Senin, 14 Desember 2009

Dari Bengkulu - Kota Manna dan Bintuhan

Bismillahirrahmanirrahim... Halo temen-temen semua, mudah-mudahan para bloger semua ada dalam keadaan sehat walafiat.

Ini adalah deskripsi perjalanan pekerjaan saya saat ke Bengkulu menuju Kota Manna dan Daerah Bintuhan. Perjalanan ini dalam rangka tugas kantor saya, di awal Deesmber lalu. Saya pikir tidak perlu dijelaskan konteks pekerjaan saya ke daerah tersebut. Yang jelas, melakukan monitoring dan evaluasi sebuah program blockgrant dari pemerintah pusat.
Dari Bandung, saya berangkat pagi sekali menggunakan travel bersama beberapa kawan, karena pesawat Mandala Air menuju Bengkulu take off jam 7.40 pagi. Sampai di Bandara Soekarno Hatta jam 5 pagi hingga Shalat Subuh di Bandara dan sarapan sebentar mengisi perut.
Alhamdulillah tidak ada delay, dan pesawat tepat waktu take off nya hingga bisa tiba di Bandara Fatmawati tidak terlalu siang. Tiba di Bengkulu, cuaca cukup bersahabat tidak terlalu panas dan hujan turun rintik-rintik menyambut dengan ramah.
Perjalanan menuju Bengkulu Selatan, Kota Manna siap dimulai.
Sengaja saya tidak pakai mobil travel dari Bandara Fatmawati, tetapi naik umum saja. Saya pikir lebih bisa menikmati suasana "orang kebayakan" di mobil umum tersebut. Dari sekitar Bandara Fatmawati ada mobil umum menuju Kota Manna, biayanya Rp.50.000,- , 4 jam perjalanan. Wuiih 4 jam bro, sis...kebayang ga?
Saya berangkat bersama 2 orang teman menuju Manna, mobil pun tak lama penuh penumpang, rata-rata mereka adalah masyarakat pekerja, pedagang dan petani. Bahkan mereka membawa barang bawaan yang cukup banyak, ada juga yang membawa durian. Sepanjang perjalanan, wangi durian terus muter-muter didalam mobil, hingga rasanya puyeng banget kepala saya.
Jalanan menuju Kota Manna, tidak semuanya mulus. Bahkan banyak lubang disana-sini, saya menikmatinya, daerahnya lebih banyak perkebunan karet dan kelapa sawit. Kebetulan di daerah yang dilewati (Seluma dan Pino) sedang musim durian, hampir di setiap sudut dan belokan pinggiran perkebunan sawit, berjejer penjual durian.
Pak Sopir, meski badannya tambun kelihatannya ia cukup gesit membawa mobil di kelokan, turunan, dan tanjakan yang berliku. Untuk menghalau rasa kantuk, ia menyetel lagu dangdut yang diputar sejak dari Kota Bengkulu. Alhasil, saya bersama teman dibikin mabuk, mabuk wangi duren dari bagasi mobil dan mabuk lagu dangdut, serta mabuk keringat (baik keringat sendiri maupun keringat penumpang lain..he,..he.). Mobilnya tidak ber AC lg. AC nya langsung dari angin yang masuk dari jendela mobil yang dibuka lebar-lebar. Wuiihh, sebuah perjalanan yang mengasyikan sekaligus menguras energi dan kesabaran. Jauh sekali dengan mobil travel Bandung - Jakarta yang luas dan ber AC.
Mobil terhenti, ditengah jalan. Sepertinya daerah perkebunan karet. Pak Supir keluar tergesa, kemudian menerobos masuk hutan. Ehh..ternyata ia kebelet pipis. (ha..ha..ha). Lalu ia kembali dengan wajah lega. Hampir 4 jam perjalanan didominasi oleh pemandangan hutan, perkebunan karet, kelapa sawit, tukang durian, domba-domba yang melintas begitu saja di jalanan hingga hampir saja mobil yang kami tumpangi menabrak domba gembalaan tersebut.
Akhirnya, sampai juga di Kota Manna. Kota Manna adalah Ibukota dari Bengkulu Selatan. Cuaca cukup panas. Kami langsung menuju tempat makan. Rumah makan Padang, kami serbu dengan penuh rasa lapar.
Perut terisi, kami langsung menuju hotel untuk menginap. Setelah Chek in, dan shalat Dzuhur, langsung saja kami tertidur pulas kecapaian.....brr...rrrr...zzzzz..zzz. tertidur pulazz....Bangun tidur jam 4 sore. Rasanya, hilang sudah kepenatan. Petugas hotel menawarkan, untuk menikmati durian yang dijajakan tepat dipinggir hotel.
Wow..kami langsung blingsatan menuju ke depan, memilih durian dan menikmatinya. Durian bengkulu terkenal cukup besar dan manis.
Ini dia duriannya!
Konon supaya tidak mabuk durian, setelah makan durian, kita harus minum air putih dan air putihnya di teteskan dicangkang duriannya lalu diminum.
Hal ini diyakini bisa menjadi daya tawar untuk gas dari durian yang kita makan. Benar atau tidaknya saya kurang tahu, tapi saya mencobanya.
Menginap di Kotta Manna, bagi saya cukup enak. Meski cuaca cukup panas tapi masyarakat kota tersebut ramah, para penjual duriannyapun ramah, pelayan di rumah makan yang saya datangi ramah-ramah pula, para pedagang kakilima yang mangkal di depan hotel juga baik-baik. Meski kota ini dapat giliran mati lampu, Alhamdulillah hotel tidak mati lampu sebab punya gen set yang cukup bertenaga.

Pada pagi harinya, dimulailah pekerjaan saya hingga siang. Ga usah dideskripsikan yah, prosesnya, yang jelas pekerjaannya selesai sampai sore.
Saya menginap semalam di kota Manna, jam 4 sore kami chek out dari hotel di kota Manna, lalu berangkat lagu menuju Daerah Bintuhan Kaur. Jarak tempuh dari Kota Manna ke Bintuhan sekitar 2 jam perjalanan darat. Biasa pakai kendaraan umum lagi. Saya dan teman ga sewa travel, sengaja aja ingin menikmati transportasi khas daerah sana.
Menuju Bintuhan, tidak beda dengan perjalanan sebelumnya, banyak perkebunan karet dan kelapa sawit, menyebrang jembatan-jembatan besar dimana salah satunya melewati sungai Padang Guci. Pemandangannya cukup indah. Menjelang beberapa kilometer mendekat ke Bintuhan, jalan raya yang kami lalui sedikit merapat ke daerah pantai sehingga pemandangan laut lepas Samudera Indonesia cukup kelihatan, ombaknya besar dan bergemuruh.
Sampai dikota Bintuhan Kaur, hampir malam. Hujan turun dengan lebatnya, lampu-lampu mati. Cukup menakutkan, kota ini seperti kota mati. Untung lampu hidup kembali, hingga wajah kota Bintuhan kembali terlihat manis. Kota Bintuhan, tidak terlalu jauh dengan laut lepas Samudra Indonesia, banyak muara-muara dari anak sungai yang menempel dikota ini sehingga tidak heran di tepian sungai tersebut nampak biawak berenang dan bercengkrama diatas air. Kota Bintuhan ini berbatasan dengan daerah Liwa Lampung.
Tidak ada hotel yang cukup representatif menurut saya di sana, tetapi ada penginapan yang cukup enak untuk istirahat. Kami sempat berjalan-jalan mengitari kota ini, menuju ke pantainya tetapi waktu sudah sore dan tidak cukup waktu untuk menikmatinya lebih jauh. Setelah makan malam, kami kembali mencari tukang durian yang berjajar di alun-alun kota Bintuhan. Kembali kami menikmatinya. Durian Bintuhan, tidak jauh berbeda dengan durian dari Kota Manna. Besar dan manis-manis.
Menginap di Bintuhan, yang sering mati lampu membuat saya kurang tidur, menjelang malam sering mati lampu, tapi karena kecapaian dan kenyang oleh durian akhirnya saya bisa tidur juga. Pagi harinya, saya bersiap melakukan pekerjaan sampai siang hari, mengecek perkembangan sebuah program, merekam kendala dan kemajuannya serta membuat analisis tindaklanjutnya.
Pukul 3, pekerjaan rampung. Saya bersiap pulang menuju Kota Bengkulu. Wuiihh, ada rasa enggan pulang dari Kota Bintuhan mengingat perjalanan yang begitu panjang sekitar 6 jam. Tapi harus apalagi, selaku "prajurit" tetap harus kembali ke kesatuan lagi. (hi..hi..hi..hi).
Pulang dari Bintuhan, menuju Kota Bengkulu kami diantar teman memakai kendaraan roda empat yang representatif, tidak berdesakan lagi dengan penumpang lain. Di jembatan Sungai Padang Guci, kami berhenti untuk makan. Kali ini menunya adalah menu ikan sungai Padang Guci. Tempat makannya, persis disamping jembatan sungai Padang Guci.
Nah ini dia, ikan sungai Padang Guci. Ikan ini terkenal gesit, berada diantara air deras dan ditangkap oleh para pencari ikan dengan cara dipancing atau di jaring. Rasanya enak, renyah dan dagingnya empuk. Hanya tulang-tulangnya cukup keras.
Akhirnya setelah puas makan, kami bersiap pulang. Perjalanan 6 jam ke depan siap menunggu. Saya tertidur pulas di kendaraan hingga tak ingat apapun. dan terbangun, mobil yang mengantar sudah parkir di hotel Kota Bengkulu, tidak jauh dari rumah peninggalan Ibu Fatmawati.
Alhamdulillah ya Allah, terimakasih.
Malamnya saya belanja makanan khas Bengkulu di pusat Jajanan Kota Bengkulu. Mulai dari lempok (dodol durian), aneka jenis kerupuk ikan laut, gantungan kunci beraneka ragam, dll. Ada kain besurek, kain batik khas bengkulu.
Besok siangnya, kami pulang menuju Jakarta.





33 komentar

wah, asyik banget cerita travelling nya mbak...:) walaupun lg dalam tugas, kalo perginya ke daerah yang unik dan belum pernah kita kunjungi rasanya bener2 berpetualang ya?

Setu nh Traveling aplagi Kuliner nya, Durian tapi berhubng g sk durian ya jadi ga ada ngilernya,,heheh

huaaa..mba bikin aku jadi ke inget kampung halaman nii

kemaren aku di telfon mama..katanya di bengkulu lagi musim duren...dan legit2 banget..
dan sekarang pas liat postingannya..ada duriannn..oh tidakkkss...

comot ah sebiji..hehee

gmn mba kesan-kesan selama di bengkulu??aman2 saja kan??

aku tertarik ma mati lampuna he2 begitulah hampir diseluruh sumatera mati lampu adalah makanan sehari2, dah kayak minum obat...negeri lumbung energi cuma jadi tempat nyimpen energi doang he2...btw sungguh perjalanan yg berkesan ya :)

Wuaaaah.... menyenangkan sekali ya Mbak trafelingnya, jadi kepingin nih...

Asik sekali, selain bertugas tapi juga bisa menikmati perjalanan ke luar kota. Dari pada duduk di kantor dari pagi sampai sore setiap hari, jenuh rasanya.

Duh jadi ingat duren bengkulu nech ....
Kuning , tebal dan rada-rada pahit .
Kapan ya aku bisa main kesana lagi.
Btw .. jalanannya sekarang banyak yang rusak ya ?.

nice sharing

lauk kampung itu memang sangat lazat

http://paksuu.com

wah,travel yang mengasikkan ya sis.Alhmadulillah kembali dengan selamat.Wow itu duriannya.
Oh,jadi kalau makan duren harus air putihnya di teteskan di cangkang durian dulu,biar nggak mabuk ya.
Saya dulu tidak.Pantesan saya mabuk,sampai sekarang belum bisa makan durian lagi.Nice sharing sis.

wuah ... sepertinya melelahkan tapi asyik ya...

kepingin durennya!!!
kepingin durennya!!!
duh, sampe ngiler aku...

wakh melihat durian aku jadi ngiler nih....salam jumpa dan salam kenal

perjalanan yang menyenangkan,fantastis krn ada durian nya,buah yg rasanya nyess bgt,enak,jd pengen krja ky gt deh,slm knal y!

mesti murah dan lazat durian indonesia ya?

http://paksuu.com

Kayak pesona kuliner ajah,, hmm.. sedapp...

Assalamu'alaikum mbak..
Laporan pandangan mata yg komplit ^_^

waahh.. asyiknya neehh,, jadi kerja sambil jalan-jalan doongg...

Aku yang paling tertarik yang terakhir
urusan makan, membuat segala urusan digampangkan
uhuyyy..

saya adalah pecinta durian!
uda setahun lebih ga makan duren,huhuhuhu

durennya mantaaaaaaaaaaaaaaaaaffff..........!!!!
met tahun baru 1431 H
di tunggu kunjunganya ya

uwaaaaahhh abis jalan2 yah
kok gak ngajak2 sih neng hahahha *ngarep*
eit oleh-olehnya nyampe ke medan gak nih?

Ass.
Mba dapat award mba ditempatku
Diambil ya mba
Tx
Wass

Saya pernah dapat oleh-oleh durian Bengkulu. Enaak sekali rasanya. Apalagi gratis dapatnya.

Salam kreatif, salam sukses dan salam bahagia.

Salam ziarah dari Pak Karamu yang baru kembali dari Makkah

wah asyik dunk.durennya........sayang telat aku berkunjung nih...jadi kagak kebagian duren....he..he..

Kapan ya.. musim duren lagi kasi kabaryo...

ingin ke manna...
brp estimasi biayanya ya klo mu liburan kesana???

ingin ke manna...
brp estimasi biayanya ya klo mu liburan kesana???

Kemaren pas liburan iseng" main ke kota manna,wow exsotis banget yahh di kota manna,jadi pgen ksana lagi,

Kemaren pas liburan iseng" main ke kota manna,wow exsotis banget yahh di kota manna,jadi pgen ksana lagi,

Kemaren pas liburan iseng" main ke kota manna,wow exsotis banget yahh di kota manna,jadi pgen ksana lagi,

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon