Rabu, 09 September 2009

PSH dan BSH


Sebelum lebih jauh corat-coret, saya secara pribadi mau mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada :
1. Mbak Aisha : seorang ibu anggun yang bermukim di Jeddah, Saudiarabia dan aktif menulis di blognya, tulisannya inspiratif, bahasanya menuai pujian dan greget.
2. Newsoul : seorang karyawati di Palembang, tulisannya selalu menarik untuk disimak, ungkapan logika tulisannya mudah dicerna dan saya penasaran atas tulisan barunya meski ga sempat nyimpan komentar
3. Annie : Seorang guru di daerah Garut, tulisannya ttg pendidikan formal, aktifitas disekolah dan motivasinya untuk selalu belajar selalu membuat saya malu (seusia dia selalu mempunyai niat untuk belajar)
4. Rachel : seorang ibu yang bijak, lembut, tulisannya humanis sebagai ibu, dan humanis sebagai penulis yang bisa menunjukkan posisinya ketika membahas sebuah topik.

Permohonan ini saya sampaikan atas ketidaksempatan saya mengerjakan PR-PR dari beliau yang telah menganugerahkan saya award " hottest female blogger" minggu yang lalu, yang sangat ciamik tersebut. Terima kasih banyak ya sist..semua.
Baiklah,..
coretan kali ini adalah tentang PSH. Jangan salah meng eja, P S H . bukan PSK. (maaf)
PSH, adalah singkatan dari Pendidikan Sepanjang Hayat. Selanjutnya saya singkat PSH saja ya. PSH merupakan salah satu landasan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal/PNF). Ide dan pemikiran/gagasan PSH gagasan yang universal. Istilah Pendidikan sepanjang hayat muncul sekitar tahun 67-70 an. Meskipun demikian pada awal sebelum tahun tersebut pendidikan sepanjang hayat sudah muncul dan dilaksanakan oleh individu atau kelembagaan misalnya di di pondok-pondok pesantren, padepokan-padepokan, bahkan didalam keluarga. Bahkan pada saat manusia hidup, pendidikan sudah mulai ada.
Di Indonesia, penjajah kemudian memperkenalkan konsep pendidikan. Namun saat itu konsep pendidikan masih sangat sempit, pendidikan hanya terjadi diruangan, orang-orang yang belajar juga orang-orang tertentu. Kemudian muncul filsafat pendidikan sepanjang hayat.
Edgar Faure memandang bahwa konsep pendidikan sepanjang hayat sebagai sistem yang menyeluruh yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip pengorganisasian untuk pengembangan pendidikan.
Pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) selalu didampingi oleh belajar sepanjang hayat. keduanya tidak bisa dipisahkan, keduanya melekat. Knapper dan Kropley mengungkapkan : "Pendidikan sepanjang hayat mengacu pada serangkaian faktor-faktor ektrinsik, berorientasi pada penyediaan (suplay) dengan mengidentifikasi kebutuhan (the needs) dan penyediaan peralatan (the means). Sedangkan belajar sepanjang hayat bersifat instrinsik, beroeientasi permintaan dan sangat bergantung kepada motivasi dan kemampuan individu pembelajar. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengacu pada aspek-aspek diluar individu, sedangkan belajar sepanjang hayat lebih pada kebiasaan belajar yang terus berkesinambungan. lebih pada "habit" individu. Pendidikan sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat pembelajar (learning society).
Learning society diungkapkan Prof. Sutaryat sebagai masyarakat, yang didalamnya tedapat lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga -lembaga non pendidikan yang secara potensial dan nyata memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Masyarakat belajar adalah masyarakat yang secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar.
Ketika berkunjung ke daerah, saya pernah menemukan masyarakat membutuhkan layanan belajar, mereka dapat menagtur waktu kehidupannya untuk belajar, selain kehidupan lainnya seperti urusan rumah tangga, mengasuh anak dll. Seperti inikah, masyarakat pembelajar?
Ciri utama masyarakat pembelajar adalah dorongan untuk belajarnya secara terus menerus selalu tinggi.
Bro and sis.....
Delors (1996 :13-15;63-67) mengungkapkan bahwa pendidikan hendaknya diatur disekitar empat jenis belajar yang fundamental sifatnya sepanjang hayat kehidupan seseorang, yang dapat dikatakan sebagai sendi pengetahuan, yaitu : belajar mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), Belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi sesorang (learning to be) sehingga ia bisa tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri yang kuat dan mandiri.
Waktu kehidupan yang ditempuh oleh manusia adalah waktu untuk belajar. Belajar mengenai apa saja, belajar mengenai bidang pengetahuan yang ada didunia ini, untuk dikuasai guna meningkatkan kualitas kehidupan.
semoga bermanfaat

29 komentar

yup, setuju...
hidup adalah belajar. belajar apapun guna meningkatkan kualitas hidup kita.

thnks for sharing this...

ass
Ya Allah sis...pertama saya baca deg-degan banget, saya pikir mau ngucapin perpisahan hihihi.Nggak papa sista,yang penting sama-sama happy aja ya.
Btw penjelasannya tentang PSH jelas sekali sis.terimakasih.
Met buka puasa ya...
wassalam..

assalamualaikum,
tistirabbani : thanks feed backnya,sy jg stuju.
aisha : sy justru yg deg degan mbak, takutnya dibilangan ga partisipasi dlm meng-kontinu-kan award tsb. jd mandeg di saya dong? he..he..
sama-sama sis, met berbuka ? dengan apa menunya sis? thanks.
wassalam

Artikel yg padat dengan pembelajaran. Jadi berniat mengkondisikan 4 jenis/sendi pengetahuan sebagaimana di ulas di akhir tulisan Neng Rara. Thanks for sharing.

Ass.
Wah mba dpt award ya? Selamat ya, dipajang dong mba..:)
Wass

selamat ya atas ewardnya...tambah semangat aja
kapan yah indonesia beer-bener bisa untuk pendidikan gratis bagi rakyatnya...???(g nyambung banget)

Sip.....
Pertama selamat buat awardnya...


dan..

Totally agree buat belajar sepanjang hayatnya...
Nice post Bu..
SAlam Perantau

Saya juga sangat setuju dengan belajar sepanjang hidup, karena dengan terus belajar kita akan semakin bijak dan semakin berguna untuk kehidupan ini...

Apalagi dibarengi dengan kegiatan menulis dan berkarya, menghasilkan sesuatu yang bisa dibaca dan ditularkan kepada generasi penerus kita...

Karena dengan demikian, setelah kita meninggalkan alam fana ini, kita akan dikenang dan tetap exist (karena tulisan kita tetap bisa dimanfaatkan) jika kita punya karya yang bisa kita wariskan kepada mereka.

Itu sebenarnya cita-cita besar saya, bisa menghasilkan karya yang dibaca banyak orang he..he..he...tapi giman caranya yah, mungkin dengan terus membaca dan menulis, yah semoga saya tetap tangguh untuk terus belajar...sehingga dikemudian hari nanti bisa menghasilkan karya besar, amien!

Artikelnya bagus....
Saya setuju sekali bahwa sepanjang hayat dikandung badan yang namanya belajar harus dilakukan secara terus menerus.

belajar tiada henti selama hayat di kandung body..
apapun yang disajikan di depan mata...
sip..

setuju pada semua...bahwa belajar sepanjang hidup. bukankah kita hidup itu harus selalu belajar?
hehehee

Iya, semua membutuhkan belajar, dalam kehidupan, semua diawali dari belajar, entah belajar baik atau buruk,
tapi untuk belajar yang baik itu membutuhkan semangat dan itu tidak semua orang memilikinya.
salam sukses selalu, dan terus belajar.
Mengembalikan Jati Diri Bangsa

assalamualaikum,
Menginjakkan kaki, mengerdipkan mata, menghirup nafas, di hari ke 20 bulan Ramadhan. Ramadhan perlahan pulang, seuntai sedih mulai mendekap ketika ramadhan tahun ini mulai bersiap beranjak. Ada kesedihan tersendiri ketika ia mulai beranjak, akankah kita bertemu dengannya tahun depan? adakah keikhlasan melakukan segala amal di ramadhan ini diterima oleh Allah? semoga saja. amin.
Adeska : mudah-mudahan bisa mengkondisikannya mas, sy turut mendukung.
exort : alhamdulillah bang, InsaAllah
anaksingkong : semoga saja bang. Tapi sy pikir masih lama, sebab penyelenggaraan pendidikan membutuhkan biaya yang cukup banyak, atau mungkin bisa terwujud ketika negara kita sudah bener-bener mandiri.
bandit : sip..mas bandit. jangan merantau terus atuh..segeralah pulang kampung...
pelangi anak : 100% setuju mbak. Perjalanan hidup adalah untuk berkarya, membuat sesuatu yang kecil kemudian menjadi besar. Domuken-dokumen kecil tersebut akan jadi berharga kelak, sebab ukuran kecil untuk sekarang mungkin menjadi besar kelak. thanks mbak, sharingnya.
kabasaran sultan : yap..stuju mas.
hari : sip..oke bang peristilahannya
elsa : bener mbak, hidup untuk belajar, agar kehidupan kita berubah, berubah menuju sesuatu yang baik tentunya.
iklan gratis : salam sukses kembali. thanks inputnya sangat berharga sekali.
mari temen-temen,
wassalam

wah, info yg menarik. baru denger tuh istilahnya.

sama seperti mbak fanny, aku baru tau kalo ada PSH.
btw awardnya kok nggak ada??

assalamualaikum,
sang cerpenis :mudah-mudahan jadi kenal, mbak..
dunia polar : padahal sudah kita alami ya? seperti di keluarga, belajar mandiri, belajar dari orang lain dan lain-lain..
wassalam

Assalaamu alaikum Ibu... kunjungan sore ini, hmmm... psh itu seperti apa ya koq saya kurang faham ya, maaf saya memang katrok.

Ass.
Yup bener bngt Neng, hidup emang musti kita abisin buat belajar.
Belajar apa aja yg penting nambah ilmunya. Gak ada kata terlambat untuk belajar.

baru tauk sayah tentang pendidikan seperti itu... betul seklai sampai kita mati dan berada di liang lahat pun masih perlu belajar, yaitu dituntu berdo'a agar bisa menjawab semua pertanyaan malaikat di dalam kubur.

Setuju seperti motonya UNESCO belajar adalah, learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.

Tapi keluarga mempunyai peranan yang jauh lebih penting dari pada pendidikan formal ya Mbak.

adakalanya tulisan adalah lucu...adakalanya serius...itulah pembelajaran sempanjang hayat

assalamualaikum,
mantan copet ; psh itu singkatan, pendidikan sepanjang hayat. pendididikan sepanjang hayat melandasi pendidikan formal dan pendidikan non formal. pd dasarnya hidup adalah belajar, sejak lahir sampai kita mati itulah rentang belajar. seperti itu mas pet..
riosemut : nah..sepakat kan mas mut
rijki :mudah-mudahan paham, rijiki meski penjelasannya singkat.
seno : bener mas. keluarga memiliki peran yg lbh pntg sebab seorang individu lebiah banyak hidup dalam lingkungan keluarganya, diskeolah dia hanya sebentarm dilingkungann luar di hanya sebentar.lbh banyak di dlm keluarga, sehingga pemahaman orang tua dlm pendidikan spnjang hayat sy pikir perlu.
zumairi : ya..100 % stuju jga bang

Wah, makasih neh jadi tambah ilmu...

mantabbb mbak penjelasannya....

Hhmm....setuju sekali denga gagasan PSH ini Mbak :-)

Yach..itulah belajar...belajar tidak hanya dari baca buku saja mbak, tetapi juga kayaknya kita harus belajar dari alam juga ya mbak.,..

ribet banget niih ngejanya,,PSH jadi ...... hehehehe (enggak boleh disebut)

kata kata PSH dan BSH membuat berhasil membuat aku pusing kepala,,untung saja masih ada waktu luang untuk membacanya lagi..ternyata masih juga enggak paham hehehe

tapi untung saja aku enggak kelewatan kalimat yang intinya "PSH lebih condong kepada hal-hal yang diluar individu, sedangkan BSH lebih pada kebiasaan belajar yang terus menerus dan lebih pada individu"..jadi aku radak faham apa maksudnya hehehe..yes yes yes *kegirangan*

PSH, adalah singkatan dari Pendidikan Sepanjang Hayat.baru degar istilsh itu setuju belajar memeng tak terkoyak oleh umur dan waktu,
slm kenal embak

Assalamu'alaikum,

Neng Rara, sebenarnya kita sebagai Muslim PSH ini bukan barang baru, lebih dari 14 abad yang lalu sudah dicanangkan oleh Rasulullah.

Pendidikan dan belajar itu sepanjang hayat, kalau sekolah tentu ada batasnya.

Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin

Salam buat keluarga

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon