Bismillahirahmanirrahim,
Pagi tadi, jam 6.00 cuaca masih dingin menusuk tulang. Saya berniat membeli bubur ayam yang ada disekitar perumahan. Bubur ayam tersebut, cukup terkenal dan jadi tujuan beberapa ibu-ibu untuk membeli dan menikmatinya. Karena tempat ini jadi idola, kami menyebutnya "bubur ayam Idola", oleh karena itu tidak heran tempat ini cukup ramai dan kita perlu mengantri untuk membelinya.
Dalam proses menunggu giliran mendapat bubur, dipinggir jalan berjalan seorang tukang jamu. gendong. ,"Jamu..jamu..jamu,". Suatu pemandangan yang menarik adalah tukang jamu gendong tersebut bersama seorang anak kecil yang usianya sekitar 2 tahunan, sesekali anak itu digendong, sesekali ia berjalan dengan lincah mengikuti ibunya si penjual jamu. Tukang jamu tersebut usianya masih muda,b utiran peluhnya tampak menghiasi wajahnya, mewarnai kehidupannya yang belia yang harus berjuang menafkahi keluarganya mencari setetes rejeki Illahi. Tukang jamu gendong tersebut berjalan dengan beban berat ditubuhnya, sebelah kanan tubuhnya bergelayut bakul jamu yang penuh sesak botol-botol jamunya, sebelah kirinya bergelayut anaknya yang dalam ukuran dan pandanganku masih tergolong manja dan perlu belaian kemesraan sang Ibu. Begitu gigih ia, mencari rejeki meski beban berat dipikulnya, meski rasa malu harus ia buangnya jauh-jauh.
Sesaat tukang jamu gendong itu tidak terlihat karena berbelok ditikungan jalan.
Selesai memesan bubur ayam yang kubungkus, aku bergegas mencari si tukang jamu gendong tersebut. Tampak beberapa puluh langkah ia sedang jongkok melayani pembeli, anaknya yang kecil asyik bermain tanah di dekatnya. Ada perasaan haru yang begitu besar pada diriku, ungkapan salutku untuknya, atas perjuangannya, atas semangatnya untuk mencari rejeki dengan membawa anaknya. Bisa dibayangkan beberapa jam sebelum ia berangkat bekerja tentu sangatlah repot, nyiapin jamu-jamu untuk dijualnya, nyiapan makan anaknya, dan nyiapin kebutuhan lainnya...ah..
pemandangan ini memberikan sesuatu yang berharga padaku pagi itu. Semoga.
Sesaat tukang jamu gendong itu tidak terlihat karena berbelok ditikungan jalan.
Selesai memesan bubur ayam yang kubungkus, aku bergegas mencari si tukang jamu gendong tersebut. Tampak beberapa puluh langkah ia sedang jongkok melayani pembeli, anaknya yang kecil asyik bermain tanah di dekatnya. Ada perasaan haru yang begitu besar pada diriku, ungkapan salutku untuknya, atas perjuangannya, atas semangatnya untuk mencari rejeki dengan membawa anaknya. Bisa dibayangkan beberapa jam sebelum ia berangkat bekerja tentu sangatlah repot, nyiapin jamu-jamu untuk dijualnya, nyiapan makan anaknya, dan nyiapin kebutuhan lainnya...ah..
pemandangan ini memberikan sesuatu yang berharga padaku pagi itu. Semoga.
20 komentar
itulah kelebihan seorang wanita yg kebanykkan lelaki tidak mensyukurinya
subhanalloh...
Yah, itu juga bukti bahwa pekerjaan wanita sebenarnya jauh lebih berat. Jadi inget ibu nih :)
assalamualaikum,
zumairi : seperti itukah bang? (memang banyak lelaki yang ga menyukai kelebihan wanita seperti itu?)
buwel :amin
seno : setuju mas.
wassalam
Waalaikumussalam...
Duh, ko saya jarang ke sini sih Ra? afwan banget nih.
Pelajaran hidup, yang tiada di bangku sekolahan. Dan ia menjadi pengalaman yang mengesankan. Subhanallah... salut untuk sang ibu.
Masya Allah... saya seharusnya manggil mbak, bukan mengembakan diri. Hapunteun pisan nya teh... teu ngartos eui :)
assalamualaikum,
anazkia: ga pa pa, anaz..
hanya sebuah panggilan kok.
mari ah, met malam
wassalam
Ass. Neng Rara...
Subhanalloh.. ternyata masih ada juga yg memperhatikan nasib kami, orang kecil. Ibu saya(alm) juga penjual jamu dulu.
Wass.
wah dengar cerita neng rara jadi ingat tulisan rachel tentang tegarnya seorang ibu ( pernikperempuan.blogspot.com )
semoga kita selalu diingatkan tuk bersyukur n slg membantu :) salam kenal mbak :P
Subhanallah Mbak, inilah yang saya sebut Bocahbancar belajar memaknai kehidupan, saya pun berusaha untuk belajar dengan apa yang ada di sekitar, tidak perduli bagaimana saat ini keadaan saya, namun cita2 untuk bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain harus tetap diwujudkan....
HHmm...tidak hanya bagi Mbak, bagi saya pun, hal tersebut memberikan pelajaran yang berharga hari ini...
Salam semangat Bocahbancar.....
Apa yang terjady pada anaknya...?? sungguh keras hidup ini sampai harus mencoba masa kecilnya dengan kisah seberat ini...
btw... punten mbak... mau bilang salam kenal... hehheee...
Salam kenal neng Rara..
perjuangan ibu jamu gendong sungguh ruar biasa..
gak berlebihan kan kalo dinamakan Kartini juga??
Subhana Allah.....
Jadi teringat jasa emak ku nie di kampung nan jauh di sana, teringat perjuanganya menghidupi aku selama ini....makasih nasihatnya....
tak gendong kemana-mana.....
Ass
Subhanallah...sungguh mulia, hati seorang wanita.
btw, pesan jamu apa tadi sis? jamu pegel linu cocok yang habis jalan-jalan seharian penuh heheh.
wassalam.
waalaikum salam,
mudah-mudahan kita semua tergolong hamba yang selalu bersyukur atas kehidupan hari ini yang mulai akan kita reguk.
mantan copet : semoga ibunya bahagia di alam baka pet,apalagi lihat anaknya yg kini sudah insyaf.
patahhati : yups, hati ibu-ibu seperti mereka yang diluar sana begitu tegar.
safira ; semoga saja saf,saya setuju. salam kenal balik.semoga pertemanannya langgeng.
bocahbancar : inilah hidup mas,kadang kita menutup mata atas pemandangan 'aneh" diluar sana dan tidak peduli. Padahal kita hidup bersama mereka.
Itik bali : wow...itik dh dtg nii. salam kenal jg. bisa juga,sy stuju.
anak singkong :sama-sama. jasa ibu kita tidak tertandingi apapun....kok jd muncul mbah surip?<>
aisha : ha..ha..mbak.mbak. tau aja, sy langsung sruput jamu pegel linu stlh jalan2.
wassalam
Neng Rara... saya masih menunggu sambungan atas solusinya lho di blog saya, hehehe.. kan Neng Rara sudah janji mau di lanjut, hayo,..
Mbak, ada awrd dan peer tolong ambil yah... :)
itulah hidup segala sesuatu yang dapat menghasilkan uang dikorbankankan untuk mendapatkannya asalkan halal....
ngomong2 jamunya dunk...
assalamualaikum,
mantan copet : mohon maaf banget, pet.terlambat. tp sudah ke TKP ko.
anazkia : ya, ma kasih tar sy lihat ya naz.
generation : pingin jamu apa mas?
wassalam
Terimakasih atas waktunya untuk berkunjung di rumah kecil ini. O ya, trims juga commentnya.
EmoticonEmoticon