Minggu, 12 April 2009

Salah Siapa?


Membesut si merah pada 75 kl per jam, diantara fajar yang menyingsing dari ufuk timur dengan kehangatannya dan menembus titik-titik embun yang menempel di kaca bening helmku menuju Kota Bandung yang semrawut sarana transportasinya.
Si merah berjejal diantara motor-motor lain, berdesak-desakkan saling senggol dengan motor roda dua, kendaraan roda empat, tukang becak dan lainnya. Uwh..menyesakkan. Suasana pagi yang seharusnya kureguk nuansa hawa segar di ganti masuknya polusi kendaraan yang memaksa menusuk-nusuk rongga pernafasan, menyelinap diantara saluran udara di hidungku. Uh..polusi-polusi. Suara-suara burung pagi yang biasa kudengar indah di kampung tergantikan dengan ledakan-ledakan suara kanlpot berikut asapnya yang memuakkan.
Di tengah keramaian, kerumunan kendaraan roda dua terhenti, si merah ikut terhenti. laju si merah menjadi lambat, merayap sedikit demi sedikit. Kutengokkan sejenak kepala melirik tukang koran yang sliweran di pinggir jalan, berteriak meneriakkan berita pagi ini. Korupsi!, hasil pemilu, kecelakaan lalulintas, pencurian, perampokan dan lain-lain. Aku terkejut, sebuah motor di depanku berhenti tiba-tiba, dan brak!..Innalillah!..seruku!, si merah menabrak ban belakang sebuah motor di depanku. Padahal rem cakram depan sudah kupegang erat. Mungkin karena jarak terlalu dekat,
Aku terkejut. Si pengendara motor di depanku terkejut dan menengok ke belakang, lalu ia memalingkan muka ke arah depan dan tiba-tiba ia menarik gas motornya, motornya melaju ke depan dan brak!..ia menabrak bagian belakang sebuah truk yang nampak kokoh dan kuat. Si pengendara tersebut terkejut...wajahnya memerah. kecewa dan menggerutu.
Si pengendara yang barusan menabrak truk, lalu turun dari motornya dan mendorong motornya ke arah si merah dan..brak..ban belakang motornya menabrak ban depan motorku. si merah sedikit goyang, untung si merah kupegang dengan kokoh. Kami menepi , Si pengendara medekatiku, sambil menyeru," Anda menabrak motor saya.", kaca depan lampu motor saya pecah,"! sambil mengernyitkan dahinya dan wajahnya yang memerah melihatku wajahku yang lesu sehabis menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer. Dengan sedikit berderbar dan menenangkan hati, saya menjawabnya.
,"Saya nabraknya dikit, pak. Bapak yang nabrak truk itu kan?,"
jawabku sambil minta maaf.
Si Pengendara, terdiam. Kulihat lampu motonya, terlihat sedikit pecah.
Si pengendara dan memperhatikanku, kami berdampingan terdiam di tengah jalan.
Suara klakson kendaraan di belakang terdengar kencang, mengagetkanku.
lama kami tak terdiam, jalanan macet dan embun pagi itu menjauh.
setelah minta maaf untuk yang kedua kali, saya melanjutkan perjalanan, meninggalkan si pengendara dengan motornya. Saya merasa tidak bersalah, karena memang kecelakaan tersebut bukan salah saya. Saya hanya menabrak ban belakangnya, tidak membuat kaca depan motornya pecah. Toh, ia sendiri yang menabrakan motornya ke truk yang di depannya. Atau mungkin karena ia terkejut dan tidak konsentrasi sehingga menarik gas motornya dan kecelakaan itu terjadi.
Saya berpikir bahwa membawa kendaraan roda dua perlu kehati-hatian dan konsentrasi yang tinggi. Membawa roda dua di Kota Bandung yang sesak oleh kendaraan sangat perlu berhati-hati. Saya juga sering ditabrak dari belakang oleh motor dibelakang saya, dan itu sudah sering terjadi dan kita saling memaklumi karena jarak yang dekat, dan kendaraan sulit dikontrol, apalagi jika roda depan tidak dilengkapi rem cakram.
Kejadian tersebut menjadi sebuah pelajaran berharga bahwa konsentrasi perlu terus dijaga, selalu hati-hati dan selalu berupaya untuk saling menghargai sesam pengendara.
Pada posisi tersebut, saya sedikit bingung. Siapa sebenarnya yang salah, saya? atau pengendara yang saya tabrak itu?, Bolehlah saya yang salah karena melirik sedikit ke tukang koran, dan motor di depan saya berhenti tiba-tiba, kemudian terjadi tabrakan tersebut. Atau memang, motor yang di depan berhenti tiba-tiba karena memang truk yang di depannya berhenti tiba-tiba juga. Tapi sudahlah musibah sudah terjadi, kita perlu menjadikan musibah tersebut menjadi pelajaran yang berguna.
Ya Allah, selamatkan..
Ya Allah, mudahkan...
amin.

24 komentar

Alhamdulillah nggak ada yang cedera.

Ass.
Ya bener Mbak. Alhamdulilah kami berdua selamat, hanya menyisakan pertanyaan siapa yang salah sih?
wassalam

RE :
Wuaduh ceritanya serem juga, untung Mbak Raranya gak papa, alhamdulillah.
Salam kenal balik dari Semut, semoga persahabatan ini bisa selamanya.
Bdw, aku udah save kamu di antrian blog yg mau aku follow.
Kalo Neng Rara udah follow aku, pasti ntar aku balas memfollow balik.

Kenapa musti pake moderasi komentnya Neng?
Gak friendly deh jadinya.

Ass.
thanks riosisemut udh mampir, thanks kunjungannya. aku blm memfollow siapa pun, belum ada waktu cukup untuk utak atik blognya, termasuk moderasi komentar.
nanti ya, sy link ke rio. ok.
thanks
wassalam

untung aja gDa yg kenapa2... jadi inget tgl 3 april 1997 :(( hiks iiks hiks...

o iy... makasih daily visit na loh mba'...

Semoga Allah SWT selalu melindungi kita.
Dan kita jangan lupa berdoa ketika hendak memulai perjalan

Ass.
@ genial :memang knapa dengan tanggal tersebut gen?
@ Atta : setuju atta, sebelum melakukan perjalanan jauh maupun dekat kita musti berdoa dulu.
wassalam

Ass.
wah jelas2 mba Rara ga salah kok, Bandung skrg emang uda rame dan padat bgt, beda bgt ama 10th yg lalu waktu aku masih tinggal disana, bandung belum seramai skrg, padahal dl aja jg uda ramai
Wassalam

Wah kesadaran seperti ini jarang dimiliki ketika seseorang berada dijalan lho, salut saya. Biasanya udah salah aja ngotot, tapi Rara bisa mengambil hikmah dari kejadian ini. Top.

Syukur gak apa-apa kan ? cuman gugup.

Tapi yang digambar itu bukan si Merahnya kan..???

Ya semoga ini bisa menjadi pelajaran yang berharga Mbak..

Salam hangat,....

hai,
kalau di jalan raya memang selalu jadi macam - macam....syukur selamat yaaa..

Ass wr wb maaf mbak mestinya tadi malem mau maen ke sini nengokin si kecil tapi om gugel forbidden katanya.

Alhamdulillah mbak selamat, masih di kasih kesempatan untuk menikmati rahmat Alloh. satu hal yang patut di syukuri.

Ass.
pagi untuk semua, semoga keindahan pag ini menjadikan hidup kita menjadi lebh indah.amin
@;exort : btl bos, bandung skrg padet banget, berjejal.
@ seno : sdh saatnya semakin bertoleransi sesama pengendara
@ bali sugar : yup. sy gugup waktu itu, apalgi si pengendara yg sy tabrak wjhnya serem
@ bocahbancar: he..he,..si merah ane sembunyi boss!..blom smpt naik postingan nih.kira-kira bos tau ga. tu gbr di daerah mana hayoh?
@ rilys : thanks ats knjungannya,pendaptntnya menarik
@ dwinacute : ooh..mbak cantik kena forbidden nee. amin.thanks dwina.

di indonesia masih banyak lagi kawasan yg belum di usik...tapi di malaysia...kawasan hutannya makin sikit

macet kadang membuat gampang marah mba ,,, mmm tapi kayaknya pengendara motor yang didepan mba yang kurang asem heuheuheu, untung mba nya sabar, kalau saya yang digituin, sudah saya makan motor saya hehehe ...

lam kenal :)

ass.
@ jonk : Hmmhh...nt bikin greget aja jonk? gmana nii peluang liverpool mlm ini?
@zumairi : Bang bener banget, kawasan di indo bnyk yg blm terusik, semuanya perlu diberdayakan.
enak ni, jika bang zumairi mampir, selalu di potret terus...jepret! jepret!
thanks kunjungannya
wassalam

biasanya kalo dalam laka lantas, bagaimanapun yg nabrak dari belakang itu yg salah hehehe.....

sabar mbak.. mungkin di pengendara motor itu lagi mabok! hihi...

Ass.
@ nov-nov ; ihh..nov, bener jga ya.
@ neng aia : nah bener tuh neng,..
thanks kunjungannya.
wassalam

Salut ma Neng Rara, tetep bisa melihat hikmah di balik kejadian ini.
saran saya, usahakan membaca Ayat Kursi setiap akan ke luar rumah. semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. amin.

ass.
trim mas doanya,kadang karena repot ini itu, kita suka lupa berdoa sblm bergkt.
ma ksh mas
wassalam

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon