Tiba di Jakarta Bandara Soekarno Hatta Pukul 16.30 dari Bengkulu, saya langsung memesan travel menuju Bandung, sambil menunggu mobil saya makan mengisi perut keroncongan. Pukul 17.15 travel datang, saya duduk di seat 4. Di tiket tidak disebutkan posisi saya duduk, tetapi petugas travel mempersilahkan saya duduk disana. Penumpang belum penuh, tempat duduk paling depan (no 1) kosong, nomor seat 2 terisi, seat 3 kosong. Tempat duduk paling belakang terisi oleh sepasang suami istri berikut 2 anaknya. Mobil kemudian melaju menuju titik jemputan lain di sekitar bandara. Tiba di titik jemputan kedua, seorang wanita seumuran saya naik dengan 4 koper besar yang didorongnya.Ia naik dan duduk di dekat saya. Mobil kemudian melaju kembali menuju titik jemputan ke tiga, nampak pasangan suami istri. Mereka berbisik ke petugas travel, mungkin memesan tempat duduk yang berdekatan.
Petugas travel masuk, dan meminta wanita yang duduk dekat saya pindah ke nomor 3, kemudian meminta saya pindah juga. Saya pun pindah ke kursi paling depan (no 1) persis disamping supir. Pasangan suami istri tersebut masuk begitu saja. Tanpa ucapan sedikitpun, tanpa ucapan terimakasih kepada saya dan si wanita yang merelakan tempat duduknya untuk ditempati.
Ah..memang tidak mudah mengucapkan terimakasih...
Saya memaklumi,..mungkin jika saya seperti mereka, saya ingin duduk berdekatan dengan misua jika pergi berkendaraan..
Bagi saya, duduk di paling depan ada takutnya juga, mengingat jalur tol Cipularang sedang santer-santernya sering terjadi kecelakaan. Tapi ada hikmahnya, saya bebas memotret macetnya Jakarta pada waktu senja....
salam