Selasa, 06 September 2011

Timnas, Ayo Bangkit!

Nah..gol lagi kan?
Si manis, menyeru dengan nada kecewa.
Saya pun demikian,.....


Indonesia akhirnya menelan kembali pil pahit setelah kalah 0-2 dari Bahrain tadi malam. Sungguh mengecewakan tetapi membuat saya semakin penasaran dengan peristiwa yang menyesakkan ini. Tidak hanya bagi saya, tentu bagi seluruh pecinta sepakbola sekaligus pecinta Timnas di seantero nusantara ini.
Mengapa bisa kalah ?
Saya melihat kekuatan bola tiktak pemain Timnas tadi malam hilang. Para pemain justru berduel di sektor pertahanan hingga Boas pun terseret ikut berjibaku dilini belakang. Mengapa ? Karena sektor tengah yang harusnya dikuasai Firman dan Bustomi telah rapuh. Firman acap kali salah memberi assist, lemah dalam dribbling dan kurang tepat membaca situasi. Bustomi terlalu tergesa dan Nasuha terlalu mundur hingga suplai bola ke depan sangat sedikit. Timnas Indonesia sedikit terbawa oleh permainan umpan panjang dan cepat yang diperagakan oleh pemain Bahrain dan para defender di belakang cenderung kerepotan menjaga penyerang Bahrain yang taktis dengan memanfaatkan kendurnya konsentrasi para pemain bertahan.
Peter Taylor, sepertinya berhasil menerapkan pola daya serang umpan panjang dan cepat serta agresif ala permainan Inggris sehingga Timnas sepertinya disibukkan dengan serangan balik Bahrain yang sempurna dan akhirnya blocking bola udara yang sia-sia.
Ketatnya pertahanan Bahrain yang disiplin dengan pemain yang bugar dan tinggi menyulitkan Boas, Gonzales dan Bepe dalam mengobrak-abrik lini pertahanan. Sisi tengah Indonesia nampak begitu rapuh dan sering kehilangan bola karena kualitas dribling, baca situasi dan fighting pemain yang malam tadi terlihat kurang maksimal.Andai saja bola permainan pendek, cepat dan agresif yang seperti biasa dimainkan para pemain Indonesia bisa berjalan normal mungkin kekalahan tadi malam bisa dihindari. Permainan bola simpel seperti yang diperagakan melawan Turkmenistan, hilang sudah karena konsentrasi pemain terlihat semakin mengendur dari menit ke menit.
Disela gempuran deras dari Bahrain,Timnas cukup memberikan tekanan pada Bahrain,meski tidak sering. Tapi saya melihat ini bukan dari pola bola simpel yang biasa diperagakan tetapi semata dari beberapa kesalahan pemain Bahrain. Beberapa sumber yang saya baca, kekalahan ini menunjukkan bahwa ini sebuah gambaran pola kompetisi Indonesia yang masih semrawut, SDM yang masih belum maksimal baik pemain, pelatih, penyelenggara dan sisi Sarana dan Prasarana yang belum mendukung penuh. OLEH KARENANYA SEGERALAH BERBENAH!.
Jelang membungkam Qatar
Masih bisakah kita membungkam Qatar?. Pertanyaan ini sepertinya terlalu optimis. Saya pikir, masih ada waktu satu bulan untuk mempersiapakan perbaikan dalam berbagai hal. Baik sisi strategi dan teknik, manajemen maupun tambahan pemain baru. Bukan hal yang tidak mungkin, kita menambah pemain baru yang lebih berkualitas (maaf bukan meremehkan pemain yang sudah ada), tetapi kita perlu realistis dengan komposisi pemain yang ada. Lihatlah sektor tengah. Sektor inilah yang paling vital dalam memperlancar aliran bola baik bertahan maupun menyerang. Sosok Firman setidaknya kini sudah mulai menurun secara fisik pasca seringnya cedera sehingga driblling, blocking dan kemampuan baca situasinya sudah mulai menurun. Sudah saatnya ia memiliki tandem lain sekelas Bustomi atau pemain baru. Bukan hal yang tak mungkin, bila PSSI kemudian melakukan naturalisasi pemain baru atas input dari pelatih untuk menambah daya gedor Timnas melawan Qatar. Kalau memang diperlukan naturalisasi pemain baru, saya pikir segeralah lakukan bila memang bisa menambah " daya ungkit" serangan terhadap lawan. Bukannya kini naturalisasi sudah menjadi trend global yang sudah dilakukan negara-negara lain untuk memperkuat Timnas?, disela revisi pola pembinaan oleh PSSI yang sudah harus segera dilakukan.
Perlu disimak, kekuatan Qatar sebanding dengan Bahrain meski beda level, tetapi gaya permainan, postur tubuh pemain tak jauh beda. Bahkan Qatar bisa menahan Iran, 1-1 dikandangnya tadi malam. Tapi saya menilai, pelatih memiliki waktu cukup untuk memberikan treatment pada pemain, mengatur strategi dan mengasah kemampuan pemain dengan seringnya melakukan ujicoba sehingga secara fisik pemain tetap bugar. Ada baiknya pemain melupakan dua kali kekalahan, meski ini berat. Oleh karena pelatih perlu membangun motivasi psikologis pemain dengan maksimal, apalagi di jadwal pertadingan melawan Qatar dilakukan di GBK jika disetujui oleh FIFA pasca insiden petasan tadi malam.
Keterpaduan pemain juga perlu senantiasa dijaga bila ada pemain baru yang dipanggil, sebab tentu akan merubah pola permainan. Meski kini awan mendung mengelayuti Timnas dan pecinta bola nasional, tetapi hendaknya motivasi besarlah yang harus menguak dan menyibak awan mendung tersebut sehingga Timnas bisa memanfaatkan sisa pertandingan di tahap prakualifikasi zona Asia dengan maksimal. Ini sebuah kesempatan,dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin supaya kita bisa menunjukkan bahwa kita juga bisa mengalahkan Qatar, Bahrain bahkan Iran di depan para pendukungnya kelak.
AYO BANGKIT TIMNAS.....

9 komentar

Ya, agak kecewa ketika hasil laga Timnas - bahrain dengan skor 0 - 2. Timnas, memang harus bangkit. Bangsa ini harus bangkit.

haduh gak ngerti deh kalo urusan bola...

Semoga saja Timnas dapat mengejar ketinggalannya ya dan keluar dari posisi juru kunci.

sedikit kecewa dengan hasil timnas kemaren :(
tapi pertandingan sisa masih ada, harus bisa menaaangggg...

nice post :) semangat always utuk timnas....salam sukses selalu

timnas harus tetap semangat!!!! :D

maju trus........ jangan mundur

buat timnas Indonesia terus maju pantang mundur,semangat dan berlatih seriuslah agar kita bisa mencapai yang maksimal... saya yakin kalau timnas indonesia berlatih dengan serius pasti masuk ke piala dunia amin!!!

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon