Rabu, 14 Januari 2015

Ngobrol sains dengan Guru PAUD

Beberapa waktu lalu, saya duduk berdampingan dengan seorang Guru PAUD di sebuah Rumah Sakit swasta yang kebetulan sedang mengantri obat . Ia salah satu pendidik di sebuah lembaga PAUD. PAUD yaitu Pendidikan Anak Usia Dini yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini, salah satu nya untuk kelompok bermain dengan usia 4 s. 6 tahun. Kami berbincang tentang proses belajar di PAUD yang lebih mengutamakan strategi bermain sambil belajar.
Bu Guru PAUD ini mengutarakan bahwa ia sedang memiliki project kecil untuk mengenalkan sains bagi anak usia dini di lembaganya dengan metode-metode yang lebih mudah dipahami anak sambil bermain dan anak diusahakan larut dalam pembelajarannya. Konon menurut beberapa ahli sains, sains yang berbasis pada metode inkuiri lebih mengandalkan keterampilan proses yang mengutamakan keaktifan anak. Peran Guru lebih pada fasilitasi, membuat kata-kata kunci untuk membangkitkan keinginan bertanya pada anak, kemampuan anak membuat dugaan atas sebuah peristiwa, kemampuan anak membuat jawaban sementara, kemampuan anak membuktikan dugaan dan jawaban sementara dan kemudian mengkomunikasikannya secara sederhana sehiingga pada akhirnya ia bisa menganalisis dampak dan gejala dari sebuah peristiwa dan menyimpulkan dengan bahasanya sendiri.
Secara pribadi saya bengong dan mungkin tidak percaya jika pada anak usia dini khususnya usia 4 s.d 6 tahun di treatment seperti itu dengan balutan bermain untuk mengenalkan sains pada anak di sekolah. Namun kemudian Bu Guru PAUD ini kemudian mengutarakan bahwa pengenalan sains dilakukan pada anak mengingat anak pada masa senang berekplorasi. Anak senang mengenal apapun yang dilingkungannya, baik benda, ruang , bahkan gejala alam dan lingkungan yang baru ia temui, dan ia ia rasakan. Nah dalam kondisi inilah peran Guru PAUD mengenalkan sebuah gejala, mengenalkan sebuah peristiwa dan gejala.
Bu Guru PAUD itu kemudian menguatkan pendapatnya bahwa sebenarnya anak senang mengamati sesuatu. Apalagi yang baru ia kenal. Anak senang mencoba sesuatu. Apalagi yang baru ia kenal. Kondisi-kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Guru PAUD untuk mengenalkan sains pada anak. Misalnya ketika bermain ke sebuah kebun, anak dipersilahkan mencari aneka daun. kita tahu di kebun tersebut berbagai jenis aneka daun dengan berbagai bentuk, warna, kontur dan lain-lain. Pasti senang lho anak diminta menyelidiki aneka bentuk daun sesuai kemampuan anak. ini pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan pada anak. Tentunya Guru PAUD harus meng-update kemampuan pengetahuan sainnya.
Ada lagi contoh ringan, anak diajak menggumpulkan aneka jenis tanah yang ada dilingkungan sekolahnya. Ingat..anak suka main tanah toh? Nah coba bandingkan tanah gembur, tanah liat disekitar sekolah, dan tanah pasir dalam menyerap tanah. Anak bisa mengumpulkan aneka jenis tanah tersebut dalam aqua bening kemudian disiram dengan air dan lihat kemampuan masing-masng tanah dalam menyerap air. Tanah yang mampu menahan air lebih lama dan mengendapkannya itu tanah yang baik untuk ditanami. karena air yang ada dalam tanah akan menjadi makanan bagi akar-akar tumbuhan. sebaliknya tanah liat akan sulit menyerap air karena tingkat kerenggangan dalam komposisi tanahnya sangat rapat.
Bu Guru PAUD makin semangat, menerangkan praktek sainsnya kepada saya. Ia mengeluarkan buah jeruk dari tas nya, lalu mengambil gelas air mineral yang terisi setengah. kemudia ia memasukkan buah jeruk tersebut dan ternyata buah jeruk itu terapung. Tidak tenggelam. Wah ini Hukum Archimides kali ya ? menurut saya. Beberapa menit kemudian, Bu Guru PAUD mengambil jeruk itu lalu mengupasnya. Selesai di kupas kemudian jeruk tersebut di masukkan lagi pada gelas berisi air mineral dan apa yang terjadi..wow! jeruk tenggelam. Secara singkat ini menerangkan bahwa kulit jeruk berisi banyak udara, mengakibatkan kemudian jeruk terapung. Saya kemudian ingat pada pelampung yang saya pakai ketika bermain banana boat di Pantai Pangandaran.
Tidak terasa akhirnya giliran obat saya datang, setelah mengambi obat kami berpisah. Guru PAUD memberikan alamat lembaganya untuk saya kunjungi suatu saat. Pertemuan yang bermakna bagi saya dan ingin mencoba hal hal sederhana untuk mengenalkan sains pada anak di rumah.


10 komentar

Sains banyak membantu aku tuh mengatasi masalah-masalah psikologis ku waktu masih kecil. Hihihihihi. Orang pikir kan sains kayaknya serem yah, khusus buat yang pinter-pinter, tapi pas ditunjukin dgn cara yang simple, rumus sains yang paling ribet juga jd mudah dimengerti. Hihihihhi...

Selamat tahun baru mba Raraaaa...

-Ninneta-
www.ninneta.com

Sains memang tidak menarik kalau hanya teori ya mak

betul mbak neta. sains ternyata menyenangkan jika dicoba pada anak. anak termotivasi untuk bertanya. meski bengong ank itu pada dasarnya mikir. kenapa itu terjadi? mengapa demikian. hal seperti itulah yang harus di biasakan pada anak sejak dini.
selamat tahun baru juga mbak Netaaa....

Persis. Kadang beberapa anak ogah mengenai sains karena sains dikenalkan teorinya saja Mbak Lusi..
terimakasih telah datang.
Have a nice days

BElajar sains itu seru anak-anakku juga suka

jaman aku sekolah dulu ga sekreatif sekarang ya....seru juga kalo bisa main tanah sambil belajar ngebedain jenis2nya

kini makin banyak anak-anak suka sains. saya pikir ini awal yang sangat baik, apalagi di usia dini sehingga mungkin saja anak kemudian memikirkan bagaimana caranya hidup di mars suatu saat heheh. mungkinkah?

betul mbak. sama . sy juga dulu belajar IPA dan Ilmu bumi sangat minim praktek. yang masih inget membedah perut ikan, dan kadal..heheh

science is fuuun indeed :)...salam kenal maaak...beruntung sekali bisa ketemu guru PAUD yang kreatif dan pandai mempraktikkan sains secara nyata..

kebetulan sekali. pertemuan yang bermakna dengan beliau..
terimaskih sudah berkunjung maak

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon