Kamis, 31 Desember 2009

2010

Pagi -pagi sekali ada sms datang dari bibi di Jakarta.
begini isinya:

' Saudaraku...hiduplah tiap hari, seperti "MATEMATIKA", Meng(x) kan sukacita, Meng (-)i kesedihan, Me (+) semangat, mem (:)i kebahagiaan dan mengkuadratkan kasihsayang. " MET TAHUN BARU 2010". Semoga tahun ini semakin membawa kebahagiaan dan kesuksesan.
Amin ya Rabb."

Amin kembali saya balas sms tersebut.

Met tahun baru, bro and sis semua.
kali ini sekedar up date singkat saja atas isi blog ini. Akhir Desember saya bener-bener babak belur oleh kerjaan dan tugas kuliah, serta mau ngadepin UAS yang cukup menyedot energi hingga ga bisa BW kemana-mana.

Harapan saya, semua teman-teman sehat walafiat dan makin sukses ya..
mari ah..tinggal dulu.
meski mau ngadepin UAS, saya refreshing dulu kemarin ke Ancol, Dufan, kemudian berkesempatan ke Kubah mas dan nengok penghuni Ragunan di Jakarta Timur. Di akhir tahun 2009 saya habiskan waktu di daerah puncak Bogor berlibur bersama keluarga. Sambil deg-degan nunggu ujian akhir semester....(hihihihihih..beginilah hidup. kita mau seneng-seneng, selalu aja diselingi yang ga seneng-seneng yah, btw nikmati aja)

salam

Senin, 14 Desember 2009

Dari Bengkulu - Kota Manna dan Bintuhan

Bismillahirrahmanirrahim... Halo temen-temen semua, mudah-mudahan para bloger semua ada dalam keadaan sehat walafiat.

Ini adalah deskripsi perjalanan pekerjaan saya saat ke Bengkulu menuju Kota Manna dan Daerah Bintuhan. Perjalanan ini dalam rangka tugas kantor saya, di awal Deesmber lalu. Saya pikir tidak perlu dijelaskan konteks pekerjaan saya ke daerah tersebut. Yang jelas, melakukan monitoring dan evaluasi sebuah program blockgrant dari pemerintah pusat.
Dari Bandung, saya berangkat pagi sekali menggunakan travel bersama beberapa kawan, karena pesawat Mandala Air menuju Bengkulu take off jam 7.40 pagi. Sampai di Bandara Soekarno Hatta jam 5 pagi hingga Shalat Subuh di Bandara dan sarapan sebentar mengisi perut.
Alhamdulillah tidak ada delay, dan pesawat tepat waktu take off nya hingga bisa tiba di Bandara Fatmawati tidak terlalu siang. Tiba di Bengkulu, cuaca cukup bersahabat tidak terlalu panas dan hujan turun rintik-rintik menyambut dengan ramah.
Perjalanan menuju Bengkulu Selatan, Kota Manna siap dimulai.
Sengaja saya tidak pakai mobil travel dari Bandara Fatmawati, tetapi naik umum saja. Saya pikir lebih bisa menikmati suasana "orang kebayakan" di mobil umum tersebut. Dari sekitar Bandara Fatmawati ada mobil umum menuju Kota Manna, biayanya Rp.50.000,- , 4 jam perjalanan. Wuiih 4 jam bro, sis...kebayang ga?
Saya berangkat bersama 2 orang teman menuju Manna, mobil pun tak lama penuh penumpang, rata-rata mereka adalah masyarakat pekerja, pedagang dan petani. Bahkan mereka membawa barang bawaan yang cukup banyak, ada juga yang membawa durian. Sepanjang perjalanan, wangi durian terus muter-muter didalam mobil, hingga rasanya puyeng banget kepala saya.
Jalanan menuju Kota Manna, tidak semuanya mulus. Bahkan banyak lubang disana-sini, saya menikmatinya, daerahnya lebih banyak perkebunan karet dan kelapa sawit. Kebetulan di daerah yang dilewati (Seluma dan Pino) sedang musim durian, hampir di setiap sudut dan belokan pinggiran perkebunan sawit, berjejer penjual durian.
Pak Sopir, meski badannya tambun kelihatannya ia cukup gesit membawa mobil di kelokan, turunan, dan tanjakan yang berliku. Untuk menghalau rasa kantuk, ia menyetel lagu dangdut yang diputar sejak dari Kota Bengkulu. Alhasil, saya bersama teman dibikin mabuk, mabuk wangi duren dari bagasi mobil dan mabuk lagu dangdut, serta mabuk keringat (baik keringat sendiri maupun keringat penumpang lain..he,..he.). Mobilnya tidak ber AC lg. AC nya langsung dari angin yang masuk dari jendela mobil yang dibuka lebar-lebar. Wuiihh, sebuah perjalanan yang mengasyikan sekaligus menguras energi dan kesabaran. Jauh sekali dengan mobil travel Bandung - Jakarta yang luas dan ber AC.
Mobil terhenti, ditengah jalan. Sepertinya daerah perkebunan karet. Pak Supir keluar tergesa, kemudian menerobos masuk hutan. Ehh..ternyata ia kebelet pipis. (ha..ha..ha). Lalu ia kembali dengan wajah lega. Hampir 4 jam perjalanan didominasi oleh pemandangan hutan, perkebunan karet, kelapa sawit, tukang durian, domba-domba yang melintas begitu saja di jalanan hingga hampir saja mobil yang kami tumpangi menabrak domba gembalaan tersebut.
Akhirnya, sampai juga di Kota Manna. Kota Manna adalah Ibukota dari Bengkulu Selatan. Cuaca cukup panas. Kami langsung menuju tempat makan. Rumah makan Padang, kami serbu dengan penuh rasa lapar.
Perut terisi, kami langsung menuju hotel untuk menginap. Setelah Chek in, dan shalat Dzuhur, langsung saja kami tertidur pulas kecapaian.....brr...rrrr...zzzzz..zzz. tertidur pulazz....Bangun tidur jam 4 sore. Rasanya, hilang sudah kepenatan. Petugas hotel menawarkan, untuk menikmati durian yang dijajakan tepat dipinggir hotel.
Wow..kami langsung blingsatan menuju ke depan, memilih durian dan menikmatinya. Durian bengkulu terkenal cukup besar dan manis.
Ini dia duriannya!
Konon supaya tidak mabuk durian, setelah makan durian, kita harus minum air putih dan air putihnya di teteskan dicangkang duriannya lalu diminum.
Hal ini diyakini bisa menjadi daya tawar untuk gas dari durian yang kita makan. Benar atau tidaknya saya kurang tahu, tapi saya mencobanya.
Menginap di Kotta Manna, bagi saya cukup enak. Meski cuaca cukup panas tapi masyarakat kota tersebut ramah, para penjual duriannyapun ramah, pelayan di rumah makan yang saya datangi ramah-ramah pula, para pedagang kakilima yang mangkal di depan hotel juga baik-baik. Meski kota ini dapat giliran mati lampu, Alhamdulillah hotel tidak mati lampu sebab punya gen set yang cukup bertenaga.

Pada pagi harinya, dimulailah pekerjaan saya hingga siang. Ga usah dideskripsikan yah, prosesnya, yang jelas pekerjaannya selesai sampai sore.
Saya menginap semalam di kota Manna, jam 4 sore kami chek out dari hotel di kota Manna, lalu berangkat lagu menuju Daerah Bintuhan Kaur. Jarak tempuh dari Kota Manna ke Bintuhan sekitar 2 jam perjalanan darat. Biasa pakai kendaraan umum lagi. Saya dan teman ga sewa travel, sengaja aja ingin menikmati transportasi khas daerah sana.
Menuju Bintuhan, tidak beda dengan perjalanan sebelumnya, banyak perkebunan karet dan kelapa sawit, menyebrang jembatan-jembatan besar dimana salah satunya melewati sungai Padang Guci. Pemandangannya cukup indah. Menjelang beberapa kilometer mendekat ke Bintuhan, jalan raya yang kami lalui sedikit merapat ke daerah pantai sehingga pemandangan laut lepas Samudera Indonesia cukup kelihatan, ombaknya besar dan bergemuruh.
Sampai dikota Bintuhan Kaur, hampir malam. Hujan turun dengan lebatnya, lampu-lampu mati. Cukup menakutkan, kota ini seperti kota mati. Untung lampu hidup kembali, hingga wajah kota Bintuhan kembali terlihat manis. Kota Bintuhan, tidak terlalu jauh dengan laut lepas Samudra Indonesia, banyak muara-muara dari anak sungai yang menempel dikota ini sehingga tidak heran di tepian sungai tersebut nampak biawak berenang dan bercengkrama diatas air. Kota Bintuhan ini berbatasan dengan daerah Liwa Lampung.
Tidak ada hotel yang cukup representatif menurut saya di sana, tetapi ada penginapan yang cukup enak untuk istirahat. Kami sempat berjalan-jalan mengitari kota ini, menuju ke pantainya tetapi waktu sudah sore dan tidak cukup waktu untuk menikmatinya lebih jauh. Setelah makan malam, kami kembali mencari tukang durian yang berjajar di alun-alun kota Bintuhan. Kembali kami menikmatinya. Durian Bintuhan, tidak jauh berbeda dengan durian dari Kota Manna. Besar dan manis-manis.
Menginap di Bintuhan, yang sering mati lampu membuat saya kurang tidur, menjelang malam sering mati lampu, tapi karena kecapaian dan kenyang oleh durian akhirnya saya bisa tidur juga. Pagi harinya, saya bersiap melakukan pekerjaan sampai siang hari, mengecek perkembangan sebuah program, merekam kendala dan kemajuannya serta membuat analisis tindaklanjutnya.
Pukul 3, pekerjaan rampung. Saya bersiap pulang menuju Kota Bengkulu. Wuiihh, ada rasa enggan pulang dari Kota Bintuhan mengingat perjalanan yang begitu panjang sekitar 6 jam. Tapi harus apalagi, selaku "prajurit" tetap harus kembali ke kesatuan lagi. (hi..hi..hi..hi).
Pulang dari Bintuhan, menuju Kota Bengkulu kami diantar teman memakai kendaraan roda empat yang representatif, tidak berdesakan lagi dengan penumpang lain. Di jembatan Sungai Padang Guci, kami berhenti untuk makan. Kali ini menunya adalah menu ikan sungai Padang Guci. Tempat makannya, persis disamping jembatan sungai Padang Guci.
Nah ini dia, ikan sungai Padang Guci. Ikan ini terkenal gesit, berada diantara air deras dan ditangkap oleh para pencari ikan dengan cara dipancing atau di jaring. Rasanya enak, renyah dan dagingnya empuk. Hanya tulang-tulangnya cukup keras.
Akhirnya setelah puas makan, kami bersiap pulang. Perjalanan 6 jam ke depan siap menunggu. Saya tertidur pulas di kendaraan hingga tak ingat apapun. dan terbangun, mobil yang mengantar sudah parkir di hotel Kota Bengkulu, tidak jauh dari rumah peninggalan Ibu Fatmawati.
Alhamdulillah ya Allah, terimakasih.
Malamnya saya belanja makanan khas Bengkulu di pusat Jajanan Kota Bengkulu. Mulai dari lempok (dodol durian), aneka jenis kerupuk ikan laut, gantungan kunci beraneka ragam, dll. Ada kain besurek, kain batik khas bengkulu.
Besok siangnya, kami pulang menuju Jakarta.





Selasa, 08 Desember 2009

Moment Terakhir Saya dengan Kakak

Hari ini hujan turun rintik-rintik tak berhenti, saya keluar ruangan kantor dan memandang ke atas langit yang mendung, rintik-rintik air hujan turun perlahan membasahi wajah ini. Saya tetap memandang ke atas langit, tetes air itu datang begitu saja dari atas. Subhanallah.

Rintik hujan ini mengingatkan kepada almarhum kakak. Sudah 11 tahun, kakak kandung saya meninggal. Ia meninggal di usia 35 tahun pasca melahirkan anak pertamanya yang baru berusia 4 hari. Waktu itu saya, hanya bertemu semalam dengannya. Sebab sebelumnya saya berada di Bandung, dan hari ke tiga saya baru bertemu dengannya.
Malam ke-empat, pasca melahirkan saya ngobrol dengannya.
Kakak : Neng, jika nanti kakak sudah sehat, kakak akan pergi ke sekolah dan mengajar seperti biasa, titip si Ujang ya neng. Nama bayinya sudah Kakak tulis di buku yang biasa Kakak bawa ke sekolah.
Ia menitipkan putra pertamanya juga kepada Ibu.
Saya : O iya, tentu saya akan menjaganya Kak. Dia kan keponakan pertama saya.
Malam berlanjut, saya tidur dengan kakak dan si bayi mungil.
Besok paginya, ketika waktu Dhuha, Kakak meminta untuk diantar mandi. Katanya Ia ingin membersihkan diri selepas melahirkan 3 hari kebelakang. Saya pun menyiapkan air panas. Selepas mandi, kakak bersolek memakai pakaian barunya, dan membedaki wajahnya serta menyemprotkan wewangian ke tubuhnya. Ia tampak cantik, meski guratan lelah diwajahnya selepas melahirkan masih saya lihat.
Kemudian Kakak menyusui sang bayi dengan penuh kasih dan sayangnya. Si bayi tertidur pulas.
Kakak kemudian mengambil air putih dan meminumnya. Beberapa menit kemudian tiba-tiba ia, tersengal dan mengeluhkan sakit didada. Saya terkejut. Ia kemudian terjatuh, dan saat itulah Malaikat maut menjemputnya. Kulihat Kakak melirik sejenak ke anaknya yang tertidur pulas.
Aku panik. Menjerit. Ibupun ikut menjerit. Ibu mendekap kakak, membisikan kalimat takbir berkali-kali. Allahu Akbar!Alahu Akbar. Kakak menutup mata untuk selamanya.
Aku semakin menjerit. Menjerit sekuatnya. Ibu masih mendekap Kakak, Ia meronta dan menjerit pula. Air mata tak kuasa kubendung. Kiamat kecil telah datang kepada Kakak. Allah SWT memanggilnya. Saya tak kuasa menerima kenyataan saat itu. Saya baru bertemu, semalam kemudian kakak meningalkan untuk selamanya.
Peristiwa itu saya kenang terus, itu adalah moment terakhir saya dengan kakak.
Betapa sesak dada ini ketika mengenangnya. Air mata selalu menyertainya.
Semoga Amal ibadah Kakak di terima oleh Allah.

Bolehkah saya mengenang moment terakhir itu, ya Allah?
Mengapa begitu cepat saya harus berpisah dengan Kakak?
Ia adalah saudara kandung saya satu-satunya?
Andai ia masih ada, tentu ia akan jadi anak kebanggaan ayah dan ibu ?
Andai ia masih ada, tentu aku mempunyai saudara untuk berbagi tentang kehidupan ini, berbagi tentang suka dan duka, berbagi kegembiraan tentang kehadiran anak saya.

Mungkin Allah SWT mempunyai rencana lain.
Dan saya percaya rencana Allah adalah yang terbaik.

Salam






Rabu, 02 Desember 2009

Ia


Ia

Ketika si matahari hendak pergi,
ketika itu kami bertemu
Ia tidak berubah,
masih mencintaiku, meski ia sudah beristri.

Ia begitu berharap,
Tapi tidak mungkin dan saya tidak mau
mohon maaf

Apa daya Si Manis telah merebut hatiku kala itu,
dan Ia bukan jodohku,

Saya tersenyum ketika ingat ia merayuku,
Tapi Tuhan menutup hatiku saat itu.

salam

Minggu, 29 November 2009

Untuk Teh Ai

Hari minggu kemarin, saya menginap di Ciamis. Pagi-pagi benar, Teh Ai telpon minta tolong untuk mengecek pengumuman hasil tes CPNS di Departemen Agama Kabupaten Tasikmalaya yang diumumkan tanggal 28 hari Sabtu kemarin. Saya segera meluncur ke lokasi, hati ikut berdebar karena ada perasaan sedih juga jika Teh Ai tidak lolos. Teh Ai adalah kakak ipar saya, ia sudah hampir 12 tahun mengabdi menjadi tenaga guru honorer di sebuah MI (Madrasah Ibtidaiyah) di kampung kami.
Teh Ai, memang sudah belasan tahun mengabdi menjadi tenaga guru kelas di MI, pengabdiannya yang cukup lama memang membuatnya tidak ada pilihan lain untuk mencari pekerjaan lain selain menjadi guru dan tercatat untuk menjadi seorang PNS. Profesi guru di kampung merupakan sebuah profesi yang dihormati, meskipun diakui gajai dan tunjangannya masih harus terus diperjuangkan. Ketika saya berbincang dengan Teh Ai, mengenai profesi guru, ia berpendapat bahwa guru merupakan profesi yang mulia, profesi yang paling ia dambakan agar bisa mengabdi dan membantu anak-anak disekitar kampung kami yang notabene kekurangan guru, guru juga menjadi figur bagi masyarakatnya, ada istilah guru digugu dan ditiru, meski gajinya boleh dibilang harus terus ditingkatkan.
Perjuangan Teh Ai, selama hampir 12 tahun menjadi tenaga honorer guru terus ia lakukan dengan tabah, penuh kepercayaan dan pengabdian untuk terus memberikan asuhan pada anak didiknya. Sangat miris ketika saya mengetahui honor yang ia terima tiap bulan untuk profesi guru honorernya, apalagi ia telah berkeluarga dan memiliki 2 orang putri. Menjadi guru, adalah cita-cita Teh Ai sejak ia keluar Mandrasah Aliyah.
Teh Ai, sudah sering mengikuti tes CPNS dan selalu gagal, konon terbentur oleh orang lain yang lebih "cerdik" atau oleh apalah yang jelas sulit menembus untuk lolos tes ini, meski dikatakan dimedia massa "kali ini tes betul-betul bersih". Mengiktui tes CPNS seperti masuk ke lubang jarum, peserta tes membludak dan yang diterima hanya seorang atau dua orang untuk satu jurusan.
Jam 12 siang, matahari membakar kepala hingga ubun-ubun. Saya membesut si merah menuju lokasi pengumuman. Hasil pengumuman ditempel di papan pengumuman, orang-orang berdesakan, ingin melihat hasil pengumuman tersebut. Sayang, hasil pengumuman tersebut tidak di up load di internet dan media massa (yang sy tahu). Akhirnya saya ikut berdesakan, keringat mengucur deras, mata sampai difokuskan kepada hasil pengumuman.
Akhirnya, Alhamdulillah Teh Ai LULUS.....
dalam hati saya berucap syukur, dan sujud syukur atas keberhasilan ini.
Saya langsung telpon Teh Ai, dan mengabarkan berita ini. Diujung telpon, terdengar isak tangis Teh Ai. Ujung dari perjuangannya sebagai guru honorer berakhir. Ia berucap Hamdalah beberapa kali. Saya ikut gembira dan terharu. Ia kini punya pekerjaan tetap, gaji tetap dan setidaknya masa depan keluarganya sudah mulai terlihat.
Terima kasih ya Allah, doa dan harapan Teh Ai terwujud. Mudah-mudahan guru honorer lain yang jumlahnya masih banyak dinegeri ini mereka bisa terangkat posisi dan kedudukannya menjadi guru tetap.semoga saja.
Amin.
(temen-temen ada yang pernah mengikuti tes CPNS?)

Selasa, 24 November 2009

Begitu sulit bagi mereka begitu mudah bagi mereka yang lain

Hari ini saya mulai membuka blog lagi, setelah seminggu lebih ditekan beban pekerjaan yang begitu padat. Pulang dari Bengkulu, cukup melelahkan setelah beberapa tempat dibengkulu selatan dan daerah Kaur yang saya datangi. Bukan survey tapi sebuah kegiatan merekam kemajuan sebuah program yang didanai dana blockgrant dari pemerintah pusat.
Bukan suatu yang aneh ketika saya datang, para pengelola program memang memiliki aneka ragam alasan ketika program yang mereka kelola tidak berjalan. Yang jelas saya hanya merekam kemajuan program dan daya serap anggaran yang telah mereka lakukan. Saya hanya bisa meluruskan dan memberikan input sekaligus memberikan laporan ke atasan atas perkembangan program yang saya monitoring. Mudah-mudahan terjadi perbaikan.
Dalam perjalanan pulang saya merekam sebuah pemandangan kehidupan,
A. Ada orang yang begitu mudah mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidupnya (mendapatkan uang) dan ia tidak begitu peduli cara yang ia peroleh entah halal atau tidak
B. Ada orang yang begitu sulit memenuhi kebutuhan hidupnya (mendapatkan uang) dan ia sangat peduli dengan cara yang ia peroleh untuk mendapatkannya.
C. Ada orang yang hanya butuh waktu sebentar dalam bekerja kemudian ia mendapatkan uang dengan mudahnya tanpa peduli halal dan tidaknya
D. Ada orang yang harus bekerja semalaman kemudian ia hanya mendapatkan uang yang sedikit.
Ah entahlah...semua tergantung kemampuan kita dalam memandang kehidupan ini.
Semoga temen-temen semua dalam keadaan sehat walafiat..
salam

Kamis, 12 November 2009

Kau,..ke Bengkulu Neng....

Bismillahirahmanirrahim,
Surat tugas datang malam ini, seorang teman menunjukkannya.
,"Kau, ke Bengkulu Neng minggu ini. Monitoring dan supervisi program. masih ingat kan konsep supervisi dan monitoring waktu kuliah dulu, jangan menjadi petugas yang merasa paling bisa, paling tahu, jangan menunjukkan arogansi sbg pemeriksa, tunjukkan bahwa kita sebagai rekan yang bisa diajak ngobrol, lebih pada "sharisme" bukan sebagai pencatat kesalahan , gunakan pendekatan kemitraan sejajar lebih pada kolegial, dan berikan pemecahan bagi masalah yang mereka temui, dokumentasikan dalam tulisan dan buat analisis tindaklanjutnya,".
," O ke Bengkulu," . Ke Kabupaten mana?,"
," Bengkulu selatan dan Kaur,".
," Tiket pesawatnya sedang disiapkan,"
,'ini berkas-berkasnya, pelajari dulu, dan jaga kesehatan. Bengkulu Selatan dan Kaur cukup jauh dari Kota Bengkulu. Sekitar 200 sampai 250 kilometer. Ada angkutan darat berupa mobil umum dan travel dari Bandara Fatmawati,". Selamat bertugas, semoga lancar dan sukses.

Dalam hati kecil, tadinya jika ditugaskan ke Bengkulu saya berharap ke Kabupaten Kepahyang, sebab menurut berita Bunga Raflesia (bunga bangkai) pada bulan ini sedang mulai tumbuh bahkan sebagian sudah ada yang mekar di bukit kepahyang. Saya ingin menyaksikan secara langsung bunga bangkai ini di daerah aslinya.
Berkunjung ke Bengkulu meski bukan yang pertama, memang menyisakan pengalaman tersendiri.
Baiklah..bro and sis..doakan yah..
salam

Rabu, 11 November 2009

Pagi semua...

Hari ini saya datang pagi sekali di kantor, bahkan para petugas cleaning service pun belum pada datang. Sengaja saja, sebab ada beberapa file yang harus diprint dan siang ini harus ke perpustakaan nyari bahan untuk paper yang belum rampung. Ketika saya sudah duduk di meja ini para petugas cleaning service baru datang jam 6.30. Aktifitas mereka sudah mulai bergerak, mulai menyapu, membersihkan meja kerja, kursi kerja dan tentunya mengepel lantai. Wuiihh..wangi banget ni, ma kasih pak....mereka mengangguk..

Salut sekali bagi mereka, para cleaning service ini. Meski saya tahu benar penghasilannya mungkin tidak cukup bagi kehidupan mereka (;menurut saya), tapi aktifitas dan semangat kerja mereka begitu tinggi. Bayangkan, setiap hari mereka datang pagi. (ups kalau saya mungkin ga bisa seperti itu, apalagi temen-temen lain yang biasa datang kesiangan).
Saya sendiri merasa kurang enak jika datang kesiangan, tapi orang lain kok sepertinya biasa-biasa saja. Meski diakui dikantor, ketepatan waktu bukan segalanya yang penting tugas terselesaikan. Para cleaning service, mungkin sudah memiliki ideologi bekerja yang bener-bener tertanam dihati mereka. (hihihihi..ideologi bekerja saya apa yah?)...hihihi senyum sendiri. Ideologi bekerja para cleaning service itu mungkin sama dengan saya, bahwa hidup harus selalu diusahakan, bekerja adalah caranya, meski efeknya masih minimal, suatu saat pasti berubah jika kita terus berusaha. Semoga saja.
Salam untuk semua bloger dimanapun...

Kamis, 05 November 2009

Tukang Kiridit. (Kredit) Tasik...

Alhamdulillah, jumat pagi ini begitu indah. Sinar mentari menerobos meja kantorku, hingga membelai pipi kiriku,diusapinya, diakrabi nya dengan kehangatan. Terima kasih ya Allah. Meski jauh dari tanah tercinta Tasikmalaya, aku masih bisa menikmatinya. perlahan belaian kehangatannya turun menjauh seiring detak waktu yang terus memburu siang.

.....Tasikmalaya merupakan sebuah Kabupaten yang ada diwilayah Priangan timur, dari kota Bandung, ke arah timur. Berbatasan dengan Garut disebelah barat, Ciamis disebelah timur, Sumedang di sebelah Utara dan Lautan Hindia di eebelah selatan....

Berbicara tentang tanah tercinta, Tasikmalaya. Saya teringat beberapa catatan dan celotehan.
Dengar, kata Tasik saja, kita teringat tentang tukang kiriditnya (tukang kredit), Rhoma Irama si Raja Dangdut juga berasal dari tasik, para pengrajin ayaman bambu, pandan, bordier, kelom geulis,payung geulis, kampung naga dan terakhir gempa tasik yang cukup mengguncang 2 bulan kebelakang.
Tukang kredit memang melekat dengan orang tasik. Tukang kredit, berasal dari dua kata, tukang dan kredit. Kata tukang menggambarkan sebuah profesi, sedangkan kredit adalah sebuah aktifitas. Tukang kredit adalah orang yang berprofesi dengan aktifitas kredit.

Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” artinya percaya. Karena itulah kredit dalam arti luas adalah kepercayaan. Maksud dari percaya di sini, adalah adanya kepercayaan dari si pemberi kredit adalah kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu. Aktifitas tukang kiridit tasik sudah terjadi sejak tahun 70-an hingga sekarang. Para Tukang kredit menyebar di beberapa kota besar di Indonesia . Aktifitas mereka sangat khas, memberikan kredit barang khususnya pada yang miskin, sasaran mereka adalah para ibu-ibu rumah tangga. Barang yang dikreditkan pun biasanya ketel,panci, termos, payung, bahkan kompor dan sebagainya. Tak heran jika mereka (tukang kredit)berkeliling , sepeda nya akan penuh dengan aneka jenis barang .

Tukang kredit terbagi menjadi dua, yaitu tukang kredit laki-laki dan tukang kredit perempuan. Tukang kredit laki-laki biasanya pergi ke kota merantau menjadi tukang kredit, sedangkan tukang kredit perempuan berada di desa-desa. aktifitas mereka sama, menawarkan kredit barang dengan sistem kepercayaan, dan sistem pembayarananya tidak rumit, bisa harian, mingguan, atau bulanan.

Para tukang kiridit tasik biasanya mereka satu keluarga besar. Tukang kiridit yang berhasil ia akan membawa saudaranya ke kota kemudian dilatih menjadi tukang kredit, sistem latihannya juga tidak rumit, biasanya mendampingi dulu, ikut mengenali medan, bagaimana cara berkomunikasi dengan sasaran(konsumen), mengamati kreditur untuk meyakinkan bahwa nanti ia tidak akan susah ditagih, mengenali medan, mengenal toko-toko yang menjual barang murah tetapi kualitasnya bagus yang akan dijadikan mitra. Tukang kredit baru biasanya dikenalkan untuk memiliki sikap ulet, sabar dalam menghadapi konsumen, rajin dan kepandaian menghitung.

Keberadaan tukang kredit bagi mereka yang miskin sangat dibutuhkan, sebab cukup terbantu mereka dalam pemenuhan barang-barang rumah tangga. Sayang, sering dengan pergeseran jaman para tukang kredit mulai terpinggirkan, padahal potensi dan keberadaan sangat baik. Keberadaan tukang kredit kadang dipandang sebagai rentenir yang melipatgandakan uang, padahal sistem kredit tukang kiridit berdasarkan kepercayaan dan persetujuan. Kelipatannya pun tidak terlalu besar, dan objeknya bukan uang, tapi objek yang ditawarkannya adalah barang. Seperti itu pandangan saya. Mungkin teman-teman punya pandangan lain.

Para tukang kiridit tasik, mereka tidak kaya. Hidup mereka sederhana, hanya memang pendapatan yang diperoleh biasanya dibelikan untuk membeli tanah, sawah dan dikampungnya. Regenerasi tukang kredit dalam keluarga besarnya memang menarik. Mereka memiliki ikatan kuat, terlihat dalam pembagian lahan sasaran kreditnya, terlihat juga dalam sistem melatih (mentranfer) kemampuan menjadi tukang kiridit bagi tukang kiridit baru. Jika anda pernah melihat film dokumenter karya Amirul Arham tentang sosok Muhamad Yunus dengan Garmeen Banknya di Bangladesh , tentu kita teringat dengan tukang kiridit tasik. O ya, film dokumenter ini mendapatkan hadiah nobel perdamaian tahun 2006.

Orang tasik ternyata perantau yang ulung juga, buktinya para tukang kredit menyebar diberbagai daerah. Meski diakui, tukang kredit tidak hanya berasal dari tasik, tetapi juga ada yang orang Ciamis. Melalui orang tasik juga lah sistem kiridit dikenal diberbagai daerah. Keberadaan tukang kiridit bahkan menjadi ide lagu Bang Ben (Benyamin, seniman Betawi), lagunya berjudul Tukang Kiridit...

Masih adakan mereka (tukang kiridit) ditahun-tahun mendatang?


Rabu, 04 November 2009

Di jahili temen sendiri....


Terkait posting sebelumnya tentang kelengkapan surat kendaraan, saya teringat peristiwa setahun ke belakang. Ketika itu dikantor diundang mengikuti pertandingan volley ball persahabatan antar kantor. Terus terang dikantor, yang pemain volly ball putri hanya sedikit dan itupun kemampuannya di bawah rata-rata. daripada nggak ikut dan membawa pemain carteran, kami pun mengikuti pertandingan persahabatan tersebut dengan pemain seadanya. Saya dan teman putri lain, di tugaskan oleh kantor untuk ikut. Saya sih setuju saja, untuk menghilangkan kepenatan urusan dikantor maksudnya.
Singkat cerita, tim vollyball putri kantor kami berangkat, saya numpang motor teman menuju tempat pertandingan. Pertandingan dilaksanakan sehari full, dengan sistem gugur. Tanpa diduga, tim kami lolos ke final, hingga dalam sehari mesti bertanding 3 kali, dan pertandingan ke empat adalah final. Tim kami cukup kerepotan, kelelahan hingga di final kondisi fisik anjlok banget, hingga kami kalah dan jadi juara ke dua. Lumayan lah...meski badan terasa ambroll...
Pulang dari pertandingan, teman saya menawarkan agar saya yang didepan membawa motornya, ia saya bonceng. Kami sama-sama kelelahan..
Kupacu sepeda motor pulang....teman yang dibonceng hingga menguap terkantuk-kantuk kelelahan. Begitu pun saya. Untung saja tidak terjadi kecelakaan. Disebuah tikungan, beberapa orang polisi melakukan razia. Motor saya diberhentikan. Pak polisi meminta menunjukkan kelengkapan kendaraan bermotor. Saya tenang saja sebab mempunyai SIM, kemudian saya minta STNK kepada temen yang saya bonceng, lalu ia memberikan STNKnya tanpa saya cek dengan teliti.
Pak polisi, termanggut manggut dan memanggil saya.
Pak Polisi : Maaf bu, Pajaknya kendaraannya sudah 4 bulan belum di bayar.
Saya : Aduh..pak. Itu bukan motor saya, tapi motor temen saya. Itu dia orangnya. Sambil saya tunjukkan jari ke arah temen saya yang begitu kelelahan...
Pak Polisi : Tapi Ibu yang bawa motornya bu, ibu yang harus bertanggungjawab. serunya dengan penuh hormat.
Saya : Saya tidak tahu pak, kalau pajaknya sudah terlambat. Mohon maaf. seraya saya melihat temen yang sedang senderan di tembok toko sambil senyum kecil kelelahan bermain volly.
Pak Polisi : Maaf bu, ibu saya tilang berikut SIMnya saya bawa. Nanti kita sidang hari jumat besok jam 10 pagi. Ini alamat tempat sidangnya.
pak Polisi meninggalkan kami dan menuju pos polisinya.
Aduh..sudah kecapaian di tilang lagi, eh yang punya salah malah senyum-seyum seraya meminta maaf. Ah dasar si jahil...Jika tahu pajak motornya belum di bayar selama 4 bulan, aku ga akan bawain motor tersebut...
Akhirnya kami pulang membawa surat tilang......

Senin, 02 November 2009

Pulang Ke Tasikmalaya...


Bismillahirahmanirrahim....
2 minggu sudah kutinggalkan dunia maya, tanpa ngenet, tanpa fesbuk, tanpa chatting dan kegiatan download serta ngeblog...Thanks temen-temen yang sudah meluangkan waktunya berkunjung ke rumah ini. Saya merasa masih ada yang sudi mampir ke tempat ini tanpa saya datangi ulang ke TKP yang bersangkutan...memang rasanya kurang afdol ketika tidak kunjung balik bagi saya. Mohon maaf ya..
Hari Jum'at lalu saya pulang ke Tasikmalaya, bersama si merah yang setia. Maksudnya sengaja saja, ingin menengok orang tua dan Bapak menelpon, bahwa kolam ikan tempat pembenihan ikan kecil akan di pindahkan ikannya ke tempat lain sehingga saya diharpkan hadir sekalian liburan bersama si manis dan hafung...
Di jalan By pass Cicalengka-Nagreg terlihat beberapa personel polisi lalulintas sedang melakukan operasi pemeriksaan kelengkapan kendaraan bermotor. Beberapa mobil dan motor diberhentikan dan diperiksa kelengkapannya. Dulu sebelum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) saya sangat takut jika ada pemeriksaan karena memang bersalah membawa kendaraan tanpa SIM. Pelanggarannya kan cukup berat juga. Tapi saat itu saya tidak diberhentikan, entah kenapa Padahal mobil dan motor lain diberhentikan. Akhirnya saya berhenti disebuah warung dan melepaskan lelah sejenak sambil melihat aksi pak polisi menegakkan peraturan lalulintas memeriksa kelengkapan motor dan mobil.
Seperti biasa, jika mobil dan motor diberhentikan, Pak Polisi terlebih dahulu memberi sapaan sebagai pelayan masyarakat.
," Selamat siang, mohon maaf menggangu perjalan anda."
," Bisa lihat kelengkapan sura-suratnya, SIM, STNK ?,"dengan penuh hormat.
Bagi mereka yang lengkap sih, biasanya raut mukanya tenang-tenang saja tapi bagi yang surat-suratnya tidak lengkap kelihatan gugup dan memerah mukanya serta berbicara mengemukakan segala alasan ini dan itu..saya suka tersenyum sendiri.
," ternyata, masih ada juga yang motornya bagus, atau mobilnya mewah pengendaranya tidak membawa kelengkapan surat kendaraan,..entah apa alasannya.
proses selanjutnya, jika lengkap si pengendara dipersilahkan melanjutkan perjalanan, jika tidak lengkap ya diberikan tindakan tilang. Hukum harus tetap ditegakkan bagi mereka yang melanggar kan ?
Tugas Polisi lalulintas dalam kegiatan ini cukup berbahaya, mereka perlu hati-hati ketika akan memberhentikan kendaraan yang lalu lalang, sebab bisa saja para pengemudi yang nakal tidak memperlambat kendaraannya, bahkan menyerempetnya karena memang ia tidak memiliki kelengkapan surat kendaraan.
Sambil melepas penat, saya minum secangkir kopi hangat. penjaga warung adalah seorang anak kecil, usianya sekitar 11 tahunan. ia menunggui dagangannya sambil terkantuk. Saya tersenyum saja. Kutegur untuk diajak ngobrol.
Saya : Neng, tidak sekolah ? kok jam segini jagain warung ?
Neng penjaga warung : Tidak bu, nanti siang jam 1.
Saya : O..kelas berapa?
Neng penjaga warung : kelas 5 SD. Sambil melihat cermin kecil, ia senyum-senyum melihat sebintik jerawat imut di pipi kanannya.
Saya : Kenapa, senyum-seyum gitu? ih..kok udah jerawatan...sapa saya
Neng penjaga warung ; ah..ibu. ga apa-apa kok. itu teringat si Arman. temen saya, saya baru saja di tembak...he..he...(rupanya ia lagi jatuh cinta)
Saya : ah..anak seusia kamu belum saatnya pacaran neng...
Neng penjaga warung : ah..ga apa-apa bu. saya kan masih belajar....belajar pacaran...he,...he..
Saya : iihh..masih kecil udah belajar pacaran...saatnya belajar neng, mumpung masih kecil. Mau jadi apa kalau masih kecil sudah belajar pacaran?
Neng Penjaga warung : Jadi dokter bu..Dokter cinta...he..he,,kembali ia tersenyum kecil
Saya : Dokter cinta ?, maksudnya ?
Neng penjaga warung : Ia, itu yang suka menasehati orang-orang yang putus cinta biar enggak putus asa dan bunuh diri. Banyak kan Bu?
Saya : O begitu..
Setelah hilang sedikit penat, saya kembali melanjutkan perjalanan, menggeber si Merah di tikungan-tikungan tajam nagreg menuju Tasikmalaya...
Selamat tinggal pak polisi..neng penjaga warung...mari...



Senin, 26 Oktober 2009

Selamat Jalan Kang Pendi.....

Assalamualaikum...
Sebelum lebih jauh menulis, berikut saya kutip judul lagu Sebujur Bangkai ciptaan Rhoma Irama.

Sebujur bangkai

Ciptaan : Rhoma irama

Badan pun tak berharga sesaat ditinggal nyawa
Anak isteri tercinta tak sudi lagi bersama

Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna

Dari kamar yang indah kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah terkubur dalam perut bumi

Kalau selama ini diri berhiaskan
Emas intan permata bermandi cahaya
Tetapi kali ini di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam tanpa seorang teman

Terputuslah pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan

Wajah dan tubuh indah yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya

Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badan
Ke bumi dikembalikan

Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa
Bahwa maut ‘kan datang menjelang

Lagu diatas melintas dalam benakku, ketika Kang Pendi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Siapa Kang Pendi ? Ia adalah Kakak Ipar saya. Hari kamis lalu ia meninggal karena sakit jantung, usianya masih muda sekitar 42 tahun. Saya begitu kehilangan. Kang Pendi, adalah sang gitaris di kampung kami yang mahir memainkan gitar. Khususnya melodi-melodi lagu-lagu dangdut, apalagi lagu-lagu Rhoma Irama.

Saya dan Kang Pendi
Bagi saya, Kang Pendi merupakan teman dan guru saya. Saya banyak belajar darinya ketika ia menawarkan saya menjadi MC (pembawa acara ) disebuah pentas qasidah modern. Ceritanya begini, di kampung kami mempunyai grup qasidah modern. Para personel grup tersebut semuanya bersaudara. Kang Pendi pegang melodi gitar, Kang Ihin bass, Kang Isman dan kang Yudi di Organ melodi dan ritme, Kang Hendri di gitar rithme, Kang Sudia di gendang, dan Kang Apud memainkan suling. Saya kebagian MC nya, karena pada ga mau dan merasa pendidikan saya paling tinggi diantara teman-teman. Jadi di daulat deh..(pada saat itu saya baru rampung kuliah dan pulang ke kampung sehingga belum punya pekerjaan tetap).
Para penyanyinya sebagian masih berasal dari kampung kami dan kampung tetangga. Kami khusus mementaskan lagu-lagu qasidah modern, lagu-lagu dangdut juga sebenarnya kami mainkan jika ada pesanan/orderan. Terserah yang pesan saja. Meski grup kami masih muda, orderan datang dari beberapa wilayah, mereka biasanya yang punya hajatan seperti pernikahan, sunatan, sampe kenaikan kelas pun kami terima. Yang penting, bisa menghibur meski kami menyadari penampilan kami masih minimal dan masih belajar. Bergabungnya kami dalam grup tersebut bukanlah profesi, tetapi mengisi sela-sela kehidupan kami yang belum terisi pekerjaan tetap waktu itu.
Kang Pendi, sangat piawai memainkan melodi lagu-lagu qasidah, maupun lagu-lagu dangdut apalagi lagu-lagu ciptaan Rhoma Irama. Kami sama-sama mengidolakannya. Lagu diatas mengingatkan saya pada suatu malam ketika kami berlatih bersama. Dia memetik gitar dan memaikan melodi lagu tersebut dengan sempurna. Saat itu saya memainkan gendang. Saya belajar gendang juga, hingga tangan ini lecet-lecet. saat-saat itu selalu saya ingat.
Suara gendang yang saya mainkan mengiringi lagu tersebut dengan terputus-putus, kami tertawa bersama. Lagu diatas, paling tidak mengisahkan tentang sebujur bangkai, ketika sudah menjadi bangkai maka ditinggalkanlah segala keindahan dunia, ditinggalkan segala yang melekat dalam diri kita, pangkat, jabatan, perhiasan, hubungan kemanusiaan, yang dibawa hanyalah amal kebaikan selama hidup di dunia. Mengingatkan kita akan kematian yang pasti akan datang menjemput. Allahu Akbar...
Enak-enak susah memainkan gendang, jika pas dengan alunan lagu tentu akan enak terdengarnya. Saya belajar memainkan gendang dangdut dari Kang Pendi, karena memang ga ada les gendang waktu itu..(he..he..). Perjalanan pentas qasidah modern pimpinan Kang Pendi boleh dikatakan cukup berhasil meski kami tidak masuk dapur rekaman, dan saya akui pendapatannya tidak terlalu besar. Tapi saya menyukainya, saya banyak belajar tampil di depan umum, menguasai suasana panggung, berkomunikasi dengan penonton yang lebih banyak masyarakat tingkat menengah ke bawah. Memuaskan penonton dengan buaian lagu qasidah yang kebanyakan menyerukan nuansa kebaikan, meski kadang diselingi lagu-lagu dangdut. Meski diselingi lagu dangdut tapi kami memilih lagu-lagu dangdut yang memiliki pesan-pesan dan makna yang baik untuk masyarakat.
Karena beberapa kesibukan dari para personel qasidah, akhirnya grup qasiadh modern kami mulai menurun intensitas manggungnya bahkan personelnya mulai berpindah ke pekerjaan baru.
Kang Pendi Meninggal
Ketika terdengar kabar tersebut, saya begitu terkejut. Kang Pendi, sang melodist yang piawai memainkan gitar meninggalkan kami. Ia meninggal karena sakit jantung. Begitu tiba-tiba ia meninggalkan kami. Selamat jalan Kang...
semoga amal ibadahmu di terima oleh Allah SWT.
Amin
salam


Rabu, 14 Oktober 2009

Di Traktir Zuma...


Bismillahirrahmaniirahim...
Bro and sis..gimana kabarnya? Mudah-mudahan semua ada dalam kondisi sehat walafiat. amin.
Alhamdulillah, hampir dua minggu ke belakang tidak coret-coret lagi di blog ini. Ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Hari ini kuliah sampe sore hingga ga bisa pulang cepat,sebab hujan selalu mencegat laju kepulanganku. Zuma, minta diantar pulang dia menawarkan makan nasi padang di sebuah kantin kecil dipinggir jalan. Nasi padang yang hangat, rendangnya yang pedas, tumis terong kesukaanku, dan goreng ikan mujair yang renyah kusantap bersama hangatnya teh manis. Zuma, membayar biaya makannya, kuucapkan terimakasih untuk itu. Ketika hendak pulang, hujan kembali turun deras, kami tidak bisa menghindar sehingga terpaksa duduk di kantin tersebut sambil menikmati orange jus panas.
Sambil nongkrong nunggu hujan reda, kami ngobrol tentang aproval and disaproval materi yang minggu lalu aku presentasikan. Topik ini terkait dengan setuju dan tidak setuju nya sebuah inovasi diterima oleh masyarakat dalam konteks community development. Bahwa masyarakat akan memberikan persetujuan atas sebuah inovasi jika inovasi yang ditawarkan kepada masyarakat itu sesuai dengan nilai dan norma masyarakat bersangkutan. Selain faktor nilai dan norma yang ada di masyarakat, juga dipengaruhi oleh motivasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, oleh karena itu agen pembaharu (dalam hal ini komunikator /pembawa pesan) harus memiliki karakter seperti credibility, expertise, and trustworthiness, atrativeness, similarity to audience, likability, inpires emotional involvement, power.
Pembicaraan beralih kepada kecepatan adopsi sebuah inovasi. Kecepatan adopsi akan dipengaruhi oleh sifat-sifat atau ciri yang melekat pada inovasi variabel kecepatan adopsi. Sifat yang melekat pada inovasi yaitu keuntungan relatif, kesesuaian, kompleksitas, triabilitas, kompabilitas. Sedangkan variabel yang melekat pada kecepatan adopsi antara lain tipe keputusan inovasi, saluran komunikasi yang digunakan, sifat-sifat sosial (norma dan keguyuban) serta gencarnya agen pembaharu dalam mempromosikan inovasi.
Salah satu contoh yang paling greget adalah ketika Departemen Kesehatan meluncurkan program hidup bersih terkait dengan kebiasaan membuang hajat di tempat tertutup. Salah satunya di Kabupaten Indramayu tahun 2005. Ketika itu masyarakat pedesaan terbiasa membuang hajat di selokan kecil, hingga sanitasi lingkungan terganggu. Maklum kondisi geografisnya lebih banyak selokan. Depkes menawarkan program untuk membiasakan masyarakat buang hajat di tempat tertutup dan pembuangan akhirnya ke septiktank. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat membuang hajat di tempat terbuka, nyatanya program ini dinilai kurang diadopsi oleh masyarakat. Sebab mungkin masyarakat memiliki kenyamanan tersendiri ketika buang hajat di tempat terbuka yang sangat berbeda dengan tempat tertutup, atau bahkan mereka tidak bisa sama sekali. Karena sudah terbiasa, maka ini menjadi terhambat cepatnya sebuah adopsi inovasi.
Contoh lain ketika tahun 70-an program KB diluncurkan. Saat itu nilai dan norma serta masyarakat masih menganut paham bahwa banyak anak banyak rejeki, program KB saat itu cukup terganjal tetapi berkat gencarnya agen pembaharu mempromosikan inovasi yang dibawanya pada akhirnya program KB berhasil juga.
Zuma, terkantuk-kantuk. Mungkin karena perut sudah kenyang dan dia kurang tidur. Kami terpaksa pulang meski hujan masih mengguyur, Si Merah kupacu menuju tempat ngontraknya Zuma. Aku mampir dan shalat ashar meski terlambat...
Maaf kan aku ya Allah..semoga kehilafan ini tidak terulang.
Terima kasih Zuma atas makan dan ngobrolnya...
wassalam

Kamis, 01 Oktober 2009

Aproval and.......baca selanjutnya...Thanks

Approval and Disapproval
chapter 3

attitude change and social influence by athur R.Cohen

Hovland, Janis dan Kelley (1953), dalam sebuah diskusi mengenai dampak dari sebuah kepercayaan terhadap alat komunikasi, dimaksudkan terhadap banyaknya kemungkinan yang mempengaruhi alasan orang-orang untuk menerima atau menolak komunikasi, harapan/kepercayaan ini termasuk dalam hal yang baik dan buruk. Menjadi bersikap adil dianjurkan atau bersikap memanipulasi dengan alat komunikasi, dan menyetujui dari atau yang tidak disetujui oleh yang lainnya, khususnya berbicara dengan cara memerintah melalui alat komunikasi,”Hal ini sepertinya menjadi suatu harapan yang mampu menimbulkan motif yang telah menjadi dasar dari pengalaman sebelumnya dimana secara individual telah diakui”.

Suatu harapan yang tidak disetujui atau disetujui telah menjadi pertimbangan yang utama melalui masukan dalam persuasi pada tangan yang lain, keinginan untuk menyetujui dari sebuah kelompok referensi kepada alat komunikasi yang berdiri untuk memfasilitasi tolakan dari komunikasi persuasive, hal ini juga menuntun pemikiran kita melalui reaksi dari kawan sebaya kita dan anggota dari kelompok social lain yang ada di lingkungan kita. Mari kita periksa beberapa hal yang ditemukan yang berkaitan kepada hal yang tersimpul didalamnya untuk perubahan sikap dari harapan sebagai hadiah atau hukuman, sebagaimana yang telah dikeluarkan oleh kedua alat komunikasi yang bergengsi dan yang lainnya disekitar kita.

Pelajaran Daripada Efek Disetujui Dan Tidak Disetujui

Dari beberapa pelajaran yang telah diketahui secara langsung memberikan efek menyetujui atau tidak menyetujui dalam sikap yang berubah-ubah Berdasarkan hal tersebut diatas. Walaupun subjek menyetujui atau tidak menyetujui dengan pernyataan dari sikap yang terlihat. Ketika “baik” atau ”benar” diberikan setiap kali subjek setuju dengan pendapat dan sikap otoriter, mereka memperlihatkan perubahan lebih kepada posisi “Demokratis”.

Hildum dan Brown (1956) mempelajari efek dari menyetujui dalam khususnya dari sebuah survey mengenai sikap dalam pendidikan umum, mereka yang secara eksperimen telah merespon dengan “baik” telah merubah sikap mereka sendiri kepada sikap yang konsisten dengan penguatan lebih daripada mereka yang secara eksperimen hanya mengatakan “mm-hmm”.

Dalam pelajaran pertamanya (Scott, 1957) dia menyebabkan beberapa mahasiswa dalam ikatan debat dengan tiga permasalahan yang berbeda : Pelatihan militer secara umum, jam malam untuk mahasiswi, dan pendapat mengenai sepak bola. Dalam debat mereka, subjek mengambil sisi yang berlawanan dengan mereka yang telah mempunyai pendapat sendiri, setelah “dapat”,setengah dari subjek diperbolehkan untuk mengungkapkan posisi mereka dengan menyatakan bahwa mereka “Pemenang”; dan yang setengahnya sebagai yang “kalah.” Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa subjek yang dinyatakan pemenang menunjukkan perubahan sikap yang signifikan lebih baik terhadap posisi mereka daripada mereka yang dinyatakan sebagai yang kalah.

Dalam eksperimen keduanya, Scott (1959.a) menggunakan beberapa prosedur yang berbeda. Dengan dihadiri oleh tiga orang juri, subjek diberikan pertanyaan terlebih dahulu untuk mengemukakan persoalan yang dibahas (berlawanan dengan posisi mereka sendiri.); eksperimen yang mendukung subjek lawan dimana mereka diberi kesempatan untuk menyanggah. Tindakan akhir dari sikap menunjukkan bahwa subjek yang mempunyai kebiasaan berbicara, secara mencengangkan merubah sikap mereka lebih baik dalam posisi disaat mereka debat.

Dalam eksperimen berikutnya, Scott (1959.b) menunjukkan bahwa subjek yang ada dalam debat permasalahan dan mereka dipaksa untuk memilih teman sekelas mereka (mereka dipilih sebagai “Pemenang”) merubah sikap mereka lebih baik daripada ketika mereka sebagai yang “kalah”. Hasil yang ditunjukkan adalah bahwa telah terjadi beberapa peningkatan permanen. Sebagai bukti yang diambil dari hasil ujian akhir kedua yang dilakukan seminggu setelah debat.

Perubahan Sikap Dari Anggota Kelompok

Banyak penelitian menemukan bahwa angggota kelompok menentang komunikasi yang berlawanan dengan norma dan nilai kelompok, dan menerima persetujuan yang dapat diterjemahkan kedalam terminology kemungkinan sosialisasi setuju dan tidak setuju, sebuah keterlibatan seorang kawan sebaya dalam perubahan prilaku dan perkembangan dalam eksperimen yang dilakukan oleh Rhine (1958). Dalam eksperimen ini beberapa subjek memberikan tanggapan setelah mendengarkan tanggapan dari tiga kelompok yang seharusnya menjadi teman belajar, sedangkan subjek yang lain memberikan tanggapan mereka secara pribadi, hasilnya menunjukkan bahwa subjek yang mendengarkan kelompok tanggapannya memiliki kesamaan yang lebih kuat, daripada mereka yang menanggapi secara pribadi.

Kelley dan Woodruff (1956) menunjukkan apa yang terjadi apabila anggota kelompok mendengarkan komunikasi persuasive secara terus menerus kepada kelompok mereka secara normal mempelajari bahwa setiap anggota telah mengekspresikan rasa setuju dari komunikasi tersebut dalam eksperimen ini. Sekelompok pejaran mengalami perubahan yang mengarah kepada guru yang mendengarkan dimasa perkuliahan untuk disimpan/direkam sebagai bahan pidato, dimana telah disebutkan untuk kembali kepada metode kelas tradisional daripada mereka yang membela disebut pendidik yang maju.

Setengah dari subjek dinyatakan bahwa mereka mendengarkan pada “anggota yang bertepuk tangan”- yaitu anggota yang mampu dari kelompok mereka yang dipilih oleh pemirsa; setengah lainnya dinyatakan sebagai : orang luar “berdasarkan pada pemirsa”. Kedua eksperimen tersebut menunjukkan perubahan dari masing masing kelompok ketika mereka berpendapat.

Kelly dan Volkhart (1952) menemukan bahwa orang yang kebanyakan lebih kuat termotivasi untuk mempertanyakan kedudukan mereka sebagai anggota di kelompoknya dan walaupun berdasarkan kebanyakan anggota tersebut menyetujui dari kelompok tersebut lebih memilih untuk menerima komunikasi dengan posisi pembela untuk mempertahankan norma dan nilai dari kelompok mereka.

Hubungan ini diantara nilai-nilai dari keanggotaan dan ketahanan terhadap perubahan sikap lebih cepat ketika sikap para subjek dianggap lebih menjengkelkan, sebuah ilustrasi yang nyata bahwa setuju atau tidak setuju tidaklah secara langsung bisa diterima dengan efektif, apa yang lebih sering terlihat hampir semua hal yang harus dipelajari tentang persetujuan dan ukan mengidahkan ketidaksetujuan dari pada kelompok. Mereka yang menempatkan nilai yang sangat tinggi dalam keanggotaan mereka pada satu kelompok lebih rentan terhadap hukuman social dari perlakuan kelompok lainnya, sebanyak mereka mempelajari motif yang kuat untuk membangun hubungan pertemanan dengan anggota yang lain dan memperkuat harga diri mereka, serta status sebagai anggota.

Bro and sis...

ada yang mau ngasih komen, materi diatas ? thanks banget saya tunggu feed backnya.

semoga bermanfaat

salam



Minggu, 27 September 2009

Met Ultah Hafung....


Hari minggu kemarin tanggal 27 september 2009 adalah hari istimewa untuk anak saya, Hafung. Putri pertama saya. Dia genap berusia 2 tahun, anak perempuan cantik yang sangat saya cintai. Karunia Allah yang kami tunggu-tunggu hampir 4 tahun.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengabulkan segala doa dan permintaan kami,
doa untuk kehadiran anak kami,
dan usaha untuk kehadiran anak kami.
27 September 2007, Hafung lahir...
bersama tangisan kegembiraan yang tiada tara untuknya,
bersama doa syukur yang kami haturkan sebisanya untukNya..
Allah SWT, Sang Maha Pencipta, Pengabul segala doa.
Hafung, sudah mulai "capetang" (lancar berbicara), meski masih terputus-putus..
Mbu..pulang, bawa Bu? bawa tue ?( kue), agar, cokat, atau...? segala ia tanyain ketika saya pulang..
Begitu nikmat, bercengkrama dengannya..
Cepat besar ya Fung, semoga jadi anak sholehah.....
yang berbakti untuk Ibu dan Bapak..untuk agama dan negara
panjang umurmu ya nak..jadikan jalan untuk ibadah..
Mohon maaf tak ada hadiah istimewa dari Ibu dan Bapak...
hanya seuntai doa sederhana...
amin ya Rabb...

Selasa, 15 September 2009

Zuma

Hampir seminggu ini, ga corat-coret. Hanya bisa nengok sebentar, siapa pengunjung dan ngasih komentar lalu melihat post terbaru temen-temen dikolom post terbaru meski ga simpen komentar. Gimana kabarnya, bro ..sis..sehat? menjelang akhir Ramadhan ini, ada sebuah duka yang menyelinap, Akankah semua amal ibadah dibulan ini menjadi penambah amal dan penghapus dosa-dosa kita sementara kita tidak selalu berusaha untuk mengisinya dengan segala kebaikan. Semoga saja kita bisa memanfaatkannya dengan baik, dan bertemu kembali tahun depan bersama Ramadhan ini.
Judul postingan diatas, bukanlah nama sebuah game, tetapi nama teman kuliah saya. Ia lulusan Universitas Kyambogo Uganda, jurusan Adult Education. Zuma, kini mengambil magister untuk jurusan yang sama di Indonesia. Kyambogo University didirikan pad tahun 2001, sebagi univeritas publik di Uganda. Universitas ini berada di Kyambogo hill beberapa kilometer dari pusat distrik bisnis Kampala.
Ketika pembukaan kuliah umum, yang dibuka rektor beberapa minggu lalu, kami menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Ada yang menarik dari Zuma, ia begitu pasih menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hingga suatu ketika, saat dosen tidak masuk kami bercanda, menyuruh Zuma menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan kelas. Ia bernyayi dengan terbata-bata, kami mendengarkannya dengan khidmat.
Obrolan selanjutnya dilanjutkan ketika salah seorang teman melemparkan bahan diskusi tentang sekolah dan genderitas dalam keluarga. Zuma angkat bicara pengalaman pendidikannya di Uganda. ketika wajib belajar di Indonesia begitu gencar, anak-anak usia sekolah diwajibkan sekolah hingga pendidikan menengah, ia memandang bahwa anak-anak-anak di Uganda dalam menempuh sekolahnya seolah di"paksa" oleh orang tuanya untuk sekolah. Pandangan dia tentang genderitas pun begitu kental. Ia sangat mengagungkan ibunya. Meski ia mempunyai 2 Ibu tiri dari Bapaknya. Baginya Perempuan memiliki status yang sepadan dengan laki-laki. Perempuan memiliki posisi yang kuat dalam kehidupan keluarga, perempuan juga memiliki peran besar dalam pendidikan bagi anak-anaknya.
Menurut pandangannya, perempuan dewasa sudah memiliki peran dalam membantu saudaranya untuk maju, untuk mendapat pendidikan. Oleh karena ia sangat berterimaksaih pada saudara perempuan dan tentu Ibunya yang mengijinkan menempuh studi Magister sampai ke Indonesia. Zuma mendapat beasiswa magister dari pemerintah Indonesia dan Uganda, ia mengambil studi tentang adult education, sebab layanan pendidikan di Uganda menurutnya lebih cocok dengan pendekatan adult education.
Suatu saat, kami buka bersama sesama teman kuliah. Zuma tak lupa ikut serta. Makanan favoritnya ayam, dan pisang. Ia tak suka agar-agar sebab ia mempunyai pengalaman buruk dengan agar-agar. Ia sempat muntah-muntah karenanya. Zuma juga suka bisa berbahasa Sunda dengan baik, ia selalu berucap ," assalamualaikum, kumaha damang ? (bagaimana kabarnya?), ".
Pengalaman berharga bisa berteman dengannya.
Di Akhir Ramadhan tahun ini, Neng Rara sekeluarga Mengucapkan :

S
elamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga Amalan kita diterima Allah SWT dan kembali ke Fitrah di 1 Syawal 143o H.

Amin



Wassalam

Rabu, 09 September 2009

PSH dan BSH


Sebelum lebih jauh corat-coret, saya secara pribadi mau mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada :
1. Mbak Aisha : seorang ibu anggun yang bermukim di Jeddah, Saudiarabia dan aktif menulis di blognya, tulisannya inspiratif, bahasanya menuai pujian dan greget.
2. Newsoul : seorang karyawati di Palembang, tulisannya selalu menarik untuk disimak, ungkapan logika tulisannya mudah dicerna dan saya penasaran atas tulisan barunya meski ga sempat nyimpan komentar
3. Annie : Seorang guru di daerah Garut, tulisannya ttg pendidikan formal, aktifitas disekolah dan motivasinya untuk selalu belajar selalu membuat saya malu (seusia dia selalu mempunyai niat untuk belajar)
4. Rachel : seorang ibu yang bijak, lembut, tulisannya humanis sebagai ibu, dan humanis sebagai penulis yang bisa menunjukkan posisinya ketika membahas sebuah topik.
Permohonan ini saya sampaikan atas ketidaksempatan saya mengerjakan PR-PR dari beliau yang telah menganugerahkan saya award " hottest female blogger" minggu yang lalu, yang sangat ciamik tersebut. Terima kasih banyak ya sist..semua.
Baiklah,..
coretan kali ini adalah tentang PSH. Jangan salah meng eja, P S H . bukan PSK. (maaf)
PSH, adalah singkatan dari Pendidikan Sepanjang Hayat. Selanjutnya saya singkat PSH saja ya. PSH merupakan salah satu landasan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal/PNF). Ide dan pemikiran/gagasan PSH gagasan yang universal. Istilah Pendidikan sepanjang hayat muncul sekitar tahun 67-70 an. Meskipun demikian pada awal sebelum tahun tersebut pendidikan sepanjang hayat sudah muncul dan dilaksanakan oleh individu atau kelembagaan misalnya di di pondok-pondok pesantren, padepokan-padepokan, bahkan didalam keluarga. Bahkan pada saat manusia hidup, pendidikan sudah mulai ada.
Di Indonesia, penjajah kemudian memperkenalkan konsep pendidikan. Namun saat itu konsep pendidikan masih sangat sempit, pendidikan hanya terjadi diruangan, orang-orang yang belajar juga orang-orang tertentu. Kemudian muncul filsafat pendidikan sepanjang hayat.
Edgar Faure memandang bahwa konsep pendidikan sepanjang hayat sebagai sistem yang menyeluruh yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip pengorganisasian untuk pengembangan pendidikan.
Pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) selalu didampingi oleh belajar sepanjang hayat. keduanya tidak bisa dipisahkan, keduanya melekat. Knapper dan Kropley mengungkapkan : "Pendidikan sepanjang hayat mengacu pada serangkaian faktor-faktor ektrinsik, berorientasi pada penyediaan (suplay) dengan mengidentifikasi kebutuhan (the needs) dan penyediaan peralatan (the means). Sedangkan belajar sepanjang hayat bersifat instrinsik, beroeientasi permintaan dan sangat bergantung kepada motivasi dan kemampuan individu pembelajar. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengacu pada aspek-aspek diluar individu, sedangkan belajar sepanjang hayat lebih pada kebiasaan belajar yang terus berkesinambungan. lebih pada "habit" individu. Pendidikan sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat pembelajar (learning society).
Learning society diungkapkan Prof. Sutaryat sebagai masyarakat, yang didalamnya tedapat lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga -lembaga non pendidikan yang secara potensial dan nyata memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Masyarakat belajar adalah masyarakat yang secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar.
Ketika berkunjung ke daerah, saya pernah menemukan masyarakat membutuhkan layanan belajar, mereka dapat menagtur waktu kehidupannya untuk belajar, selain kehidupan lainnya seperti urusan rumah tangga, mengasuh anak dll. Seperti inikah, masyarakat pembelajar?
Ciri utama masyarakat pembelajar adalah dorongan untuk belajarnya secara terus menerus selalu tinggi.
Bro and sis.....
Delors (1996 :13-15;63-67) mengungkapkan bahwa pendidikan hendaknya diatur disekitar empat jenis belajar yang fundamental sifatnya sepanjang hayat kehidupan seseorang, yang dapat dikatakan sebagai sendi pengetahuan, yaitu : belajar mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), Belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi sesorang (learning to be) sehingga ia bisa tumbuh berkembang menjadi dirinya sendiri yang kuat dan mandiri.
Waktu kehidupan yang ditempuh oleh manusia adalah waktu untuk belajar. Belajar mengenai apa saja, belajar mengenai bidang pengetahuan yang ada didunia ini, untuk dikuasai guna meningkatkan kualitas kehidupan.
semoga bermanfaat

Rabu, 02 September 2009

Review Filsafat Pembangunan Masyarakat

Tags

Ini adalah sebuah refleksi saya ttg uraian filsafat pembangunan masyarakat yang kemarin diungkapkan oleh Prof. Enceng. Pada dasarnya pembangunan merupakan usaha untuk menuju kepada sesuatu yang lebih baik dengan menggunakan berbagai cara, tentunya dengan cara yang baik.
Manusia sebagai pemimpin di dunia ini dituntut melakukan perubahan dari kondisi awal (yang kurang baik) kepada kondisi yang lebih baik, sebab pembangunan melibatkan perubahan sikap manusia sebagai individu pembangun. Sikap yang bagaimana agar pembangunan didalam masyarakat berhasil, yaitu sikap yang inovatif, kreatif dan konstruktif. Seperti dikatakan dalam Surat Hud ayat 61 , bahwa ....." Allah menciptakan manusia dan manusia yang jadi pemakmurnya"....
Manusia hidup tentu memiliki tujuan (cita-cita), dalam mencapai tujuan itu perlu dilakukan perjuangan. Dengan perjuangan inilah modal kita untuk merubah sesuatu hal. Seperti dikatakan di Surat Ar Rad ayat 11, bahwa : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ".
Adalah suatu hal yang wajar bila manusia selalu berharap ingin yang mudah-mudah saja, tidak mau menempuh suatu yang sulit, dan biasanya cemas menghadapi kesulitan.
Dari Al Quran dan hadist tersirat bahwa perwujudan keadaan yang membuahkan hasil adalah kemampuan manusia untuk berpikir untuk meyakinkan dirinya yang terbaik sehingga dapat mewujudkan cita-cita, hal ini tentu sebagai sebuah kemurahan Allah SWT. Tuhan Sekalian Alam. Artinya, manusia jangan pernah menyerah dengan tangtangan kesulitan hidup, segalanya harus dihadapi dengan optimis.
Manusia harus berjuang memakmurkan isi bumi. Dalam perjuangan menuju cita-cita itu manusia dibekali fitrah (potensi). Potensi tersebut perlu didayagunakan, seperti apakah potensi tersebut?
Pertama, Harga diri .
Kedua, Curiocity, dorongan untuk selalu ingin tahu,
Ketiga, menolong ( Al Maidah ayat 2)
keempat, Kerjasama,
kelima, Berjuang (Al- Balad ayat 4). Manusia diciptakan Allah untuk berjuang menghadapi kesulitan. Menurut surat ini, manusia haruslah bersusah payah mencari kebahagiaan dan Allah sendiri telah menunjukkan jalan yang membawa kepada kebaikan, dan jalan yang membawa kepada kesengsaraan. Allah menggambarkan bahwa jalan yang membawa pada kebahagiaan itu lebih sulit menempuhnya daripada yang membawa kepada kesengsaraan. Allahu Akbar, Segala puji bagi Allah.
Pembangunan masyarakat adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk merubah sebuah masyarakat menjadi lebih baik dengan mencurahkan segala tenaga, pikiran dan perjuangan. Perubahan pembangun masyarakat akan terjadi bila "kadar untuk mencapai perubahannya" tinggi. Kadar disini ditentukan oleh sikap mental pembangu itu sendiri. Siapa pembangun itu, kita, masyarakat dan para pemimpin mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Sayang kelihatannya kemauan baik kita untuk membangun dalam sebuah pembangunan masih rendah. Seperti itukah ? Entahlah.
Ada filsafat isu ttg sifat mental orang barat dan orang timur, " Sikap mental orang barat selalu melihat kedepan, sementara sikap mental orang timur cenderung ke bawah sehingga dorongan untuk majunya tidak begitu cepat".
Uraian yang menarik bagi saya Prof...begitu saya bergumam dalam hati...

Hari ini Gempa Bumi

Hari ini, Rabu sekitar jam 15.25 terjadi gempa besar. Sy lihat di fesbuk temen dari Yogyakarta, dari Tasikmalaya, di Bandung juga mengabarkan terjadi gempa bumi. Tepat saat itu saya baru menyalakan laptop sepulang kuliah, dan terjadi gempa tersebut.
Subhanallah, baru kali ini saya mengalami gempa yang begitu besar. Bumi bergoyang, kaca-kaca pecah, barang-barang yang menempel didingding berjatauhan, sudut-sudut bangunan yang tua retak tak terkira, bahkan benteng kantor yang berada dilempeng bagian atas ambrol. Semua karyawan yang masih ada langsung berhamburan keluar, termasuk saya. Mobil-mobil yang terparkir terlihat bergoyang, para karyawati menjerit dan menangis saking terkejut dan memang baru pertama kali mengalami gempa yang boleh dibilang cukup lama sekitar 2-3 menitan. Sebab berulang-ulang. Semua karyawan tanpa sadar langsung menghubungi saudara masing-masing, melalui telpon selulernya, bahkan sy sampai ga bisa mengubungi hafung dan si manis di rumah. Rasa khawatir muncul ketika belum juga ada jawaban, akhirnya alhamdulillah keluarga selamat, meski hafung sedikit shock karena saat terjadi gempa sedang tidur siang.
Mungkin jika gempanya lebih lama, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi.
Kebesaran Allah di bulan Ramadhan ini, mengingatkan kita untuk selalu bertaubat atas segala hilaf dan dosa.
Terimakasih ya Allah, Engkau selamatkan aku dan keluargaku.
Semoga bencana ini tidak terulang.
amin ra rabb....

Selasa, 01 September 2009

Pendidikan Non Formal , : ..Pendidikan Kesetaraan

Bro, sis..tentu diantara anda pernah dengar ttg kelompok belajar Paket A, B dan C. Nah, kelompok belajar Paket A,B dan C ini merupakan salah satu bagian dari program pendidikan non formal, khususnya Pendidikan Kesetaraan. Seperti diketahui bersama bahwa program pendidikan non fomal (nonformal education) di Indonesia dikenal memiliki program-program yaitu Pendidikan Kecakapan Hidup (lifeskills), Pendidikan Anak Dini Usia, Pendidika Kepemudaan, Pendidikan Pemberdayaan perempuan, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Keterampilan dan Pendidikan Kesetaraan.
Pendidikan Kesetaraan sendiri merupakan program pendidikan non formal yang menyelenggrakan pendidikan umum setara SD/MI,SMP/MTS, SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B dan Paket C. Pendidikan Kesetaraan ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif yang yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidupnya.
Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi dan kedudukan. Lulusan Program pendidikan kesetaraan memiliki hak yang sama dengan pendidikan formal yaitu mereka bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi.
Diluar hal itu pengelolaan pendidikan kesetaraan di Indonesia sekarang begitu menjamur, minat masyarakat mengikuti program inipun semankin meningkat. Program Paket B pun memberikan sumbangsih terhadap program wajar dikdas secara nasional mencapai sekitar 3 %, lulusan Paket A, B dan C terus meningkat.
Sejalan dengan perkembangan jaman, karakteristik sasaran, maka pendidikan kesetaraan pun mulai memberikan variasi layanan untuk memberikanlayanan bagi masyarakat yang memang membutuhkan layanan pendidikan non formal. Kini pendidikan kesetaraan pun memberikan alternatif layanan seperti Pembelajaran Langsung, Lumbung Belajar, Layanan Jemput Bola, Homesscholing dan E-Learning.
Pembelajaran langsung adalah tatap muka langsung antara tutor dan warga baik secara perorangan maupun kelompok di di Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau lembaga penyelenggara lainnya.
Lumbung Belajar adalah tempat disebut gudang ilmu,tempat yang dapat disinggahi olehwarga belajar yang ingin mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Jenis lumbung belajar terdapat juga di Nunukan, Entikong, Hongkong.
Layanan Jemput Bola, adalah layanan pendidikan yang bersifat aktif, yang bergerak mendatangi dan menjangkau peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan untuk datang ke tempat pembelajaran, biasanya disebut juga tutor kunjung. Tugas tutor disini sangat berat, ia harus mendatangi warga belajar yang lokasinya cukup jauh, bahkan tutor menggunakan para layang untuk mencapai sasaran karena letak geografis yang bergunung dan berlembah seperti di kawasan Indonesia Timur.
Home schooling, adalah proses layanan pendidikan yang dilakukan secara teratur, terarah dan terencana dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah atau ditempat-tempat lain, dimana proses belajar berlangsung dalam suasana kondusif dengan tujuan agar semua potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.
E-Learning merupakan situs percontohan penggunaan teknologi komunikasi untuk alternatif sistem belajar.
Diversifikasi layanan ini dilakukan sebenarnya untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam hal geografis terpencil, keterbatasan dari sisi waktu, keterbatasan ekonomi dan keterbatasan sosial.
Tugas tutor (tenaga pengajar) dan penyelenggraan pendidikan non formal sangat berat, bila melihat karakteristik sasaran pendidikan non formal yang beragam, apalagi anggaran untuk pendidikan non formal di Indonesia cenderung tidak sebanding dengan anggaran untuk pendidikan formal. Padahal pendidikan non formal sendiri memiliki andil besar dalam membantu pembangunan pendidikan di Indonesia. Seperti dikatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Non Formal sebagai penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan formal, tetapi Pendidikan Non Formal memberikan warna tersendiri bagi lulusannya yaitu bagaiamana memberdayakan diri,untuk menolong dirinya sendirinya. Meskipun tangtangannya kini semakin beragam dan begitu kompleks.


Senin, 31 Agustus 2009

Semoga kita bisa lebih berhati-hati....

Tadi aku datang pagi sekali ke kampus, karena tempat kuliah berdekatan dengan mesjid kampus maka kusempatkan dulu ke mesjid sebentar, rencananya meluangkan waktu barang sebentar untuk shalat Dhuha dulu barang 3 sampai 5 menit. Setelah menyimpan sepatu ditempat penitipan sepatu khusus wanita, aku bergegas menuju tempat wudhu kemudian menunaikan shalat Dhuha 2 rakaat.
Selesai berdoa, waktu menunjukkan 6.40 wib. Aku bergegas mengambil sepatu dari tempat penitipan sepatu, ketika memakai kaos kaki terlihat seorang laki-laki, berpakaian rapi, berjas dan berdasi,rambutnya tersisir rapi tampak kebingungan.
Kemudian bergegas menuju arahku.
Laki-laki : Assalamualaikum, mohon maaf bu. Adakah barangkali ibu melihat sepatu saya ?
Neng Rara: Waalaikum salam, Oh..Bapak menyimpannya dimana ya?
Laki-Laki : Di tempat penitipan sepatu laki-laki, 5 menit tadi masih ada, ketika saya tinggal ke toilet, tapi ketika saya selesai dari toilet ternyata sudah hilang. Adakah Ibu melihat orang lain selain kita berdua ?
Neng Rara: Ada, sama seperti bapak pakaiannya, ia berjas dan berdasi. Membawa tas tengteng dan beberapa buku tebal, katanya ia mau sidang doktor hari ini.
Laki-laki : O, itu temen saya juga. tadi saya sudah tanya, tapi ia juga tidak tahu. Nakal sekali ya tuh maling, pagi-pagi begini sudah mengambil yang bukan hak nya.
Saya tertegun sebentar, memperhatikan wajah laki-laki itu yang mulai terlihat sangat khawatir sebab ternyata ia juga mau ujian doktor pagi ini jam 8.30. Kemudian laki-laki itu berbicara lagi.
Laki-laki : Ah..mungkin ini cobaan untuk saya, mungkin sepatu itu bukan hak saya.
Neng Rara: Daripada nyari yang tidak karuan, mendingan beli saja pak di koperasi kampus. Mudah-mudahan sudah buka, atau di depan kampus ada toko sepatu kecil yang buka 24 jam. Bapak bisa kesana.
Laki-laki : Ah..mungkin ini ujian pertama saya sebelum ujian sidang doktor pagi ini dari Tuhan.
Neng Rara: Semoga sukses pak, ujiannya...
Saya begitu terkesan dengan pemikiran laki-laki tersebut, ia bisa berbesar hati dan bersabar atas cobaan yang begitu tiba-tiba. Lagian ada juga maling di bulan puasa kayak gini ya ?.
Saya akui saya juga tidak berhati-hati, telah menyimpan sepatu ditempat yang tidak ada penjaganya. Semoga lain waktu kita bisa lebih berhati-hati.
Alhamdulillah....

Selasa, 25 Agustus 2009

Bagaimana jika Aku Mati ?

Sore ini begitu indah, begitupun tadi pagi. Mentari bersinar dengan hangat, Pakaian ngantor rapi dan tersetrika, si merah lancar-lancar saja menembus kota mengantar menuju kantor, dan Pak satpam menyambut dengan hangat di gerbang kantor. Ruangan tempat kerja begitu bersih dan wangi selesai di pel dan dibersihkan, temen-temen kantor saling menyapa, bersalaman dan bersenda gurau, mengawali pagi bersiap menggarap pekerjaan.
Hingga sore datang menjelang, aku berpikir ketika menulis ini, Adakah hari seindah hari ini?
Akankah hari-hari seindah hari ini selalu datang, esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan? akankah umurku mencapai esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan ?
Semua rahasia Allah, aku sebagai hamba hanya menjalaninya dan mengisinya sebaik mungkin.
Bagaimana jika aku mati ?
Mati pasti datang, maut pasti menjemput.
Apakah amalku sudah cukup ?
Apakah ibadahku sudah lengkap ?
Bagaimana kalau rapot kehidupannku banyak merahnya ?
Aku sangat malu, malu pada Allah. Allah Sang Pencipta, bukankah sejak masa ruh kita diciptakan kita sudah mengikat perjanjian dengan Allah untuk selalu taat kepadaNya ?, Untuk selalu mengabdi, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya?.
Subhanallah....
Jika saya mati,
.....tentu pakaian kantor yang tersetrika rapi ini tidak lagi kupakai, si merah tidak akan mengantarku menuju peristirahatan terakhir, pak satpam tidak akan menyambutku digerbang pemakaman, temen-temen kantor mungkin hanya ikut berduka sambil berdoa melepas kepergianku,...
...keluargaku : ...suamiku ? ia akan menangis menjerit-jerit atas kepergianku, sambil menggendong anakku,....Allahu Akbar!..begitu menyedihkan. Tapi lebih menyedihkan lagi jika amal ibadahku merah semua...Allahu Akbar.Engkau Maha Pengampun.
ayah, ibu, ayah mertua, ibu mertua tentu akan lebih meronta dalam tangisnya atas kepergianku, disela doanya yang tidak terputus.
Mungkinkah seperti itu gambarannya ketika mereka memperoleh ketika jasadku sudah tidak bernyawa. Mungkin ruh-ku yang lebih menangis karena amal ibadahku banyak merahnya. Atau mungkin ruh-ku akan tersenyum, sebab telah meninggalkan dunia yang penuh godaan ini. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Bagaimana nanti jika malaikat maut bertanya didalam kuburku,
Apakah aku bisa menjawabnya ?
Apakah aku bisa mengelak ?
..................
Ah...aku termenung sendiri. Sore yang indah ini dihiasai dengan tulisan refeleksiku yang mungkin terlalu jauh, aku masih ingin menikmati kehidupan ini dan mengisinya dengan segala kebaikan dan ibadah untuk bekal nanti menjelang mati jika Allah masih berkenan mentakdirkan umurku untuk esok hari, untuk minggu depan, untuk bulan depan dan untuk tahun depan...

Ya Allah, panjangkanlah umurku untuk menjadi jalan ibadah kepadaMu..
Amin ya rabb......

Senin, 24 Agustus 2009

Puasa Hari ke tiga


Pulang dari tempat kuliah aku langsung menuju tempat kerja, sebab ga enak juga bila langsung pergi pulang, sebab aku ijin belajarnya hanya sebatas hari kuliah saja. Meski kuliah selesai jam 2 siang aku tetap harus datang ke kantor seperti biasa, beda dengan mahasiswa yang memperoleh beasiswa, mereka sifatnya tugas belajar jadi bisa ga ngantor sama sekali.
Kuliah sambil syaum (puasa) memang cukup berat bagiku, karena terus terang aku selama setahun ke belakang ini jarang berpuasa kecuali untuk puasa Qhada. Karena tidak terbiasa perut rasanya sakit sekali terutama dibagian ulu hati, beginilah jika punya penyakit langganan (maag), meski pada saat sahur makan obat maag terlebih dahulu. Mudah-mudahan di hari selanjutnya aku semakin tahan dan kuat untuk berpuasa.
Ditengah perjalanan, Si Merah (motor bebek) kesayanganku terasa oleng, roda depan terasa bergoyang-goyang (gual geol :istilah sundanya), aku cukup terkejut dan menepi. Kurasakan kembali stang depan terasa bergoyang-goyang. Aku bergegas melanjutkan perjalanan sambil larak-lirik melihat bengkel yang mungkin bisa membantu.
Tidak jauh diarah depan terlihat, bengkel cukup besar. Aku menepi dan berhenti. Aku langsung konsultasikan masalah motorku ke tukang bengkel tersebut. Tukang bengkel kemudian memeriksa ban depan, ban belakang dan stang motor. Tetapi menurutnya tidak apa-apa, kemudia ia mencoba menaikinya dan tetap ia berkesimpulan bahwa tidak ada yang tidak beres pada si Merah (motorku).
Tiba-tiba, dua orang laki-laki dengan motornya berhenti, lalu masuk ke dalam bengkel. Tampak rasa haus menderanya, ia merilik kepadaku.
" Kenapa Bu?,'
" Ini bannya, bergoyang," jawabku.
Keduanya masuk ke dalam bengkel. Si tukang bengkel pun masuk ke dalam. Ternyata bengkel tersebut menyediakan es campur juga. Wuiiihhh..jika bukan bulan puasa udah kuembat...segelas penuh tentunya.
Eh..ternyata kedua laki-laki itu lagi minum es campur tersebut di dalam ruangan sempit, ketika aku melihatnya mereka terperanjat, malu-malu.
Aku bilang dalam hati, jangan malu sama diriku. Malulah engkau sama Allah, yang mewajibkan umatnya yang sehat untuk berpuasa. Atau mungkin mereka dalam sebuah perjalanan sehingga berbuka puasa, atau mungkin mereka bukan muslim. (maaf)
Aku segera bergegas, meninggalkan mereka, ...takut tergoda..................

Ya Allah, kuatkan badanku,
kuatkan imanku,
kuatkan taqwaku,
agar aku mendapat amal yang sempurna diakhir ramadhan tahun ini,
dan pertemukan kembali aku dengan ramadhan tahun depan..
terimakasih ya Allah..

wassalamualaikum wr wb..........

Rabu, 19 Agustus 2009

Bulan Depan, babak baru ...


Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah bisa nge-blog lagi. Setelah berkutat dengan urusan kantor melulu dan nyiapin segala keperluan terkait dengan melanjutkan studi. Pilihan melanjutkan studi memang sudah diniatkan beberapa bulan kebelakang. Memang capek juga ya, memilih menekuni pekerjaan sambil berpikir melanjutkan studi. Mungkin, teman-teman para bloger lain mah sudah sejak awal niat melanjutkan studi, eh saya baru kepikiran melanjutkan studi magister tahun ini. Tapi Alhamdulillah berkat niat dan dukungan semua pihak akhirnya jadi juga.
Masih ingat, dulu ketika lulus UMPTN tahun 1994, lalu membereskan segala sesuatunya bersama Bapak. Mulai dari registrasi, Bapak rela mengantar saya kesana kemari. Masuk ruangan ini dan itu mengantar hingga sore. Maklum saat itu, pergi ke Bandung sendirian masih belum diijinkan dengan alasan Bapak bahwa beliau sangat kuatir. Apalagi mengurus registrasi di tingkat universitas yang sebelumnya tidak begitu saya dan Bapak pahami. Hingga lulus tahun 1999 dan mendapat Sarjana, Bapak, Ibu dan keluarga sangat bangga. Meski beberapa petak tanah di kampung harus direlakan hilang sebagai gantinya. Bahkan Bapak dulu pernah dicemooh oleh tokoh kampung (maaf), yang katanya ," Berani sekali nyekolahin anak hingga ke kota Bandung, biaya dari mana?,". Tapi Bapak tetap yakin akan niatnya. Begitupun aku saat itu.
Hingga mendapat pekerjaan ini, Alhamdulillah semua perkataan orang tersebut diatas bisa pupus dengan sendirinya. Sekolah memang membutuhkan pengorbanan.
Babak baru akan dimulai bulan ini kedepan, disela kesibukan aku harus bisa berbagi dengan keluarga, Bapak dan Ibu yang sering kutinggalkan. Begitupun Hafung. Semoga berhasil Neng...
"Apa sih yang dicari ?, pekerjaan sudah punya, kok ingin melanjutkan studi?," (maaf)
Itu pertanyaan dari beberapa teman, tapi aku berpikir bahwa melanjutkan studi adalah untuk menambah pengetahuan, memperkuat apa yang kumiliki, memperkuat dan memang salah satunya untuk mendukung untuk pekerjaanku yang semakin kompleks. Bukankah menuntut ilmu itu wajib meski kita sudah tua ?. Tentu masing-masing orang punya alasan tersendiri. Bagaimana dengan anda ?.