Hari ini hujan turun rintik-rintik tak berhenti, saya keluar ruangan kantor dan memandang ke atas langit yang mendung, rintik-rintik air hujan turun perlahan membasahi wajah ini. Saya tetap memandang ke atas langit, tetes air itu datang begitu saja dari atas. Subhanallah.
Rintik hujan ini mengingatkan kepada almarhum kakak. Sudah 11 tahun, kakak kandung saya meninggal. Ia meninggal di usia 35 tahun pasca melahirkan anak pertamanya yang baru berusia 4 hari. Waktu itu saya, hanya bertemu semalam dengannya. Sebab sebelumnya saya berada di Bandung, dan hari ke tiga saya baru bertemu dengannya.
Malam ke-empat, pasca melahirkan saya ngobrol dengannya.
Kakak : Neng, jika nanti kakak sudah sehat, kakak akan pergi ke sekolah dan mengajar seperti biasa, titip si Ujang ya neng. Nama bayinya sudah Kakak tulis di buku yang biasa Kakak bawa ke sekolah.
Ia menitipkan putra pertamanya juga kepada Ibu.
Saya : O iya, tentu saya akan menjaganya Kak. Dia kan keponakan pertama saya.Malam ke-empat, pasca melahirkan saya ngobrol dengannya.
Kakak : Neng, jika nanti kakak sudah sehat, kakak akan pergi ke sekolah dan mengajar seperti biasa, titip si Ujang ya neng. Nama bayinya sudah Kakak tulis di buku yang biasa Kakak bawa ke sekolah.
Ia menitipkan putra pertamanya juga kepada Ibu.
Malam berlanjut, saya tidur dengan kakak dan si bayi mungil.
Besok paginya, ketika waktu Dhuha, Kakak meminta untuk diantar mandi. Katanya Ia ingin membersihkan diri selepas melahirkan 3 hari kebelakang. Saya pun menyiapkan air panas. Selepas mandi, kakak bersolek memakai pakaian barunya, dan membedaki wajahnya serta menyemprotkan wewangian ke tubuhnya. Ia tampak cantik, meski guratan lelah diwajahnya selepas melahirkan masih saya lihat.
Kemudian Kakak menyusui sang bayi dengan penuh kasih dan sayangnya. Si bayi tertidur pulas.
Kakak kemudian mengambil air putih dan meminumnya. Beberapa menit kemudian tiba-tiba ia, tersengal dan mengeluhkan sakit didada. Saya terkejut. Ia kemudian terjatuh, dan saat itulah Malaikat maut menjemputnya. Kulihat Kakak melirik sejenak ke anaknya yang tertidur pulas.
Aku panik. Menjerit. Ibupun ikut menjerit. Ibu mendekap kakak, membisikan kalimat takbir berkali-kali. Allahu Akbar!Alahu Akbar. Kakak menutup mata untuk selamanya.
Aku semakin menjerit. Menjerit sekuatnya. Ibu masih mendekap Kakak, Ia meronta dan menjerit pula. Air mata tak kuasa kubendung. Kiamat kecil telah datang kepada Kakak. Allah SWT memanggilnya. Saya tak kuasa menerima kenyataan saat itu. Saya baru bertemu, semalam kemudian kakak meningalkan untuk selamanya.
Peristiwa itu saya kenang terus, itu adalah moment terakhir saya dengan kakak.
Betapa sesak dada ini ketika mengenangnya. Air mata selalu menyertainya.
Semoga Amal ibadah Kakak di terima oleh Allah.
Bolehkah saya mengenang moment terakhir itu, ya Allah?
Mengapa begitu cepat saya harus berpisah dengan Kakak?
Ia adalah saudara kandung saya satu-satunya?
Andai ia masih ada, tentu ia akan jadi anak kebanggaan ayah dan ibu ?
Andai ia masih ada, tentu aku mempunyai saudara untuk berbagi tentang kehidupan ini, berbagi tentang suka dan duka, berbagi kegembiraan tentang kehadiran anak saya.
Mungkin Allah SWT mempunyai rencana lain.
Dan saya percaya rencana Allah adalah yang terbaik.
Salam
Kemudian Kakak menyusui sang bayi dengan penuh kasih dan sayangnya. Si bayi tertidur pulas.
Kakak kemudian mengambil air putih dan meminumnya. Beberapa menit kemudian tiba-tiba ia, tersengal dan mengeluhkan sakit didada. Saya terkejut. Ia kemudian terjatuh, dan saat itulah Malaikat maut menjemputnya. Kulihat Kakak melirik sejenak ke anaknya yang tertidur pulas.
Aku panik. Menjerit. Ibupun ikut menjerit. Ibu mendekap kakak, membisikan kalimat takbir berkali-kali. Allahu Akbar!Alahu Akbar. Kakak menutup mata untuk selamanya.
Aku semakin menjerit. Menjerit sekuatnya. Ibu masih mendekap Kakak, Ia meronta dan menjerit pula. Air mata tak kuasa kubendung. Kiamat kecil telah datang kepada Kakak. Allah SWT memanggilnya. Saya tak kuasa menerima kenyataan saat itu. Saya baru bertemu, semalam kemudian kakak meningalkan untuk selamanya.
Peristiwa itu saya kenang terus, itu adalah moment terakhir saya dengan kakak.
Betapa sesak dada ini ketika mengenangnya. Air mata selalu menyertainya.
Semoga Amal ibadah Kakak di terima oleh Allah.
Bolehkah saya mengenang moment terakhir itu, ya Allah?
Mengapa begitu cepat saya harus berpisah dengan Kakak?
Ia adalah saudara kandung saya satu-satunya?
Andai ia masih ada, tentu ia akan jadi anak kebanggaan ayah dan ibu ?
Andai ia masih ada, tentu aku mempunyai saudara untuk berbagi tentang kehidupan ini, berbagi tentang suka dan duka, berbagi kegembiraan tentang kehadiran anak saya.
Mungkin Allah SWT mempunyai rencana lain.
Dan saya percaya rencana Allah adalah yang terbaik.
Salam
subhanallah...
BalasHapusinsyaALLAH syahid. khusnul khotimah.
amiiiiiiiin....
Turut berduka cita mbak..semoga Allah menerima amalannya...
BalasHapusassalualaikum..
BalasHapuselsa : amin.semoga saja mbak.
isti : ma kasih mbak.
salam
jadi inget ama adikku yg juga telah meninggal karena sakit, aku ada disurabaya ketika dia meninggal (dipalembang) dan tak sempat melihat penguburannya....semoga arwah mereka bahagia disisi ALLAH SWT ya amin.....
BalasHapuspesen kakak, nitip jagain ujang yah?
BalasHapussemoga arwah kakak tenang disana..amiennn...
Ass.
BalasHapusMba turun berduka ya mba, tp mba jangan berlama2 berdukanya, karena itu juga tidak baik
Wass
tak ada yang abadi dalam hidup ini...
BalasHapussemua akan kembali pada Nya
hmmmmmm.... manusia memang hanya mampu berharap Neng tapi Allah yg menentukan segalanya, mungkin memang Allah punya rencana lain di balik itu semua, semoga sang kakak diterima di sisi-Nya dan yg di tinggalkan tabah menerrimanya, amin
BalasHapusSemoga kakak mendapat tempat terbaik di sisi NYa ya mbak
BalasHapusMbak Rara dan keluarga semoga terus diberi ketabahan
Mudah2an dosa2 almarhumah diampuni oleh Alloh swt. Amiin
BalasHapussalam kenal dan ini merupakan kunjungan JR yang pertama di site ini, begitulah sang pencipta...ia selalu mempunyai sesuatu dibalik cerita-NYA....semoga nanti akan menemukan lagi ya, yang mirip dengan kakaknya
BalasHapusSubhanalloh...
BalasHapusSemoga ALLAH mengasihinya dan bagi yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan....
semoga segala amal kebaikannya diterima disisi
BalasHapusAllah SWT...Amien..
Innalillahi wa innaillaihi roji'un..
BalasHapusSemoga Allah menempatkannya ditempat yang layak disisi-Nya. Dan keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan dan kesabaran..
semoga kakak tenang di sisi-Nya,, yang tabah yah...
BalasHapusmanusia hanya bisa berharap tetapi sang pencipta atas segalnya yang menentukan takdir manusia
BalasHapusterharu aku membacanya.. mataku sampai berkaca kaca... syahid bagi orang yg meninggal karena melahirkan.. semoga ridho Allah untuknya..
BalasHapussungguh sedih kisahnya..saya juga pernah merasai kehilangan kakak kandung
BalasHapushttp://paksuu.com
hal yg paling sedih adalah kehilangan orang yg kita cintai.
BalasHapussgt menyentuh.
saya cuman punya satu sodara,ngrasa bgt cerita ini bgitu sedih.
smg kakak neng dsana senyum melihat adiknya yg selalu ingat dan mendoakan ;)
semoga arwah kakak nya neng rara di terima dan ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya di sisi Alloh ya neng
BalasHapussalam kangen.....