Assalamualaikum wr wb,
Ka Bapa-bapa, Ibu-ibu, pamuda jeung pamudi nu teu gaduh padamelan sareng kapentingan. Mangga diantos di jalan kanggo kerja bakti meresan jalan kanggo persiapan bade di aspal tea. Tiasa nyandak pacul, kampak,palu, karung sareng nu sanesna. Hatur nuhun….
(Kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu, Pemuda dan Pemudi, yang tidak mempunyai kepentingan dan kegiatan di rumah, mari kita bersama-sama turun ke jalan untuk membereskan jalan raya menuju kampung kita yang akan di aspal. Bisa membawa cngkul, kapak, cerokan , karung bekas dan lain sebagainya. Terimakasih.)
Wassalamualaikum wr.wr
Seruan tersebut terdengar jam 7.30 pagi. Ketika saya baru selesai mencuci pakaian. Tadinya saya berniat pergi melihat-lihat kain sarung di Kota untuk ayah. Tapi mendengar seruan tersebut niat saya jadi urung. Malu juga jika tidak ikut kerja bakti , gotong royong di jalan.
Jam 8.00
Terdengar lagi seruan di pengeras suara mesjid dekat rumah saya:
Ka Bapa-bapa, Ibu-ibu, pamuda jeung pamudi, mangga saenggalna diantos di lokasi kerja bakti! Margi ieu jalan kanggo urang sadayana, mun teu ku urang ku saha deui bade dilereskeun. Margi sateuacan diaspal ieu jalan kedah di bersihan heula tina jukut, sareng batu nu taringgul. Sakali deui. Diantos!
Kepada Bapak -bapak, Ibu-ibu, Pemuda dan Pemudi. Mari ditunggu segera di tempat gotong royong. Sebab jalan ini untuk kita semua, jika bukan oleh kita,..oleh siapa lagi jalan ini dibereskan. Sebab sebelum diaspal, kita harus membersihkan jalan dulu dari rumput liar dan batu yang menonjol disana-sini. Sekali lagi , ditunggu!
Seruan tersebut, terdengar kembali. Mungkin orang – orang belum datang. Padahal hari ini hari jum’at dan biasanya orang-orang dikampung saya yang kebanyakan petani biasanya ada di rumah dan tidak bekerja.
Jam 8.30, kembali seruan dari pengeras suara di mesjid terdengar kembali.
Assalamualaikum..wr.wb
(Bapa-bapa, ibu-ibu pamuda pamudi nu masih di bumi, mangga di antos di lokasi gotong royong.Nyandak pakakas sagaduhna masing-masing. Nuhun.)
Diantos.
(Bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda dan pemudi yang masih di rumah, mari ditunggu dilokasi gotong royong. Bawa alat – alat untuk membersihkan jalan yang dipunyai masing-masing. Terimakasih)
Walaikum salam.
Seruan tersebut seolah sedikit bernada kesal. Mungkin orang-orang termasuk Saya belum datang ke lokasi gotong royong. Saat itu Saya belum selesai membereskan rumah dan memang kantor sedang libur. Bagi saya waktu libur sangat berarti dan rencana mau digunakan untuk kepentingan keluarga. Tapi kali ini berbeda. Akhirnya saya beranjak ke lokasi gotong royong. Owh,..ternyata ketika lewat warung depan, di dalam warung masih ada saja bapak-bapak dan pemuda yang mengobrol dan tidak mempedulikan seruan tersebut.
Saya beranjak ke tempat gotong royong, dengan membaya sapu lidi dan cerokan. Di lokasi gotong royong, Nampak bapak-bapak, ibu-ibu serta pemuda dan pemudi sedang turut serta membersihakn jalan. Ada yang menyapu, mencabuti rumput liar, membabat tanaman dipinggir jalan, ada yang menggotong sampah, menggotong pasir kemudian di siramkan di jalan yang bolong-bolong, mengukur lebar jalan untuk kepastian ukuran lebar jalan yang akan di aspal, ada juga jalan memecahkan batu-batu dan meratakan jalan dengan peralatan sederhana.
Wah, terasa sekali nuansa saling menyapa, saling menanyakan kabar, bertegur dan bersenda gurau. Suasana kebersamaan yang sangat kental. Pak Punduh (Kepala Kampung), menyapa saya dengan tersenyum.
Pak Punduh : Pagi Neng, tidak kerja ? Syukurlah, kami sangat membutuhkan bantuan partisipasi masyarakat meskipun minimal.
Saya tersenyum sipu, malu juga. Terus terang saya kurang bermasyarakat karena memang faktor pekerjaan yang cukup padat sehingga jarang bertemu dengan tetangga sekitar.
Saya : ,”Pagi pak, sedang libur. Terimakasih pak. Lumayan sambil olahraga,”. Jawab saya.
Saya pun turut terjun ke dalam proses gotong royong.
Sepulang gotong royong, saya membaca beberapa tulisan tentang gotong royong sambil menikmati jus mangga. Penasaran dengan istilah gotong royong itu sendiri.
Istilah gotong royong paling tidak bisa diartikan sebagai kegiatan bersama untuk bekerja secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang didambakan bersama. Kata kuncinya bersama-sama. Dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih, dilakukan sesuai kekuatan masing-masing, ada semangat kebersamaan dan ada komunikasi untuk saling memaknai kebutuhan bersama. Saya melihat ada sebuah nilai moral yang muncul di dalamnya yaitu ihklas untuk turut ambil bagian dalam sebuah pekerjaan demi kepentingan bersama sehingga puncak yang paling ingin dicapainya adalah kesejahteraan bersama.
Sayang, nilai ini mulai luntur. Konon, gotong royong sangat kental di desa-desa dan kampung-kampung. Tetapi ternyata sekarang sudah mulai memudar. Lihatlah kejadian dikampung saya tadi. Hingga tiga kali tokoh masyarakat menyerukan kepada warganya untuk berpartisipasi untuk membereskan jalan yang akan di aspal. Padahal jika jalannya sudah baik, kan masyarakat sendiri yang menikmatinya. Akses jalan menjadi lebih baik, enak dan lebih mudah.
Prof. Dr. Haryono Suyono melalui Yayasan Damandiri menyodorkan solusi untuk membangkitkan lagi budaya gotong royong yaitu dengan dengan pembentukan dan pembangunan pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di setiap desa atau pedukuhan. Strategi yang ditempuh adalah pembangunan berbasis masyarakat, dengan menempatkan manusia atau penduduk sebagai titik sentral pemberdayaan, dan prioritas pembangunan. Disini manusia diberikan peran yang cukup strategis dan diberikan kesempatan untuk membangun dirinya dan orang-orang di sekitarnya melalui kegiatan yang sifatnya bisa meningkatkan dan menghidupkan kembali semangat gotong-royong, yang akhir-akhir ini mulai mengendor bahkan menurun.
Menurut Mulyono Daniprawiro, seorang Kandidat Doktor Universitas Satyagama, Jakarta, beliau berpendapat bahwa : “Saat ini tidak sedikit desa yang berubah menjadi kota, orangnya masih tetap seperti orang desa, namun secara administratif desa itu telah berubah menjadi kota, dan diperkirakan hampir 50 - 60 % penduduk tinggal di wilayah perkotaan atau penduduk urban. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa ini, karena penduduk urban ini pendidikannya masih relatif rendah, cara pandang maupun cara berpikir juga relatif sempit, namun suasananya sudah semakin demokratis, sehingga mereka ini mendapatkan keleluasaan untuk menentukan pilihannya sesuai dengan aspirasinya, walaupun kadang-kadang aspirasi tersebut bukan murni muncul dari diri sendiri dan tidak sedikit yang hanya ikut-ikutan. Dengan adanya informasi yang dengan mudah diakses, maka orang-orang desapun dengan mudah melihat, menyaksikan dan bahkan dengan mudah pula meniru apa yang telah terjadi di negara maju atau di tempat-tempat lain yang menurut mereka bisa ditiru dan diterapkan di daerahnya.
Bagaimana menumbuhkan gotong royong di kota ? Masih adakah di jaman sekarang, gotong royong itu?. Anda tentu geleng-geleng kepala. Dimana jaman globalisasi yang makin global, manusia makin egois dan individualistis. Ah..saya semakin terhenyak ketika berpikir ke arah sana.
Sumber tambahan : http://septa-ayatullah.blogspot.com
http://www.madina-sk.com
(sayang kegiatan gotong royong di kampung saya tidak sempat diabadikan dengan gambar: mungkin saja ada tambahan donasi dari anda untuk kelanjutan proses pengaspalan jalan. hehehe)
Senin, 02 Agustus 2010
Gotong Royong, Ups...
Penulis A. Hermana
Diterbitkan 02.39
Tags
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
21 komentar
Wah..ditempat bang Pendi masih ada kok gotongroyong. Besok2 tokoh masyarakat yang manggil bilangnya begini " Bapak2..ibu2..ayo gotong royong, nanti makan siang ada ayam bakar, soto ayam dan pulangnya dapat kaos ! nah...pasti banyak yang datang....hehehe
Bang Pendi bantu do'a deh, s'moga jalanannya cepat bagus...hehe
Salam hangat & sehat selalu...
assalamualaikum..
bang pendi : hahahaha..itu mah pengen makan siang ayam bakar gartis ya bang?
(maaf atas kesalahan sy memaknai identitas bang pendi tempo lalu..xixixi.)
salam
wuih bahasa sunda ya?
aku gak ngerti sama sekali
untung aja ada terjemahannya di bawah.
Tante...
ajarin Dija ngomong pake bahasa Sunda yaa
wuiihh.. pake bahasa sunda, untung ada terjemahannya, hehehe...
gotong royong bareng warga lain asik yaahh... bisa sambil bersosialisasi juga ;)
kayak iklan mie """" tuh, si bapak akhirnya mau gotong royong berkat ada si mie itu heheh
huehehehe... jd blogger sunda nii... satu postingan coba pake bhsa sunda full... huehhehehe...
assalamualaikum...
selamat pagi. Semoga keindahan hari ini membuat kita makin semangat mewujudkan cita-cita dan harapan.
elsa : mau belajar mbak,..nanti saya postingkan sesuatu dengan bahasa sunda.
baby dija : aiihh..selamat apgi dija? sudah mandi belum sayang?, mau tante mandiin ga?
yolliz : semangat gotong royong, mati kita bangkitkan kembali, sebab konon gotong royong membuat kita semakin bersatu..
aulawi : saya baru ngeuh lho mas,..tadi malam lihat iklan tsb. hehehe..ketawa juga.
genial : InsaAllah saya coba mas, tapi mungkin jadi roaming ya?
salam
Emang budaya gotong royong kian menipis dalam kehidupan bermasyarakat kita.... Di tempatku aja seruan untuk gotong royong juga mulai berkurang karena jarang yg mau berpartisipasi.
Bapak2 ibu2 sadayana Alhamdulillah di lembur sim kuring masih aya keneh gotong royong, para pamuda nu kerja baktina, para pamudi nyayogikeun konsumsina... sim kuring nu ngawaskeun... hehe..
gotong royong masih membudaya kok. liat aja pejabat kita begitu kompak bekerjasama menyelamatkan kekayaan mereka...
gotong royong....ampun dj dah..jaman sekarang...susah...banget nemuin...kebanyakan minta bayar....
Kunjungan perdana mbak rara...salam kenal
Syukurlah...t4 saya msh dekat dg kegotong royongan dan suasana bertegur sapa, menyenangkan kok..
kalau di desa² gotong royong sudah menjadi tradisi rutin, namun di kota gotong royong sungguh sangat sulit untuk mendapatkaannya bahkan bisa dikatakan tidak ada sama sekali hilang oleh budaya² dan gaya hidup moderen
Sukses Slalu!
Gotong royong sekarang ini sepertinya sesuatu yang sangat sulit dilakukan terutama di kota2 besar. Banyak saja kendalanya. Apalgi kalau bukan kesibukan yang segudang dan kurangnya interaksi antar individu di lingkungan tersebut
Alhamdulillah, kebersamaan dan gotongroyong dilingkunganku masih ada!
jadi ingat pengumuman gotong royong di kost,
Bapak2, Ibu2, Abang2, Kakak2, Adik2, hari ini kita kerja bakti, gotong royong membersihkan kost, yang belum membayar uang kost bersihkan WC, terimakasih....hihihi...ada2 aja...
mari hidup bergotong royong..berat sama di pikul,ringan sama di jinjing.Kalau di kota mana ada sist?nabsi-nabsi pastilah.nice post.
sejarah islam di update sist..kalau tertarik tuk membaca :D
Sayangnya budaya gotong royong di sebagian tempat sudah mulai luntur.
Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon