Rani pergi malam itu.Tanpa basa-basi lagi. Malam tak menjadikan halangan baginya. Seruan orang tuanya untuk tak beranjak dari rumahnya tak dihirukannya sama sekali. Hujan menemaninya pelan. Handphonenya yang canggihnya kini tak berguna. Pesan-pesan indah di grup Whatsappnya tak membuat hatinya bergeming. Maka di buangnya alat komunikasi itu ke dalam truk sampah yang bau. Hanya jerit dan gejolak yang kini ada alam hatinya.
Angin menusuk-nusuk nadinya dengan pelan. Rani menatap masa depannya yang kosong. Bisikan itu membawanya pada padang keabadian untuk berkata bahwa ini lah hidup Gue. Tak disadari rambut pendeknya kini mulai memanjang, kuning langsat kulitnya