Selasa, 24 Agustus 2010

Panggilan untuk Bapak dan Ibu Baru

Di Kampung saya, ada kebiasaan sepasang suami istri yang menjelang menunggu kelahiran anaknya selain mempersiapkan segala keperluan proses kelahiran sang bayi, mereka biasa membicarakan "panggilan" yang sesuai bagi Bapak dan Ibu baru.
Misalnya :
Ema (tanpa k) dan Bapa (tanpa k)
Emak dan Bapak
Ayah dan Ibu
Ayah dan Bunda
Papa dan Mama
Papah dan Mamah
Abah dan Ambu
Abi dan Umi
dan lain-lain.
Masyarakat di kampung saya kadang menyesuaikan diri untuk sebuah panggilan identitas orang tua bagi anak-anaknya. Meskipun bukan sebuah paksaan bagi mereka untuk menggunakan identitas tersebut diatas meski secara "faktor kelayakan" ternyata tidak sesuai menurut pandangan sepihak saja. Misalnya masyarakat mengkategorikan panggilan bagi bapak dan ibu baru berdasarkan atas :
a. pekerjaan yang dimiliki
b. status sosial dimasyarakat
c. sistem kekerabatan yang berkembang dilingkungan keluarga besarnya
d. aspek religi yang dianut
e. aspek sosial kemasyarakatan
Ah, mungkin masyarakat di kampung saya terlalu "legowo", meskipun demikian ada beberapa keluarga yang bebas saja tak mempedulikan sama sekali kesesuaian aspek-aspek diatas untuk panggilan "bapak dan ibu baru". Saya pikir sah-saha saja kita menentukan panggilan bagi "Bapak dan Ibu baru". Apalah artinya istilah panggilan yang penting panggilan itu baik, sopan, pantas dan bisa diterima masyarakat.
Kita bebas atas panggilan "ayah dan ibu", "ayah dan bunda", "ema dan bapa",atau apalah yang utama adalah bisa berperan sebagai orang tua yang baik dan memberi suri tauladan bagi anak-anaknya.
Di daerah lain anda tentu mengenal panggilan seperti Ompung (baca Opung), inang, Enya, Babe, Rama (romo), simbok, Biyung, Papi dan Mami, Papih dan Mamih dan lainnya. Kesemuanya adalah khasanah budaya kekerabatan negara kita yang kaya raya.

28 komentar

oom dan tante..
Uda dan Uni..
Paman dan Bibi...

itu juga semuanya bapak ibu baru tapi statusnya adik dari orang tua kita. hehehe

Salam kenal juga

mimi pipi kan ada juga.... tuh..,

kalo aku ntar punya istri dan punya anak, pengennya sih dipanggil aby
hehe

contoh panggilan yang berdasarkan kategory status sosial tuh kayak bigimana sih yah *hayyah, malah nanya*

makanya kita hrs merasa bangga atas smua perbedaan itu...
nice post sobat, slm knl

emang, negara kita bgitu kaya akan budaya. tugas kita adalah melestarikannya dn menjaganya baik2...

assalamualaikum..
selamat pagi semua. Semoga keindahan hari ini memberikan pencerahan yang berarti serta semangat yang terus membara.
Gaphe : bener juga, uda dan uni banyak sekali ya
rezky : Alhamdulillah sudah dapat senyuman. sy balas lagi dengan senyu8m persahabatan ya.
kolaborasi posting : misalnya begini, kasus saja. di kampung saya (maaf), para orang tua yang merasa dirinya berasal dari golongan kurang mampu bisanya mereka enggan dipanggil ayah atau ibu, papi atau mamih oleh anak-anak mereka sebab mereka merasa panggilan tersebut tidak cocok dan beranggapan hanya cocok bagi orang menengah ke atas saja. Meskipun demikian, saya pikir pendapat mereka kurang tepat.secara sederhana seperti itu.
penghuni 60 : setuju. trims atas kunjungannya.
Science Box : hayoo..kita jaga dan realisasikan ya
salam

yang terlewat di koment:
hehehe..maaf ya
andri : ada mimi pipi an...
aby : sepertinya sudah cocok aby..
trims udah berkunjung.
salam

emang unik ya kalo melihat panggilan ayah-ibu.
ternyata bermacam macam dan beda beda..

Ooh.. itu mah udah menjadi adat istiadat urang sunda panginten... dina kamus basa sundana mah disebatna teh "Nalipak Maneh" atau mengukur diri sendiri... kalo dirasa panggilan itu memberatkan karena status tertentu... buat dirinya memang tidak nyaman... jadi mereka membuat panggilan dengan memilih sebutan nama yang cocok dan pas

tuang rama... tuang ibu..
tuang tuh makan ya..?

balik lagi nih... karena aku suka sama tulisan neng rara yang nyunda banget.. serasa di lembur sendiri... tanpa diminta aku pasang linknya yah.. silakan dicek

assalamualaikum..
@ elsa : bener mbak,..kadang kita baru menyadari bahwa keunikan tersebut sebuah bagian dari kearipan lokal sederhana yang berfilosofi antropologi budaya yang patut kita kaji lebih jauh
@ dija : ahaiii ..dija. Sudah besarkah ? selalu saja ikut dengan mbak elsa ya? mari teteh gendong yah..anak maniss
@ triz : tri tiasa basa sunda oge? aduh meni raoseun,..merenah pisan. leres tah eta " Nalipak Maneh". Hiji kaarifan lokal nu kadang sepele tapi jero pisan hartosna. Nuhun tos pasang link na..ku abdi tos pasang lin anu tri oge
@ rawins : hehehe.."tuang" merupakan istilah penghormatan kepada yang lebih tua. betul juga tuang tuh makan. istilah halusnya dalam bahasa sunda.
salam

perbedaan yang pastinya bisa menyuguhkan keindahan tersendiri...:)

neng...aku follow back ya dng nama diana...thanks...:)

yah,,ane ngikuti kodrat aja deh,,,dari sononya,,hehehee,,,, salam kenal yah,,ijin jdi follower di blog ini,..^^

kalo fajar manggilnya bibi sama mimi...

klo rara manggilnya ayah sm ibu aja dech

Berbeda-beda tapi tetap satu arti ^_^

kalo tempat saya sob...manggilnya
Apak dan Uwek...
hehehe

Kalau Shasa seringnya pakai sebutan : Ayah - Mama

Beragamnya panggilan utk orang tua ya...?

sama nih di daerah q juga kl panggil nama orang juga menyesuakikan, tergantung kecocokan saja, cocoknya di panggil apa y itu yg di pakai

salam kenal d tunggu coment dan follow baliknya jika berkenan

beraneka ragam dan rupa itulah indonesia

assalamualaikum...
thanks teman-teman yag sudah berkunjung..
salam

selamat menjalankan ibadah puasa...ya

Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon