Rabu, 27 Mei 2009

Perpus...


Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah, semoga keindahan hari ini menjadi inspirasi untuk membangun kehidupan kita menjadi lebih sukses.Semoga.
Perpus, judul diatas sepertinya akrab sekali dengan telinga kita. Yap, bener. Perpus..takaan maksudnya. Ada lagi TBM, tentu belum akrab dengan telinga kita, bukan menu resep, bukan apa-apa, TBM adalah Taman Bacaan Masyarakat. Hampir sama dengan Perpustakaan, hanya TBM biasa hadir di tengah-tengah masyarakat desa, di kelola oleh masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa yang notabene memiliki akses terbatas untuk mengunjungi perpustakaan yang biasanya ada di perkotaan.
Definisi Perpustakaan International Federation Of Library Association and Institutions (IFLA), 1980 : " perpusakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber infromasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai".
Berdasarkan sudut pandang tujuan, fungsi dan pemakaiannya Perpus bermacam-macam seperti perpustakaan Internasional, P.Nasional, P. Umum, P.Sekolah, P Khusus, P.Pribadi (swasta) dan taman bacaan.
Nah, Pernahkan kita berpikir bagaimana administrasi sebuah perpustakaan itu dikelola? apalagi untuk perpustakaan yang notabene sarana dan prasarana terbatas seperti Taman Bacaan Masyarakat. Yang aku tahu tuh, ini juga dari temen yang ngelola perpus ada beberapa buku administrasi yang perlu ada di sebuah perpustakaan, yaitu :
1. Buku Induk
2. Katalog
3. Buku Anggota
4. Buku peminjaman
5. dll...
terus bagaimana cara menyetempel sebuah buku, dimana sebuah setempel (cap) harus di tempel, bagaimana cara membuat klasifikasi untuk sebuah buku. Mmmhh perlu rajin banget ya, kerja bi perpus ini.
Untuk di perpustakaan yang lengkap dengan sarana dan prasarana elektronik yang lengkap tentu tugas pengelola menjadi lebih ringan ya, sebab jika peminjam memerlukan buku tertentu tinggal ketik kata kunci atau judul bukunya aja pasti langsung muncul dan mudah mencarinya, tetapi untuk perpustakaan yang masih menggunakan katalog manual tentu ribet ya, ketika peminjam perlu sebuah buku. Dan bayangkan bagaimana pengelolaan TBM (taman bacaan masyarakat) yang dikelola masyarakat pedesaan yang notabene tenaga pengelolanya secara kualitas tentu berbeda dengan pengelola perpustakaan umum atau nasional bahkan internasional.
Untuk kelancaran kerja, sebuah perpustakaan sekuarang-kurangnya sebaiknya ada 2 ruangan :
1. Ruang kerja : untuk mempersiapkan pelayanan seperti pengadaan, inventarisasi,klasifikasi,katalogisasi,membuat perlengkapan buku,penyusunan buku dan rak
2. Ruang layanan/sirkulasi terdiri dari bagian ruang layanan sirkulasi, ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan tambahan seperti internet dan multimedia.
Nah, kehadiran ruang -ruangan ini sangat membantu pengelolaan sebuah perpustakaan.
Perkembangan teknologi infromasi, kehadiran media online, internet dan lain-lain sedikit menggeser posisi perpustakaan sebagai gudang ilmu. Orang cukup enggan berjalan menuju perpusatakaan bahkan lebih enjoy mengunjungi perpustakaan on line melalui dunia maya. Mungkin lebih enak kali ya, mengunjungi perpus on line melalui dunia maya daripada mengunjungi langsung ke perpustakaan yang ada disekitar kita. Tak apalah, hanya berbeda cara aja, yang penting tambah ilmu. Seberapa seringkah anda mengunjungi perpustakaan ?
smbr :
pedoman standarisasi perpustakaan bpplsp dirjen pmptk dir bin diklat 2007
sofy

Selasa, 26 Mei 2009

Belajar, Tak peduli usia.....



Alhamdulillah, ada yang lupa. Sudah 101 postingan saya terbitkan. Saya akui, beberapa bulan ini semakin asyik juga corat-coret di media ini. Meski saya akui, pada awalnya aktifitas ini terhenti karena masalah teknis. Laptop satu-satunya saat terjun ke dunia ini harus di rawat ke tempat service. mmh..sangat menyedihkan waktu itu (awal tahun 2009).
Postingan kali ini berawal dari kunjungan ke sebuah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). PKBM adalah salah satu wadah tempat aktifitas masyarakat melakukan pembelajaran non formal untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. PKBM berasal dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat. PKBM merupakan salah satu wadah andalan bagi masyarakat pedesaan untuk menambah ilmu dan keterampilan, ( dulu PKBM banyak didirikan di desa-desa terpencil karena akses memperoleh pendidikan di desa terpencil cukup sulit ). Tapi sekarang PKBM juga banyak muncul di perkotaan , sebab ternyata kebutuhan belajar ternyata dibutuhkan dimana saja, termasuk perkotaan.
Mohon maaf saya tidak bisa sebutkan nama PKBM tersebut. Ada yang menarik di PKBM tersebut, ada sekelompok ibu-ibu sedang belajar menjahit, jam belajarnya siang (bukankah itu waktu untuk memasak bu ?), tapi mereka begitu antusias mengikuti sebuah kursus keterampilan menjahit. Apa tujuan mereka ikut kursus menjahit ini ya?
Selidik punya seliidik, tujuan mereka bukan untuk mengisi waktu luang bro...sis..
tapi kesadaran mereka bahwa belajar adalah unutk menambah ilmu dan keterampilan, jika kelak berguna bisa pakai untuk membuat usaha kecil-kecilan atau ya ..sekedar menjahit pakaian keluarga serunya.
Di fasilitasi oleh seorang tutor yang tak kalah semangat mentransfer keterampilan menjahit, pembelajaran tersebut berlangsung informal, tak ada batas antara tutor dengan ibu-ibu tersebut, diselingi canda tawa, saling bertanya dan saling membantu membetulkan cara memotong kain dan mengukur pola pakaian.
Wuih, begitu semangat mereka, tak peduli ruang belajar yang sesak dan panas serta hanya beberapa mesin jahit yang sudah usang untuk prakteknya.
Semangat mereka,
antusias mereka menunjukkan "ketakpedulian" mereka pada usia
mereka terus berupaya menambah keterampilan di sela usianya yang senja, disela kesibukan rumahtangganya..
salut bu,
semoga sukses ya bu....

Senin, 25 Mei 2009

Sorabi Hejo (Hijau)


Bismillahirahmanirrahim
Baru kali ini saya postingan tentang makanan. Sengaja aja, karena di kantor ada yang kirim sorabi hejo. Sorabi ini adalah jenis makanan ringan, rasanya enak, tidak terlalu manis. Apalagi setelah dicampur dengan kinca. Kinca adalah gula merah yang di seduh hingga airnya kental dan dicampur sedikit durian, rasa duriannya yang menggoda membuat lidah ga bisa dibohongi bahwa Sorabi ini betul-betul khas dan menggoda. Sampai-sampai tuh sorabi hejo, abis tak terkira jadinya. Untung udah, saya tret..tret potret deh..
Sorabi hejo ini kiriman teman dari Karawang. Di Bandung memang makanan yang bernama sorabi banyak jenis dan variannya. Sorabi, dulu memang makanan masyarakat level menengah ke bawah. Tapi seiring perkembangan zaman, sorabi di olah dan dimodifikasi baik bentuk maupun rasanya. Hingga saat ini berbagai jenis rasa sorabi bisa ditemukan dan dicoba. seperti sorabi rasa strawberry, rasa keju, dll. mmh..memang kreatif ya, orang-orang banyak juga yang berbisnis makanan ringan ini. Disajikan hangat-hangat dalam berbagai rasa, dipinggir jalan sambil nongkrong ditemani berbagai minuman ringan.
Ada yang mau nambah info tentang sorabi ini ? silahkan....

Senin, 18 Mei 2009

Teman Lama


Bismillahhirahmanirrahim,
Tulisan ini diawali dari sebuah kegembiraan setelah bertemu dengan seorang teman lama semasa kuliah di Bandung. Pertemuannya tidak di sengaja, Dia ikut pelatihan dan saya waktu itu jadi panitia sebuah kegiatan pelatihan. Kami bertemu dan saling menyapa.
,' Gimana kabarnya, Neng ?
," sehat, jawabku gembira.
Kami satu jurusan, sama-sama bareng ujian sidang dan bareng juga di wisuda.
," gimana kabar teman-teman yang lain?,', Syamsa, Wahidin, Wati, Yono, Yud dll?
dimana mereka bekerja?,"
saya jawab sebisanya dan sepengetahuan saya.
Sedikit terkejut dia ketika mendengar kabar tentang Syamsa. Syamsa semasa kuliah dulu paling aktif, disenangi dosen dan jadi figur bagi teman-teman sekelas karena keberaniannya menjadi pemimpin di kelas, menjadi orang yang selalu bertanya, dekat dengan para dosen dan diakhir kuliah dia terkena DO (maaf). Saya kurang tahu mengapa dia bisa terkena DO.
Doel, temanku itu sedikit mengernyitkan dahinya mendengar kisah Syamsa yang di DO. Takdir serunya. Saya sendiri tidak mengerti. Kami berdua sama-sama bersyukur memiliki pekerjaan yang didambakan sejak kuliah. Meski Doel baru mendapat pekerjaan yang sah ini satu tahun kebelakang, dia tetap bergurau mengomeliku yang lebih dulu memiliki pekerjaan.
,' Eh, Neng. Kamu ga perlu kerja, warisan kamu kan banyak dikampung, lagian anak tunggal, ya tinggal nikmati aja tu warisan dan kelola pertanian, serunya sambil tertawa.
.' Ah, mendingan kerja dari keringat sendiri, Doel. lebih enak menikmatinya.
Doel, tertawa. Kami terlarut dalam kenangan indah semasa kuliah.
Aku bersyukur atas takdir ini. Atas pekerjaan yang telah kumiliki, atas nikmat Tuhan yang tiada henti.
terimakasih ya Allah.
Kami berpisah, dan saling menukarkan nomor HP.
Mudah-mudahan kita ketemu lagi ya, Doel....

Rabu, 13 Mei 2009

Istirahat yuk

Tags

Bismillahirahmanirrahim
Diklat sebentar lagi ditutup.
setelah bergulat dengan kertas, tinta, printer dan seharian manteng di depan laptop ngerjain administrasi diklat yang berjibun, meski sekretariat Diklat di sebuah hotel mewah di Bandung, tapi jika kerja keras kaya gini mah di hotel juga ga enak.
kupastikan istirahat 4 hari di rumah.
Kira-kira enaknya apa ya?
setelah kurang tidur selama 4 malam ini,
tentunya yang paling dibutuhkan oleh badan adalah tidur,
melepaskan otot-oto yang tegang, berendam di pemandian air panas yang sederhana di kampung ( Jika pergi ke Spa,...ga ada duit sob)
Ada yang punya ide?
mmh..tentunya kumpul bersama hafung, menghabiskan waktu di rumah, nonton TV, makan dan jika sehat jalan-jalan ke Mall boleh juga.
Atau...
eit udah dulu ah..lagi penutupan tuh diklat. mau packing barang-barang ni.
Mari saya tingal dulu...
Bu bos tunggu..mau terbitkan entri dulu..
wassalamm

Senin, 11 Mei 2009

Mak Bun


Mak Bun . Itulah panggilannya. Namanya singkat tapi cukup menarik jika ia sudah dipanggil untuk datang. Siapakah Mak Bun ?
Mak Bun, seorang tukang pijit panggilan. Ia menjadi idola bagi teman-teman dikantor untuk urusan pijit memijit. Tinggal ketik Reg spasi Mak Bun kirim ke no HP nya. Mak Bun langsung datang. Jadwalnya yang padat akan panggilan untuk memijit membuat kita perlu bersabar menunggu. Aku mencobanya memanggilnya lewat Handphoneku.
diujung telpon suara Mak Bun menjawab, " Nanti Jam 8 malam ya Bu,".
Tepat jam 8 malam, Mak Bun datang. Membawa tas kecil berisi seperangkat alat pijit tradisionalnya. Sengaja aku memanggilnya, sebab badan ini terasa pegal-pegal dan urat pada kaku semua. Mak Bun, seorang janda. Ia mempunyai dua orang putri. Putri pertama bernama Imas dan yang si bungsu bernama Romiah. Mak Bun, meski hidup menjanda, ia tetap mampu menafkahi dua orang anaknya. Suaminya sudah 10 tahun meninggal. Mak Bun tetap menjanda, tidak berniat untuk menikah lagi. Ia memutuskan untuk tetap hidup sendiri ditengah beberapa himpitan kebutuhan hidupnya yang serba sulit, apalagi si Cikal, Imas sudah hampir diujung masa kuliah S1 nya. Sementara Romiah, anak keduanya sedang mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti SNMPTN (Seleksi NAsional MAsuk Perguruan Tinggi Negeri). Jika dihitung-hitung biaya keduanya anaknya cukup besar, dan dari upah memijit jika dikalkulasikan tentu tidak cukup menurut hitunganku. Tapi Mak Bun, tidak patah semangat. Ia berusaha mengatur penghasilannya untuk membiayai kedua anaknya. Mak Bun berharap kedua anaknya bisa menjadi orang sukses, mendapat pekerjaan yang lebih baik dari dirinya. Tidak hanya sekedar, tukang pijit, serunya.
Panjang lebar mak Bun bercerita tentang kehidupannya, kekagumanku muncul atas kehidupan Mak Bun. Aku sendiri mungkin tidak bisa seperti Mak Bun, membiayai kedua anaknya yang sudah besar, dan keduanya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Mak Bun, seorang tukang pijit yang santun. Ia mengkisahkan kehidupannya bersama almarhum suaminya dengan penuh hidmat. Hidup dengan sederhana dan memiliki target. Sayang suaminya telah dipanggil lebih dulu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tak terasa, Mak Bun selesai bercerita.
Ceritanya memberikan nuansa yang berbeda bagiku dan kehidupannku.
Semoga.

Rabu, 06 Mei 2009

Tetanggaku Punya Kisah


Bismillahirahmanirrahim
Semoga bukan tergolong kategori membicarakan orang, tapi hanya sekedar mengkisahkan.
Begini :
Ada seorang perempuan, Ia sudah tua.
Perempuan itu sebut saja Inah (nama samaran). Inah merupakan orang yang cukup terpandang di kampungnya, memiliki beberapa tanah sawah, tanah kolam dan perkebunan. Bahkan memiliki tanah khusus untuk dijadikan sebagai makam keluarga. Inah merupakan anak dari orang terpandang juga tadinya, saudaranya ada 5. 1 laki-laki dan 4 perempuan.
Inah Memiliki 2 orang anak perempuan. Anak sulung pertama sebut saja Bintang. Yang kedua namanya Bulan. keduanya sudah bersuami dan tinggal dekat dengan Inah.
Bintang merupakan anak sulung, karena takdir Allah Bintang meninggal lebih dulu daripada Inah Inah sangat kehilangan. Beberapa tahun sepeninggal Bintang, Inah pun meninggal dunia dipanggil Allah SWT. Bulan sebagai anak bungsu pun sangat kehilangan mereka. Meninggalnya Inah betul-betul memberikan duka mendalam bagi Bulan. Ia kini tidak punya saudara kandung lagi. Pada saat Inah hidup, Inah juga tidak pernah menghibahkan hartanya pada Bulan. Sementara anak perempuan dalam hal warisan memang sangat lemah.
Pada saat hidup Inah juga, hanya bicara semua harta Inah diserahkan kepada Bulan, tetapi saat itu tidak ada saksi sehingga keterangan tersebut kurang jelas.
Beberapa bulan sepeninggal Inah, terjadilah sengketa terkait warisan Inah. Anak dari saudara laki-laki almarhum Inah menggugat bahwa, beberapa bagian harta Inah adalah bagiannya juga. Bulan sebagai anak kandung Inah terkejut, dan tidak menyadari bahwa akan terjadi sengketa tersebut.
Bulan sebagai anak kandung almarhum Inah bertanya :
1. Apakah memang ada hak waris bagi anak laki-laki dari saudara Inah (Ibunya) yang laki-laki atas harta Inah ?
2. Apakah memang betul, jika anak perempuan mendahului meninggal dunia kemudian harta anak perempuan itu harus dikembalikan pada Ibunya ? ( kasusnya adalah ketika Bintang meninggal lebih dulu daripada Inah Ibunya, nah harta Bintang harus dikembalikan kepada Ibunya/Inah)
3. Bagaimana ia menyikapi harta warisan Inah (Ibunya), apakah secara hukum waris, harta Ibunya sudah menjadi miliknya yang sah?
4. Apa yang harus Bulan lakukan untuk membereskan sengketa ini, agar ia tetap rukun dengan saudara-saudara lainnya terutama saudara dari Inah Ibunya.

Sebagai seorang muslimah, saya akui kurang paham dalam hal harta warisan. Kisah tersebut memberikan pembelajaran bagi saya untuk semakin mendalami agama dan implementasinya di dunia ini.
Adakah teman-teman yang bisa memberikan input atas kisah tersebut. Terimakasih sebelumnya. Semoga.
Wassalamulaikum....



Senin, 04 Mei 2009

Mengapa Ponakan Enggan Ke Sekolah


Sedikit bingung ketika mendapat berita dari Kakaku,
Ponakanku katanya enggan pergi ke sekolah. Padahal kata Pa Mendiknas " Harus Bisa!". katanya.
Apakah memang sekarang jamannya belajar di rumah (home schooling)? tapi saya melihatnya bahwa home schooling hanya bagi mereka yang tergolong kategori orang yang kaya yang mampu membayar guru-guru untuk datang langsung ke rumah dan memberikan pembelajaran langsung pada anak di rumah. Tapi home schooling kan bisa dibuat komunitasnya. Tidak hanya untuk orang kaya saja.
Ponakan usianya 12 tahun, lagi masa-masanya menghadapi Ujian Nasional kelas 6 SD sekarang. Hari-harinya memang disesaki oleh beberapa kegiatan untuk selalu intensif belajar, belajar dan belajar demi mencapai sesuatu yang dikatakan " lulus" saat ujian kelak.
Ponakan memang masih muda, hobinya nonton kartun dan main game. Untuk belajar pasti tak tergiur sama sekali, apalagi ketika asyik main game atau nonton film kartun. Mmmhhh.. kadang gemes juga, ketika ia sulit belajar, sulit diarahkan, sulit di nasihati.
Tapi ia enjoy aja,
yang saya heran, ketika ada ujicoba ujian di sekolahnya..
ponakan nilainya cukup bagus..
atau karena ia memang bisa ngisi soal atau hasil nyontek dari temennya..
saya kurang tau.
mmmh kadang bingung juga, sementara Ujian Nasional untuknya sudah dekat
kami mengharapkan ia nilainya bagus, bisa masuk SMP negeri favorit dan kelak jadi orang sukses..
tapi kadang sukses tidak ditentukan oleh kemampuan akademik
tetapi kemampuan vokasional skills.
nah..ponakan saya? apa punya vokasional skill apa?
ah..biarin yang penting sukses de!
belajar sambil bermain kali ya?
itu mah untuk anak balita.....
Met Hardiknas. (mesti terlambat)