Senin, 11 Mei 2009

Mak Bun


Mak Bun . Itulah panggilannya. Namanya singkat tapi cukup menarik jika ia sudah dipanggil untuk datang. Siapakah Mak Bun ?
Mak Bun, seorang tukang pijit panggilan. Ia menjadi idola bagi teman-teman dikantor untuk urusan pijit memijit. Tinggal ketik Reg spasi Mak Bun kirim ke no HP nya. Mak Bun langsung datang. Jadwalnya yang padat akan panggilan untuk memijit membuat kita perlu bersabar menunggu. Aku mencobanya memanggilnya lewat Handphoneku.
diujung telpon suara Mak Bun menjawab, " Nanti Jam 8 malam ya Bu,".
Tepat jam 8 malam, Mak Bun datang. Membawa tas kecil berisi seperangkat alat pijit tradisionalnya. Sengaja aku memanggilnya, sebab badan ini terasa pegal-pegal dan urat pada kaku semua. Mak Bun, seorang janda. Ia mempunyai dua orang putri. Putri pertama bernama Imas dan yang si bungsu bernama Romiah. Mak Bun, meski hidup menjanda, ia tetap mampu menafkahi dua orang anaknya. Suaminya sudah 10 tahun meninggal. Mak Bun tetap menjanda, tidak berniat untuk menikah lagi. Ia memutuskan untuk tetap hidup sendiri ditengah beberapa himpitan kebutuhan hidupnya yang serba sulit, apalagi si Cikal, Imas sudah hampir diujung masa kuliah S1 nya. Sementara Romiah, anak keduanya sedang mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti SNMPTN (Seleksi NAsional MAsuk Perguruan Tinggi Negeri). Jika dihitung-hitung biaya keduanya anaknya cukup besar, dan dari upah memijit jika dikalkulasikan tentu tidak cukup menurut hitunganku. Tapi Mak Bun, tidak patah semangat. Ia berusaha mengatur penghasilannya untuk membiayai kedua anaknya. Mak Bun berharap kedua anaknya bisa menjadi orang sukses, mendapat pekerjaan yang lebih baik dari dirinya. Tidak hanya sekedar, tukang pijit, serunya.
Panjang lebar mak Bun bercerita tentang kehidupannya, kekagumanku muncul atas kehidupan Mak Bun. Aku sendiri mungkin tidak bisa seperti Mak Bun, membiayai kedua anaknya yang sudah besar, dan keduanya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Mak Bun, seorang tukang pijit yang santun. Ia mengkisahkan kehidupannya bersama almarhum suaminya dengan penuh hidmat. Hidup dengan sederhana dan memiliki target. Sayang suaminya telah dipanggil lebih dulu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tak terasa, Mak Bun selesai bercerita.
Ceritanya memberikan nuansa yang berbeda bagiku dan kehidupannku.
Semoga.

12 komentar

Ass.
Emang Allah Maha Pemurah ya, bisa aja Dia mengatur rejeki untuk kehidupan seorang ya tanpa kita bisa mengira2

Wass

ass.
betul bang. Segala sesuatu jika diatur dengan baik akan tertatarapi sesuai pos masing-masing, apalagi jika Allah meridhoinya.
wassalam

Ass
Segala apa yg kita terima, itu uda diatur oleh-Nya.
Memang Alloh maha Pemurah.
Wass

Ass neng rara...
mang orang baek cepet dipanggil Alloh ya neng, napa ya? gak tau ah, udh ajal kali ya
mak bun tuh ciri2 wanita tabah. moga aja besok aku bisa setabah beliau. Amin

ass.
heheh kok sama topiknya sis.
Kita perlu mencontoh pada orang-orang yang seperti ini (mak bun),tidak pernah patah semangat dalam membiayai keluarganya specialis pada anak-anaknya.
nice post sis.
wassalam.

ass.
semoga keberkahan selalu terlimpah bagi kita semua.
lagi sibuk jadi panitia diklat nih di bandung
ga bisa blogwalking ama temen-temen.
msh ngelembur nih.
ngantuuuk banget.
thanks ya.
blm sempet bls comment2nya.
wassalam

mari sama2 berharap kepada Yang ESA..

semoga...

kunjungan malam neh sob jangan lupa mampir ke gubuk reot aku ya.....
nice article

lutut saya sakit kerana main futsal tempoh ari...kalau Mak Bun ada dekat...boleh tolong betulkan urat yang lari ni..

ass.
mmhh..msh lelah nih. diklat lom selesai.
hari ini penutupan. sbg panitia capek banget sob.
ircham : thank icham atas knjungannya. mari sy dukung,
Bunga : oke mbak tar sy dtg
Zumairi : abang suke futsal juga ya? gmana tuh peluang MU dan barca di champions league 2 minggu lg. tar sy kirim mak bun kesana bang.he..he
wassalam

assalamu'alaikum,
perjalanan hidup dan rezeki insan manusia, seringkali tidak bisa dikalkulasi dan diprediksi secara matematis.
namun takwa dan ikhlas menjalani hidup dapat menjadi barometer kesuksesan hidup sosok insan manusia.
nice posting, neng Rara.
wassalamualaikum.

numpang belajar ngetik aaaahhhh..... twew

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon