Selasa, 21 Oktober 2008

Bus dan Diablo

Depan terminal. Bis teronggok, memuntahkan penumpang yang berdesakan saling dorong dan berlarian tergesa-gesa menuju pintu keluar. Desiana, Mahasiswi semester empat fakultas sastra terhimpit dalam kegalauan hati penumpang yang berhamburan menuju tempat tujuan.
Aroma khas masyarakat kebanyakan tercium ramah menusuk hidung memasuki desir-desir darah nadi yang mengalir lesu.Bang Supir, Kang Kondetur, Mak fu, karyawan kantor, mahasiswa, pelajar SMU, tukang koran yang lehernya digelayuti berita korupsi,pemerkosaan, debat presiden AS, perkelahian pemain bola dengan wasit serta wasit dengan manajer, pemilu dan lainnya. Urat nadinya dan tenaganya rela ia korbankan untuk memberikan berita kepada kita, khalayak penikmat berita.
Di sudut bus, berdiri miring Diablo. Diablo! Pengamen bus dengan suara melengking yang menembus hati nurani yang teronggok kemerahan sedikit menghitam berpenyakitan.
Diablo.Bernyanyi untuk merdeka. Menyerukan keinginan daerahnya untuk bebas dari kolonialisme, pemberatan dan pengadopsian tanah yang semena-mena. wuih...diablo.
Mak Fu. Menelisik bergerilya mencabuti dompet-dompet tipis penumpang, memilah dan memilih rupiah dalam dunia bayangan demi setetes rejeki yang harus ia kejar dengan segala cara dan resiko.bug!hati-hati Mak Fu! Nt bisa dilaporin orang yang ga kasihan sama nt! masa copet kere dilaporin nyopet?
Bus penuh! Wak Din, menyeru. suaranya lantang bak Bung Tomo, saat membakar semangat arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Bang Moch penarik tali rem, menggertak stater dan menggebrak gas bus reyot yang hidungnya berlumuran polusi sejak tadi pagi. Bang Moch melempar senyum sinisnya pada Burhan. Eh..Bur? Kapan lu, naik mobil gua?". serunya. Burhan tertawa kecil. He..Moch.Elu tuh yang bikin penumpang jadi ikan asin". Pake AC dong,'masa bus gede enggak pakai AC ? " di ambil ya ? di bawa ke rumah kan ?. Tooooooootttttt.....klakson besar ditekan kasar bang Moch. Menghentikan ejekan Burhan. Burhan terdiam. Bus besar perlahan bergerak, mengantarkan mimpi penumpangnya menuju sorga khayalan...mungkinkah?
"Diablo?' masih disana?"
Aku tahu Diablo? kamu masih disana ?"
selamat siang Diablo?"
balas cintaku dengan nynayian mesummu.
Diablo?". selamat tinggal. Aku pulang duluan ke kampung. kita bertemu lagi di kebun jagung. Aku rindu janggutnmu, Diablo"....

Bus perlahan merengkuh jalan impian, menuju tujuan dengan beban berlebihan di badannya...satu persatu baut-baut perkasanya berguguran seiring jaman. Badannya makin blepotan, tebal oleh kebisingan dan racun kendaraan muda di depannya.

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon