Rabu, 06 Mei 2009

Tetanggaku Punya Kisah


Bismillahirahmanirrahim
Semoga bukan tergolong kategori membicarakan orang, tapi hanya sekedar mengkisahkan.
Begini :
Ada seorang perempuan, Ia sudah tua.
Perempuan itu sebut saja Inah (nama samaran). Inah merupakan orang yang cukup terpandang di kampungnya, memiliki beberapa tanah sawah, tanah kolam dan perkebunan. Bahkan memiliki tanah khusus untuk dijadikan sebagai makam keluarga. Inah merupakan anak dari orang terpandang juga tadinya, saudaranya ada 5. 1 laki-laki dan 4 perempuan.
Inah Memiliki 2 orang anak perempuan. Anak sulung pertama sebut saja Bintang. Yang kedua namanya Bulan. keduanya sudah bersuami dan tinggal dekat dengan Inah.
Bintang merupakan anak sulung, karena takdir Allah Bintang meninggal lebih dulu daripada Inah Inah sangat kehilangan. Beberapa tahun sepeninggal Bintang, Inah pun meninggal dunia dipanggil Allah SWT. Bulan sebagai anak bungsu pun sangat kehilangan mereka. Meninggalnya Inah betul-betul memberikan duka mendalam bagi Bulan. Ia kini tidak punya saudara kandung lagi. Pada saat Inah hidup, Inah juga tidak pernah menghibahkan hartanya pada Bulan. Sementara anak perempuan dalam hal warisan memang sangat lemah.
Pada saat hidup Inah juga, hanya bicara semua harta Inah diserahkan kepada Bulan, tetapi saat itu tidak ada saksi sehingga keterangan tersebut kurang jelas.
Beberapa bulan sepeninggal Inah, terjadilah sengketa terkait warisan Inah. Anak dari saudara laki-laki almarhum Inah menggugat bahwa, beberapa bagian harta Inah adalah bagiannya juga. Bulan sebagai anak kandung Inah terkejut, dan tidak menyadari bahwa akan terjadi sengketa tersebut.
Bulan sebagai anak kandung almarhum Inah bertanya :
1. Apakah memang ada hak waris bagi anak laki-laki dari saudara Inah (Ibunya) yang laki-laki atas harta Inah ?
2. Apakah memang betul, jika anak perempuan mendahului meninggal dunia kemudian harta anak perempuan itu harus dikembalikan pada Ibunya ? ( kasusnya adalah ketika Bintang meninggal lebih dulu daripada Inah Ibunya, nah harta Bintang harus dikembalikan kepada Ibunya/Inah)
3. Bagaimana ia menyikapi harta warisan Inah (Ibunya), apakah secara hukum waris, harta Ibunya sudah menjadi miliknya yang sah?
4. Apa yang harus Bulan lakukan untuk membereskan sengketa ini, agar ia tetap rukun dengan saudara-saudara lainnya terutama saudara dari Inah Ibunya.

Sebagai seorang muslimah, saya akui kurang paham dalam hal harta warisan. Kisah tersebut memberikan pembelajaran bagi saya untuk semakin mendalami agama dan implementasinya di dunia ini.
Adakah teman-teman yang bisa memberikan input atas kisah tersebut. Terimakasih sebelumnya. Semoga.
Wassalamulaikum....



23 komentar

Teken kontrak dulu. Tapi Bentar ya Neng, aku Magrib dulu ntar pasti aku balik lg. Tungguin.

Waduh, kasus yang cukup rumit. Tapi semua kalau dikembalikan ke Al Qur'an pasti ada penyelesaiannya. Memang sangat rentan bicara masalah warisan.

Gini aja deh, biar lebih jelas, tanyakan ke Pak Ustadz yang bisa dipercaya dan mempunyai pengaruh. Biar semuanya jelas dan tidak ada lagi polemik antar keluarga tetangga Neng Rara.

ass.
rio : thanks rio,sy tunggu.
seno : trims bang,kembali ke Al Qur'an salah satu jalan
wassalam

Ass wrwb...
Karena si Orang tua telah meninggal dengan tanpa meningalkan surat wasiat yang sah (dg meterai / notariat)maka secara hukum positif (hukum naional) jadi sulit untuk mengklaim karena masih ada hukum2 lain yg bisa digunakan oleh "pihak luar" iku meng-klaimnya....
Saya pikir masalah ini mau tidak mau harus diselesaikan melalui pengadilan (pengadilan negeri atau pengadilan agama).
Karena kalau tidak..akan berbuntut panjang pada masing-masing keturunannya...
Wass...

PS: mbak...gak ada salahnya mulai sekarang dipikirkan baik2 dg suami mengenai hal itu (warisan)...paling aman kita harus membuat surat wasiat yg resmi.

Ass. Neng.

Aku balik nih, maaf agak lama.
Hmmmm... masalah yg sangat rumit. Oke kalau menurut aku nih, bertumpu pada Al-Qur'an yg pernah aku baca. (Maaf kalo salah) Hal2 mengenai harta ini udah diatur dalam Al-Qur'an bab X. Dan untuk harta orang2 Perempuan ada penjelasannya pada pasal 14. Kalo dalam surahnya ada pada Surah An-Nisa' ayat 4, 7, 11, 19 dan 32. Maaf kalo salah.
Pada ayat 11 misalnya. Penjelasannya kira2 begini.
"Alloh mewajibkan kpdmu tntang pembagian harta warisan utk anak2mu.
Bag. anak Laki sama dng bag. dari 2 anak permpuan....
Sedangkan utk anak dari saudaranya juga berhak atas harta itu asal dia laki2.
Kalo anak perempuannya itu tunggal, maka dia berhak atas separuhnya. Dan separuh yg lain untuk di bagi ke yg lainnya, termasuk anak dari saudaranya tadi."

Maaf Neng, akan puanjang bngt kalo aku jelasin disini, sebaiknya tanyakan langsung aja ke yg lbh ahli.
Aku juga kurang paham masalah harta warisan kyk gini. Pedoman aku cuma satu Al-Qur'an. Kembalikan semua ke aturan Islam yg ada.
Maaf jika koment aku ini tidak memuaskan.

Wass.

yup pengadilan agama lebih bagus
mungkin bisa coba pelajari mana yang muhrim dan mana yang ga muhrim

good news sis,bisa di jadikan contoh untuk kita semua agar berhati-hati nantinya.

Menurut saya ,saya setuju dengan ms srex aswinto yaitu lebih baik diselesaikan di pengadilan negeri/agama.

Kalau menurut hukum Alqur'an warisan perempuan berbeda dengan warisan laki-laki .Warisan perempuan lebih kecil di bandingkan laki-laki (setengahnya),karena adat di negara islam(Arab Saudi),anak laki-laki di haruskan bertanggung jawab dan menghidupi penuh pada orang tua setelah orang tua tidak bisa bekerja.
Tapi saya lihat di Indonesia berbeda,justru kadang anak perempuan lah yang bertanggung jawab terhadap orangtua setelah tua.

Ass
Wah Mbak berat jg nih masalahnya, aku ga brani ngasih saran yg macem2 krn aku emang bkn ahlinya dan emang ge ngerti pula, jadi mending mbak tanya aja ke orang yg ahlinya, atau untuk sekedar baca2 coba mba baca di http://tausyiah275.blogsome.com/2005/09/20/ilmu-waris/

Mbak jadi friend diblogku dong....hehehehe

Wass.

Wah...
Maav sekali Mbak..
Saya malah belum ada ilmunya sama sekali tentang warisan hooho..
perlu tanya Pak Uztadz dulu dech he he he...

ass.
semoga keindahan pagi ini menjadikan inspirasi bagi kita untuk menjadikan hidup ini menjadi lebih baik dan sukses.
mas sreX : trims mas, secara hukum memang sepertinya harus lebih terbuka di pengadilan agama, hanya memang kadang keberanian mengurusnya inilah yang kadang menjadi kendala ya?
Rio : spertinya itulah jalan terbaik yg perlu ditempuh. thanks kommentya.
ataa: setuju atta
Aisha : bener sis, stlh menyimak kisah tetanggaku tsb aku sedikit risi jg, ngurus-ngurus warisan memang sedikit rentan terutama terkait dengan hubungan baik dgn saudara-saudara kita sendiri
exort : nuhun boss, trims alamatnya web nya tar sy tengok. Sy dh jd friend tuh di blog nt, bang. Tinggal nt yg follow ane.
bocahbancar : oke mas boca, ga papa.
trimss
Mudah-mudahan jadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
wassalam

aslkm sobatku. melihat persoalan di atas memang bisa di bilang rumit. pertama saya kurang paham masalah harta waris sebab kalaupun saya berpendapat tetapi ngambang itu malah menjadi dosa buat saya. intinya banyak buku yang membahas harta waris dan di situ lenkap tentang pembagian harta waris. bisa di cari di google ko. fiqh mawaris.
semoga mereka dapat cepat jalan keluar yang berdasarkan islam aminnnn

ass.
trims sob, atas kedatangannya.
sy melihatnya sebagai sebuah refleksi bagi kita untuk selalu menambah pengetahuan menjadi lebih mendalam.semoga
wassalam

apa yang saya lihat kes sebegini serba sedikit punya persamaan dengan apa yang saya baca. Cuba dibaca salah satu kes di sini > http://syafiqe.wordpress.com/2008/05/30/peguam-syarie-menjawab-harus-wasiat-semua-harta-kepada-anak/

seharusnya serba sedikit dapat menjawab kemusykilan anda. Itu saja yang saja termampu.

Sekian.

soal warisan memang jd masalah, di keluarga ibuku jg mengalami hal yg sama...

tp sy tdk terlalu memusingkannya, karena bagi saya harta warisan tidak bs dibanggakan dan dibawa mati...

lbh baik mencari harta dengan keringat sendiri.

benar adanya saran mas srex aswinto, lbh baik dislsikan dipengadilan negeri atau pengadilan agama. lebih kuat putusannya.

Assalamualaikum,
Wah susah ya klo bahas warisan. Klo warisan itu adalah amanat dari ortu sblom meninggal kita harus memperjuangkannya selama tak melanggar aqidah kita.
Tapi klo ortu ga mengamantkannya janganlah kita tertipu daya oleh warisan tesebut. benar tu yang di bilang ma jingga lebih baik cari harta dengan keringat sendiri.
Mamaku mengatakan agar kita anak2nya tidaklah saling memperebutkan warisan/harta peninggalan ortu lebih baik cari harta yang halal dengan keringat kita sendiri dan mandiri, itulah salah satu kebanggan yang bisa diberikan kepada ortu. Kalau serakah terhadap warisan (kan dah dapat jatah masing2, sesuai sariat yang berlaku) bisa2 keluarga besar kita hancur dan bisa ampe gila, terakhir masuk neraka.
Wasalamualaikum

assalamualaikum,
setuju dengan pendapat, kembalikan kepada Al Quran dan Hadits; diskusikan juga dengan ahli agama (jika bisa yg tidak sedaerah dgn Bulan); kemudian musyawarahkan dgn pihak keluarga yg bisa bersikap objektif dan menjadi panutan keluarga. jika sengketa belum terpecahkan, terpaksa di ajukan sebagai perkara perdata waris ke PA.
semoga masalah Bulan cepat terselesaikan, hubungan kekeluargaan tetap terjaga dan harmoni. amin.
wassalamualaikum.

huaduh?!sayah ga ngerti juga masalah warisan. Katanya sih ada yang bilang mendingan seblom mati bikin surat wasiat, tapi menurut orang indo kalo kaya gitu kan ibaratnya nyumpahin ortu meninggal bukan?!

akibat sinetron tuh! harta melulu yg dibahas, jadi gitu deh... heiheie

mungkin boleh rujuk pada pakar harta islam(faraid)...org biasa seperti saya tak boleh pandai-pandai beri hukum ;-)

Ass
maaf neng rara, win terlambat datang, membaca artikel kali ini mengingatkan win pada kejadian hampir 10 tahun silam, dimana terjadi perebutan harta warisan dalam keluarga kami,

ceritanya persisi seperti ini, yang membedakan adalah ibuku seperti bulan itu.
tidak tau kenapa tiba2 warisan di gugat oleh saudara laki2 dari pihak ibu. pengadilan berbicara.
kalau masalah sudah sampai meja hijau, uang jadi patokkan, ibarat perang
siapa yang menang maka dia yang banyak mengeluarkan biaya.
itulah yang terjadi pada kami dan menyebabkan ibuku kehilangan hampir seluruh hartanya hanya untuk menang di pengadilan.
akhirnya ibarat pepata
menang jadi arang kalah jadi abu
ibu mendapat hanya yaitu sepetak tanah yang kini menjadi tempat kami mendirikan rumah.
hanya itu yg ibu dapat dari sekian luas warisan tanah yg ditinggalkan almarhumah nenek saya

jadi pelajaran buat kita, bahwa saat ini, jaman seperti dimana nafsu lebih menguasai hati.
adalah baik warisan dibicarakan sebelum terjadi sesuatu di belakang hari

kembalikan masalah bulan kepada Al-Qur'an dan hadis. karena itu pedoman kita
maaf neng, kalau komennya panjang makah seperti curhat saja bunyinya
Wassalam...

klo bahas masalah waris ntu mang agak rebet ya..
tp sekedar info aja nih klo mo jelas baca aja buku fiqih tentang ilmu faroidh.
smua dah jelas ko disana tentang pembagian harta waris.
lam kenal ya???

maaf ada yang kelupaan nih..
klo wasiat ntu beda ya dengan waris,
setau saya sih wasiat rukun2nya ntuh beda
dengan warisan.

ass.
semoga hari ini menjadi lebih baik daripada hari kemarin.
trims atas input teman-teman semua.
semuanya menjadi input yang berharga bagi tulisan diatas, dan tentunya mudah-mudahan jadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
Radjeen : trims atas alamat webnya
Planet Jingga : setuju sekali. Harta dari keringat sendiri lebih berharga dan kita tenang menimatinya.semoga menjadi barokah.amin
trinil : ok sekali mbak. harta halal adalah harta yang berasal dari keringat kita sendiri.
adeska : sudah menjadi kewajiban kita mengembalikan kepada Al quran dan hadist,sebab itulah pangkal segala urusan.
dan menjaga hubungan harmonis dengan keluarga kita sendiri adalah yang paling utama
Quini : bener mbak, kadang seperti nyuruh ortu segera meninggal.
neng Aia : he..he.betul neng kayak di sinetron ya.
Zumairi : setuju banaget bang, kita harus hatri-hati menentukan hukum suatu hal.
dwina : ga pa pa ko dwina. sharing kamu menambah muatan artikel ini. menarik sekali sharingnya. Go sharisme!
chikal : tentang wasiat akan di bahas selanjutnya ama yang lebih ahli nanti
Ayas : mari bertanya pada ustadz. yo mari.
trims teman-teman ya.
wassalam

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon