Selasa, 17 Juli 2012

Pengalaman di Papua 1 ( Dari Sentani ke Distrik Namblong)


Membuka-buka gambar di laptop yang hampir setahun lalu saya simpan, teringat tentang pengalaman langka ke Papua. Kalau tidak salah, perjalanan ini sekitar bulan Oktober 2011. Waktu itu saya ditugaskan melakukan evaluasi sekolah melalui intrumen EDS (Evaluasi Diri Sekolah) tahun 2011.
Perjalanan ke Kota Jayapura dari Jakarta menurut saya cukup melelahkan, setelah 2 kali transit melalui penerbangan udara dengan Garuda Indonesia Airlines yaitu di Makasar, dan Biak lalu ke Jayapura. Saya landing di Bandara Sentani tepat Pukul 7 Pagi. Meski lelah, saya bersyukur bisa menginjakkan kaki di Negeri Cendrawasih.
Kunjungan perdana saya waktu itu, ketika setelah seminggu sebelumnya terjadi kerusuhan, dimana waktu itu ada Sekitar 300 ih lebpeserta kongres Papua mendeklarasikan Negara Papua Barat. Kongres Papua III di Jayapura berlangsung di Lapangan Zakeus, Padang Bulan, Abepura, Jayapura, sejak 17 hingga 19 Oktober 2011 dan berakhir ricuh. Ada beberapa orang luka dan 2 orang dilaporkan tewas . Saya berdoa semoga tidak ada kerusuhan dan tugas berjalan lancar. Ups begitu berdebar berada di ketika melewati Abepura.



Perjalanan dari Sentani ke Kota Jayapura tak terlalu lama. Ada sekitar setengah jam lebih, kiri jalan terbentang bukit bukit bebatuan, dan bukit cadas yang sedang direnovasi. jalannya lebar dan cukup bagus meski kadang menemui beberapa hambatan karena dipinggir jalan ada perbaikan jalan.
Hari Pertama
Setelah menyimpan barang-barang di penginapan dan istrihat sebentar, saya memulai perjalanan mengunjungi SMKN 1 Sentani, di temani Pengawas SMP dan salah satu karyawan LPMP Papua. jalanan tidak terlalu padat, sekolah ini persis dibawah bukit,sangat indah dan betah. tak nampak aroma kerusuhan, yang ada ketenangan dan cuaca cukup panas menurut saya.
Selesai dari SMKN 1 Sentani, kemudian beranjak pulang menuju penginapan. Pemandangan Danau Sentani memikat hati, hingga akhirnya saya berhenti disebuah tempat makan di tepi danau. Suasana siang yang terik, pupus sudah dengan semilir angin danau yang sejuk.
Mentari merayapi Sentani.
Saya pulang menuju penginapan. Malam pertama di Kota jayapura, sebenarnya cukup menegangkan. Meski itu hanya perasaan dan sugesti saya setelah berbagai cerita dan peristiwa minggu terakhir tentang demo yang kadang akhirnya berujung rusuh. Menurut teman di Kota jayapura, biasanya pada malam hari banyak pemuda yang mabuk dan orang gunung yang turun ke kota. Alhamdulillah saya tidur pulas.
Hari Kedua
Hari kedua, lokasi sekolah yang akan dikunjungi cukup jauh yaitu ke SD Negeri Besum dan SMPN 2 Nimboran Distrik Namblong Kabupaten Jayapura. Perjalanan sekitar 2 jam dari Kota Jayapura, memuaskan hatnamun kembali viewnya sangat hati. bukit-bukit kecil, tersebar diantara air, hutan hijau dan sejuk yang saya lewati.

Jalan yang lurus dan mulus membentang menuju Distrik Namblong
Sampai di SMPN Nimboran, ternyata serasa di Yogyakarta karena beberapa orang gurunya berasal dari Yogyakarta. Mereka adalah transmigran yang kemudian menjadi tenaga pengajar dan diangkat menjadi guru di sana. Berbagai keluh kesah terdengar dari mereka, mulai dari murid yang giat, murid yang susah belajar, pengrusakan sarana sekolah oleh orang asli dan sebagainya. tetapi semangat mereka tetaplah besar untuk terus membangun negeri, mencerdaskan anak bangsa.
Pulang dari Nimboran, kembali ke Kota Jayapura kembali melewati jalan yang kadang lurus terus, lalu berbelok-belok hingga saya tertidur pulas. Di suatu tempat,yang sepi, kiri kana jalan hutan lebat, mobil berhenti. Dua orang pemuda, sedang mabuk mencegat dan menengadahkan tangan nampaknya meminta uang. Saya terbangun, kaget,meski mereka tak nampak membawa senjata, saya cukup gugup. Sopir berhenti dan menyalakan klakson dua kali. Akhirnya mereka minggir.
Alhamdulillah tak terjadi apa-apa. Mobil melaju menuju penginapan.

Bersambung ke Dari Kota Jayapura ke Daerah perbatasan RI - PNG

Selasa, 10 Juli 2012

Pantai Pangandaran Jawa Barat

Tags
Kutunggu dirimu,
sebelum embun pagi pergi


Tanah, air dan kematian

Urat Perkasa

Kukayuh, Kurengkuh

semangat Sang Penjaga