hasil pengumuman tersebut. Sayang, hasil pengumuman tersebut tidak di up load di internet dan media massa (yang sy tahu). Akhirnya saya ikut berdesakan, keringat mengucur deras, mata sampai difokuskan kepada hasil pengumuman.
Akhirnya, Alhamdulillah Teh Ai LULUS.....
dalam hati saya berucap syukur, dan sujud syukur atas keberhasilan ini.
Saya langsung telpon Teh Ai, dan mengabarkan berita ini. Diujung telpon, terdengar isak tangis Teh Ai. Ujung dari perjuangannya sebagai guru honorer berakhir. Ia berucap Hamdalah beberapa kali. Saya ikut gembira dan terharu. Ia kini punya pekerjaan tetap, gaji tetap dan setidaknya masa depan keluarganya sudah mulai terlihat.
Terima kasih ya Allah, doa dan harapan Teh Ai terwujud. Mudah-mudahan guru honorer lain yang jumlahnya masih banyak dinegeri ini mereka bisa terangkat posisi dan kedudukannya menjadi guru tetap.semoga saja.
Amin.
(temen-temen ada yang pernah mengikuti tes CPNS?)