Minggu, 07 Juni 2009

Maafkan aku mak

Seindah pagi itu kau mengurai senyum indahmu, melepas kepergian anakmu ke kota ini., untuk sebuah harapan yang selalu kau sebutkan Mak, "jadilah orang yang bisa berguna untuk agamamu, keluargamu dan negaramu,". Sementara apa yang kumiliki, hanya sebuah pengalaman sekolah di Sekolah Dasar, tanpa ijazah akhir sebab emak tak bisa lagi membuka matanya untuk selamanya yang sekaligus berdampak pada hilangnya orang yang membiayai pendidikanku waktu itu.
Kukayuh, kukerahkan seluruh dayaku, menempuh segala ujian, tantangan dan rintangan yang senantiasa muncul setiap saat yang tak pernah terduga, tak terkira dan tak pernah terpikirkan. Hidup..hidup..seperti inilah yang selama ini kujalani, berebut rejeki bersama orang-orang yang pakaiannya lusuh, mengharap belas kasih dari orang-orang, padahal aku adalah seseorang yang cukup berotot, tetapi mengapa aku tidak memiliki keberanian untuk mencari rejeki dengan mengandalkan kekuatanku, dengan otot-ototku, dengan otakku meski aku seorang lulusan SD yang tidak berijazah? pergolakan pikiran inilah yang selama ini terus bergemuruh dalam jiwaku, perasaan bersalah atas ketidakmampuanku untuk mewujudkan harapan emak. Bahkan aku menjadi seorang yang sangat dibenci emak, pengemis...(maaf )
Kujalani kehidupan tersebut dengan mukaku yang selalu merah menahan malu, malu atas orang -orang yang mencibir, atas tatapan yang bertanya-tanya.....
hingga suatu malam kuteguhkan untuk kembali ke kampung...
dengan sedikit uang yang tersisa, dibekali harapan dan bisikan emak untuk kembali menengok seonggok tanah peristirahatan terakhirnya...
sungguh miris melihat kuburan emak,
beberapa tahun tak pernah kujenguk tempat peristirahatannya ...batu-batu nisannya terserak,
rumput liar menemaninya..
sungguh aku berduka untuk kedua kalinya atas meninggalnya emak..dan atas pemandangan ini.
maafkan aku mak..
(akhir dari pengalamanku berjejal bersama para pengemis di kota, aku bekerja apa saja yang aku bisa, yang aku mampu di kampung, menjadi apa saja yang bisa berguna untuk orang lain, untuk diriku sendiri dan untuk jejak-jejak yang emak tinggalkan)..

26 komentar

hiks..hiks.. aku termewek mewek baca ini.

Duuh... jd ikutan sedih ni, hiks...

Smoga Sang Bunda bahagia di alam sana, amin ya Alloh...

Cerita yang mengharukan. Nice posting.

duh,, sedih banget neh bacanya,, hikz..

thanks buat sharingnya yah...

semoga ibunda tenang di alam sana yah...

Ass.
Duh sedih banget postingannya mba
Wass.

jd terharu dan rindu bunda....
Bunda,...anakmu jg merindukanmu selalu...dan smoga diberikan kesehatan untuk mu bunda...

Mengharukan neh ceritanya...

berkunjung saat terik matahari pekanbaru tidak seperti biasanya dan sekarang redup mungkin karena ikut berkabung atas bencana yang sedang terjadi lagi

Assalamu'alaikum...

Perjalanan sang waktu, membawaku sampai kepada sebuah rumah. Untuk aku bersilaturahmi, menebar salam menghulurkan tangan.

Salam kenal...

nangis nih baca artikel ini.

ass
Mudah-mudahan masa depan datang dengan lebih baik sis.Dan emaknya di ampuni dengan segala dosanya amin.
wassalam.

perjuangan yang membutuhkan pengorbanan akan hilang akibat tak mengingat seorang yang selalu membantu kita, tanpanya mungkin kita tak ada apa2nya.

antara ibu dan ayah...mana lebih diutamakan?....ibu

Mbak, wah gak nyangka langsung ke rumahku. Makasih yah mbak sarannya. Semoga saya lebih semangat lagi untuk nulis. :)

Semakin sering saya berkunjung, semakin saya sering membaca tulisan mbak Insya allah, semakin saya mengenali mbak. (hehehehe... sok amat yaks?)

MBak kadang kita ini gak di hargai oleh orang lain, WALAUPUN sebenarnya yang kita lakukan adalah yang terbaik bagi mereka sendiri,,, tetap sabar,,, seperti Kata Emak bergunalah bagi Agama, Bangsa dst,,,

Salam dari saya,,,

Ceritanya yang mengharukan. Nice posting.
salam knal

berbaktilah kepada orang tua
hal yang selalu diajarkan
mengemis bukanlah jalan keluar
masih ada nafas untuk bekerja

emakmu pasti bangga ke kamu

sebelum kita punya anak, emaklah tambatan hati kita. setelah jadi emak, siapkah ada hati yang tertambat pada kita nanti?
salam kenal

aku datang kawan membawa satu point neh buatmu

Perjuangan anda pantas mendapat acungan jempol & layak untuk dibanggakan

Ass...
duh neng Rara .. postingan ini mengingatkanku akan masa laluku.
ini postingan neng Rara yang kedua dan lagi2 mengingatkanku pada kehidupanku yang lalu
cuma bedanya Bundaku masih hidup dan masih bisa kudengar suara teduhnya

Salam Sayang buat para pengemis kecil d luar sana

....kasih ibu, sepanjang masa..
ahhh, again, i lose my word..

saya speechless kalau bicaranya soal ibu...

ass.
Alhamdulillah sy kembali, minggu kemarin betul-betul menutup akses internet dan info dari manapun.(maklum lg ada beberapa terget kerjaan yg harus selesai).
Buat teman-temen yang sudah meluangkan waktunya, berkunjung ke rumah sederhana ini, ma kasih banget ya, mohon maaf tidak di comment satu persatu.
ma kasih
wassalam

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon