Senin, 31 Agustus 2009

Semoga kita bisa lebih berhati-hati....

Tadi aku datang pagi sekali ke kampus, karena tempat kuliah berdekatan dengan mesjid kampus maka kusempatkan dulu ke mesjid sebentar, rencananya meluangkan waktu barang sebentar untuk shalat Dhuha dulu barang 3 sampai 5 menit. Setelah menyimpan sepatu ditempat penitipan sepatu khusus wanita, aku bergegas menuju tempat wudhu kemudian menunaikan shalat Dhuha 2 rakaat.
Selesai berdoa, waktu menunjukkan 6.40 wib. Aku bergegas mengambil sepatu dari tempat penitipan sepatu, ketika memakai kaos kaki terlihat seorang laki-laki, berpakaian rapi, berjas dan berdasi,rambutnya tersisir rapi tampak kebingungan.
Kemudian bergegas menuju arahku.
Laki-laki : Assalamualaikum, mohon maaf bu. Adakah barangkali ibu melihat sepatu saya ?
Neng Rara: Waalaikum salam, Oh..Bapak menyimpannya dimana ya?
Laki-Laki : Di tempat penitipan sepatu laki-laki, 5 menit tadi masih ada, ketika saya tinggal ke toilet, tapi ketika saya selesai dari toilet ternyata sudah hilang. Adakah Ibu melihat orang lain selain kita berdua ?
Neng Rara: Ada, sama seperti bapak pakaiannya, ia berjas dan berdasi. Membawa tas tengteng dan beberapa buku tebal, katanya ia mau sidang doktor hari ini.
Laki-laki : O, itu temen saya juga. tadi saya sudah tanya, tapi ia juga tidak tahu. Nakal sekali ya tuh maling, pagi-pagi begini sudah mengambil yang bukan hak nya.
Saya tertegun sebentar, memperhatikan wajah laki-laki itu yang mulai terlihat sangat khawatir sebab ternyata ia juga mau ujian doktor pagi ini jam 8.30. Kemudian laki-laki itu berbicara lagi.
Laki-laki : Ah..mungkin ini cobaan untuk saya, mungkin sepatu itu bukan hak saya.
Neng Rara: Daripada nyari yang tidak karuan, mendingan beli saja pak di koperasi kampus. Mudah-mudahan sudah buka, atau di depan kampus ada toko sepatu kecil yang buka 24 jam. Bapak bisa kesana.
Laki-laki : Ah..mungkin ini ujian pertama saya sebelum ujian sidang doktor pagi ini dari Tuhan.
Neng Rara: Semoga sukses pak, ujiannya...
Saya begitu terkesan dengan pemikiran laki-laki tersebut, ia bisa berbesar hati dan bersabar atas cobaan yang begitu tiba-tiba. Lagian ada juga maling di bulan puasa kayak gini ya ?.
Saya akui saya juga tidak berhati-hati, telah menyimpan sepatu ditempat yang tidak ada penjaganya. Semoga lain waktu kita bisa lebih berhati-hati.
Alhamdulillah....

Selasa, 25 Agustus 2009

Bagaimana jika Aku Mati ?

Sore ini begitu indah, begitupun tadi pagi. Mentari bersinar dengan hangat, Pakaian ngantor rapi dan tersetrika, si merah lancar-lancar saja menembus kota mengantar menuju kantor, dan Pak satpam menyambut dengan hangat di gerbang kantor. Ruangan tempat kerja begitu bersih dan wangi selesai di pel dan dibersihkan, temen-temen kantor saling menyapa, bersalaman dan bersenda gurau, mengawali pagi bersiap menggarap pekerjaan.
Hingga sore datang menjelang, aku berpikir ketika menulis ini, Adakah hari seindah hari ini?
Akankah hari-hari seindah hari ini selalu datang, esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan? akankah umurku mencapai esok hari, minggu depan, bulan depan, tahun depan ?
Semua rahasia Allah, aku sebagai hamba hanya menjalaninya dan mengisinya sebaik mungkin.
Bagaimana jika aku mati ?
Mati pasti datang, maut pasti menjemput.
Apakah amalku sudah cukup ?
Apakah ibadahku sudah lengkap ?
Bagaimana kalau rapot kehidupannku banyak merahnya ?
Aku sangat malu, malu pada Allah. Allah Sang Pencipta, bukankah sejak masa ruh kita diciptakan kita sudah mengikat perjanjian dengan Allah untuk selalu taat kepadaNya ?, Untuk selalu mengabdi, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya?.
Subhanallah....
Jika saya mati,
.....tentu pakaian kantor yang tersetrika rapi ini tidak lagi kupakai, si merah tidak akan mengantarku menuju peristirahatan terakhir, pak satpam tidak akan menyambutku digerbang pemakaman, temen-temen kantor mungkin hanya ikut berduka sambil berdoa melepas kepergianku,...
...keluargaku : ...suamiku ? ia akan menangis menjerit-jerit atas kepergianku, sambil menggendong anakku,....Allahu Akbar!..begitu menyedihkan. Tapi lebih menyedihkan lagi jika amal ibadahku merah semua...Allahu Akbar.Engkau Maha Pengampun.
ayah, ibu, ayah mertua, ibu mertua tentu akan lebih meronta dalam tangisnya atas kepergianku, disela doanya yang tidak terputus.
Mungkinkah seperti itu gambarannya ketika mereka memperoleh ketika jasadku sudah tidak bernyawa. Mungkin ruh-ku yang lebih menangis karena amal ibadahku banyak merahnya. Atau mungkin ruh-ku akan tersenyum, sebab telah meninggalkan dunia yang penuh godaan ini. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Bagaimana nanti jika malaikat maut bertanya didalam kuburku,
Apakah aku bisa menjawabnya ?
Apakah aku bisa mengelak ?
..................
Ah...aku termenung sendiri. Sore yang indah ini dihiasai dengan tulisan refeleksiku yang mungkin terlalu jauh, aku masih ingin menikmati kehidupan ini dan mengisinya dengan segala kebaikan dan ibadah untuk bekal nanti menjelang mati jika Allah masih berkenan mentakdirkan umurku untuk esok hari, untuk minggu depan, untuk bulan depan dan untuk tahun depan...

Ya Allah, panjangkanlah umurku untuk menjadi jalan ibadah kepadaMu..
Amin ya rabb......

Senin, 24 Agustus 2009

Puasa Hari ke tiga


Pulang dari tempat kuliah aku langsung menuju tempat kerja, sebab ga enak juga bila langsung pergi pulang, sebab aku ijin belajarnya hanya sebatas hari kuliah saja. Meski kuliah selesai jam 2 siang aku tetap harus datang ke kantor seperti biasa, beda dengan mahasiswa yang memperoleh beasiswa, mereka sifatnya tugas belajar jadi bisa ga ngantor sama sekali.
Kuliah sambil syaum (puasa) memang cukup berat bagiku, karena terus terang aku selama setahun ke belakang ini jarang berpuasa kecuali untuk puasa Qhada. Karena tidak terbiasa perut rasanya sakit sekali terutama dibagian ulu hati, beginilah jika punya penyakit langganan (maag), meski pada saat sahur makan obat maag terlebih dahulu. Mudah-mudahan di hari selanjutnya aku semakin tahan dan kuat untuk berpuasa.
Ditengah perjalanan, Si Merah (motor bebek) kesayanganku terasa oleng, roda depan terasa bergoyang-goyang (gual geol :istilah sundanya), aku cukup terkejut dan menepi. Kurasakan kembali stang depan terasa bergoyang-goyang. Aku bergegas melanjutkan perjalanan sambil larak-lirik melihat bengkel yang mungkin bisa membantu.
Tidak jauh diarah depan terlihat, bengkel cukup besar. Aku menepi dan berhenti. Aku langsung konsultasikan masalah motorku ke tukang bengkel tersebut. Tukang bengkel kemudian memeriksa ban depan, ban belakang dan stang motor. Tetapi menurutnya tidak apa-apa, kemudia ia mencoba menaikinya dan tetap ia berkesimpulan bahwa tidak ada yang tidak beres pada si Merah (motorku).
Tiba-tiba, dua orang laki-laki dengan motornya berhenti, lalu masuk ke dalam bengkel. Tampak rasa haus menderanya, ia merilik kepadaku.
" Kenapa Bu?,'
" Ini bannya, bergoyang," jawabku.
Keduanya masuk ke dalam bengkel. Si tukang bengkel pun masuk ke dalam. Ternyata bengkel tersebut menyediakan es campur juga. Wuiiihhh..jika bukan bulan puasa udah kuembat...segelas penuh tentunya.
Eh..ternyata kedua laki-laki itu lagi minum es campur tersebut di dalam ruangan sempit, ketika aku melihatnya mereka terperanjat, malu-malu.
Aku bilang dalam hati, jangan malu sama diriku. Malulah engkau sama Allah, yang mewajibkan umatnya yang sehat untuk berpuasa. Atau mungkin mereka dalam sebuah perjalanan sehingga berbuka puasa, atau mungkin mereka bukan muslim. (maaf)
Aku segera bergegas, meninggalkan mereka, ...takut tergoda..................

Ya Allah, kuatkan badanku,
kuatkan imanku,
kuatkan taqwaku,
agar aku mendapat amal yang sempurna diakhir ramadhan tahun ini,
dan pertemukan kembali aku dengan ramadhan tahun depan..
terimakasih ya Allah..

wassalamualaikum wr wb..........

Rabu, 19 Agustus 2009

Bulan Depan, babak baru ...


Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah bisa nge-blog lagi. Setelah berkutat dengan urusan kantor melulu dan nyiapin segala keperluan terkait dengan melanjutkan studi. Pilihan melanjutkan studi memang sudah diniatkan beberapa bulan kebelakang. Memang capek juga ya, memilih menekuni pekerjaan sambil berpikir melanjutkan studi. Mungkin, teman-teman para bloger lain mah sudah sejak awal niat melanjutkan studi, eh saya baru kepikiran melanjutkan studi magister tahun ini. Tapi Alhamdulillah berkat niat dan dukungan semua pihak akhirnya jadi juga.
Masih ingat, dulu ketika lulus UMPTN tahun 1994, lalu membereskan segala sesuatunya bersama Bapak. Mulai dari registrasi, Bapak rela mengantar saya kesana kemari. Masuk ruangan ini dan itu mengantar hingga sore. Maklum saat itu, pergi ke Bandung sendirian masih belum diijinkan dengan alasan Bapak bahwa beliau sangat kuatir. Apalagi mengurus registrasi di tingkat universitas yang sebelumnya tidak begitu saya dan Bapak pahami. Hingga lulus tahun 1999 dan mendapat Sarjana, Bapak, Ibu dan keluarga sangat bangga. Meski beberapa petak tanah di kampung harus direlakan hilang sebagai gantinya. Bahkan Bapak dulu pernah dicemooh oleh tokoh kampung (maaf), yang katanya ," Berani sekali nyekolahin anak hingga ke kota Bandung, biaya dari mana?,". Tapi Bapak tetap yakin akan niatnya. Begitupun aku saat itu.
Hingga mendapat pekerjaan ini, Alhamdulillah semua perkataan orang tersebut diatas bisa pupus dengan sendirinya. Sekolah memang membutuhkan pengorbanan.
Babak baru akan dimulai bulan ini kedepan, disela kesibukan aku harus bisa berbagi dengan keluarga, Bapak dan Ibu yang sering kutinggalkan. Begitupun Hafung. Semoga berhasil Neng...
"Apa sih yang dicari ?, pekerjaan sudah punya, kok ingin melanjutkan studi?," (maaf)
Itu pertanyaan dari beberapa teman, tapi aku berpikir bahwa melanjutkan studi adalah untuk menambah pengetahuan, memperkuat apa yang kumiliki, memperkuat dan memang salah satunya untuk mendukung untuk pekerjaanku yang semakin kompleks. Bukankah menuntut ilmu itu wajib meski kita sudah tua ?. Tentu masing-masing orang punya alasan tersendiri. Bagaimana dengan anda ?.

Selasa, 11 Agustus 2009

Tauge ...eh...Karet!...Ya Allah..

Pagi tadi begitu tergesa, di rumah tidak sempet makan. Agenda pagi ini adalah nyiapin segala hal terkait workshop oleh karena itu aku begitu terburu-buru. Kubesut si Merah menembus pagi bersama para pengendara lain, saling salip saling tergesa memburu tempat kerja. Untuk mengganjal perut, aku berhenti disebuah warung kecil, tempat jajanan. Kupilih kupat tahu saja ah..
Kupat tahu adalah sejenis makanan ringan, terdiri dari lontong, tauge, dan kuah ditaburi kerupuk dan sedikit kecap. Kupilih makanan ini biar cepet disantap. Setelah dibungkus, dan bayar aku kembali tancap gas memburu tempat kerja.
Setelah tiba dikantor, dan masuk ke ruang kerja belum ada siapa-siapa. Aku buka Kupat tahu dengan tergesa, di simpan di mangkuk mulai kunikmati. Wuihh lezat..bro...sis..
nyamm..nyamm..nyammm...ketika tauge dan lontong kulahap
kriuk..kriukk..kriuk..ketika krupuk kugigit..
tiba-tiba..weeww..kok kenyal-kenyal..
masa tauge kenyal kayak gini!..eit..nyangkut..
aku terkejut, bergegas pergi ke toilet..memuntahkan makanan dan tampak karet gelang meluncur...wuiihh..Ya Allah.
Kirain tauge..ternyata ..karet gelang! Pembungkus kupat tahu tadi!...(karena terburu-buru jadi karet masuk ke dalam kuah;mungkin).
mmmhhh...baru tersadar. Saya pikir tauge..ternyata karet...
Pantesan kenyal-kenyal...
mudah-mudahan ga terulang ah, soalnya aku suka tauge.
Kenapa aku suka tauge ?,
karena tauge menurut beberapa sumber dapat mencegah kanker, serangan jantung dan stroke, mencegah osteoporosis, membangkitkan kekebalan tubuh,menjaga keasaman lambung, dan memperlancar percernaan. Dan juga baik untuk kecantikan, membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, serta menghilangkan flek-flek hitam.
Kenapa aku ga suka karet ?
karena...
baru pertama ngerasain rasanya karet...
he..he...he..

(teman sekantor pada ngetawain, pesennya : makanya ati-ati jika makan, jangan tergesa-gesa, baca doa dulu)

Gara-Gara Penyergapan Noordin....


Jum'at sore aku kirim sms ke kakak ipar.
  • Begini bunyinya : assalamualaikum, Kak Ipar, jika ada waktu besok tolong datang ke rumah, sambungan air (paralon) bocor dari mesin penyedot air. Kakak kan paling bisa tuh jika benerin urusan yang kaya gini. wassalam.
  • Kakak Ipar langsung membalasnya : Ya.
Dia memang jarang membalas sms dengan kalimat yang lengkap. (mungkin dia udah tahu fungsi sms sebagai pesan pendek), : tidak seperti aku jika kirim sms selalu panjang dan lengkap banget, sebab suka aku pikir biar jelas aja.
Sabtu pagi, aku tunggu kedatangannya, tapi ga muncul sama sekali. Akupun terlarut saja dalam pekerjaan rutinitas pagiku. Sudah jam 8.00 dia belum kunjung datang.
  • Aku kembali kirim sms. "jadi nggak",
  • Dia membalas : tunggu belum tertangkap..lagi dar der dor..
Aku semakin bingung. Dalam pikiranku, siapa yang belum tertangkap, lagi perang dimana sih?
Dari kemarin memang televisiku ga aku setel. Sengaja aja pingin ngadem dari segala berita ini dan itu. Dan memang akhirnya aku ga tahu sama sekali berita di TV.
Sambil nunggu kakak ipar datang iseng-iseng aku nyalakan televisi.
Wuiihh..ada film perang seruku. Tapi eitt ko live..ada apa niih? O ternyata Densus 88 lagi melakukan penyergapan. mengurung sebuah rumah kecil di dan menyerbunya dengan hujanan peluru. dar der dor kayak perang. Segala penjuru rumah di kepung, beberapa kepulan asap terlihat dari sudut rumah yang dikepung tersebut. Reporter TV sibuk mengabarkan bahwa Densus 88 sedang berupaya menangkap beberapa orang yang ditenggarai sebagai teroris paling dicari. Noordin M Thop.
Wuiihh pantesan, kakak ipar ga datang-datang...lagi nonton ini kali ya.
Aku pun terlarut menonton TV. (Ketinggalan banget seruku)..
Akhirnya kakak ipar datang, sambil berlari menuju rumah..sambil bertanya dengan nafas tersengal..
  • ,"gimana udah tertangkap? ," Aku nggak menjawab,"...(saking asyiknya nonton penyergapan tersebut)
  • ," belum," seruku...
Sampai siang, sambungan air ga diperbaiki. Kami terlarut dalam siaran langsung penyergapan teroris tersebut, ternyata media ini mengalahkan segalanya....

Selasa, 04 Agustus 2009

Obrolan Suami dan Istrinya diatas motor.....


Sepasang suami dan istrinya tengah naik motor sambil ngobrol ngaler ngidul. Keduanya hendak mengunjungi ayah mertuanya. Ketika lewat di depan sebuah rumah cukup megah, bergarasi luas dan didalamnya nangkring sebuah mobil beserta sebuah motor. Sang suami berhenti sejenak.
  • Suami : Nah, bu. Itu rumah teman abang ketika masih SMP dulu, Sri Wahyuni. Dia seorang Bidan Desa. Dulu ia pintar dan setelah keluar SMP orangtuanya memasukkan Sri Wahyuni ke Akademi Keperawatan. Dua tahun menempuh pendidikan di akademi, sekarang ia jadi bidan desa. Sukses ya, Syukurlah.
  • Istri : O gitu ya bang?,..jangan-jangan mantan pacar abang?
  • Suami : Ah bukan. Tapi ia jadi idola di kelas waktu itu.
  • Istri : tuh kan?...
Setelah berbincang sejenak, kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Kecepatan motor tidak terlalu kencang, sehingga mereka bisa bisa ngobrol santai sambil menikmati buah lengkeng yang dibelinya dari pasar buah. Si Istri membuka kulit buah lengkengnya, kemudian menyuapkan ke mulut suaminya. Sambil tertawa penuh canda, tak kalah dengan mereka yang menimati kue tart coklat di mobil mewah.
Sang suami kembali berhenti didepan sebuah rumah. Di pingigir rumah tersebut ada sebuah toko kelontongan sambil memalingkan muka ke istrinya yang duduk di belakang.
  • Suami : Bu, ini rumah teman abang ketika SD dulu. Sejak SD dia sudah rajin membawa makanan ringan untuk dijajakan. Kalau anak-anak lain jika pergi ke sekolah membawa tas , justru ia membawa makanan ringan dalam kantong plastik hitamnya. Buku-bukunya disatukan dengan makanan ringan yang dijualnya. Ketika saat jam sebelum masuk sekolah atau jam istirahat ia justru sibuk dengan dagangannya. Ketika jam belajar ia sibuk dengan pelajarannya.
  • Istri : mmhh.. istrinya bergumam kecil.
  • Suami : Ketika tamat SD, kami teman-temannya melanjutkan ke sekolah, tetapi ia tidak melanjutkan. Ia kembali bergulat dengan dagangannya, menyalurkan makanan ringan buatan ibunya ke pasar-pasar. Hingga akhirnya kini ia mempunyai toko kelontongan itu.
  • Istrinya : Itulah jalan mereka, mereka menentukan nasibnya dan hidupnya sendiri-sendiri, tentu dengan semangat dan motivasi tinggi untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
  • Suami : Kebulatan tekad dan cara memilih jalannya itulah yang abang kagumi. Kalau abang mungkin udah ga mau jika sekolah sambil berdagang kayak gitu. ahh...abang ga cocok kali jadi pedagang.
  • Istrinya : mungkin juga..abang lebih cocok jadi pembelinya..he..he..makanya perutnya buncit..
Setibanya dirumah ayah mertua mereka, suami dan istrinya menceritakan obrolan mereka selama di motor kepada ayah mereka. Ayah mertuapun memberikan ulasan sedikit tentang obrolan tersebut.
Ayah mertua : Kalian ini boleh saja melihat keberhasilan seseorang, menjadikannya sebagai potret yang bisa ditiru terutama hal-hal yang baiknya. Obrolan kalian di motor tadi adalah sebuah ungkapan kecil bahwa kita patut bersyukur atas apa yang telah diperoleh oleh orang lain, patut bersyukur atas apa yang telah diterima oleh kita, sekecil apapun. Jangan selalu bertanya, " Apakah saya tidak bahagia dengan kondisi saya saat ini?", sementara orang lain menganggap kalian sangat bahagia ?. Tuhan Maha Pengasih, Maha Pemberi. Mintalah kepadanya, jangan minta yang kecil-kecil. Minta saja yang sangat besar. Tentang kapan permintaan itu dikabulkan oleh Tuhan, itulah masalah waktu. Ingat Allah Maha Tahu, Dialah Sang pengatur kehidupan.
Suami istri tersebut, terdiam. meresapi makna ulasan tersebut.

Senin, 03 Agustus 2009

Anak-anak, Selamat Ya?


Bismillahirahmanirrahim....
Alhamdulillah, berita gembira ini datang pagi-pagi tanggal 1 Agustus 2009 ketika pengumuman SNMPTN di buka. 6 orang anak didik dikantor kami, yang di karantina selama 4 bulan untuk di bimbing dan disiapkan masuk perguruan tinggi negeri, mereka akhirnya lulus masuk perguruan tinggi yang diidamkan.
Jumlah semua anak didik yang ikut bimbingan belajar ini sebanyak 13 orang, mereka semua lulusan program paket C. Program paket C adalah jenis pendidikan kesetaraan. Lulusan Paket C memiliki persamaan kompetensi dan kualifikasi dengan lulusan SMA dan sederajat. Pendidikan Kesetaraan merupakan salah satu program PNF (Pendidikan Non Formal) selain PAUD, Keaksaraan, dan Kursus. 13 orang anak Paket C ini berasal dari masyarakat yang kurang mampu tetapi mereka memiliki prestasi yang bagus di daerahnya masing-masing.
Selama 4 bulan mereka di bimbing dengan mata pelajaran yang diujikan di SNMPTN. Biaya hidup dan makan sudah disediakan. Selain di berikan bimbingan dengan mata pelajaran akademik, mereka juga diberikan keterampilan kecakapan hidup serta keterampilan fungsional sebagai bekal kehidupannya.
6 orang yang lulus tersebut yaitu :
1. Robi Nugraha asal Kabupaten Tasikmalaya : Manajemen UNPAD
2. Arief Prasetyo asal DKI Jakarta : Sosiologi UNJ
3. Yaya Sumirat asal Jakarta : Sejarah UPI Bandung
4. Jasmaryadi asal Tanggerang : Sastra Inggris UIN SGD Bdg
5. Dede Nia Kurnia asal Majalengka : Bahasa Inggris UIN SGD Bdg
6. Nia Daniati Rahmah asal Kota Tasikmalaya : Pendidikan Bhs.Inggris UIN Bdg
Biaya registrasi dan semester pertama studi pun pun sudah disiapkan.
Ada 7 orang lagi yang tidak lulus SNMPTN, secara pribadi saya turut bersedih. Memang berat persaingan di SNMPTN tahun ini, tapi untuk mereka yang tidak lulus SNMPTN pihak pengelola bimbingan belajar akan menyalurkan ke lembaga kursus yang ada didaerah binaan . Semoga saja 6 orang yang lulus SNMPTN bisa sukses menempuh studinya dan kelak sukses dalam kehidupannya, yang 7 orang yang tidak lulus semoga sukses mengikuti pendidikannya di LPK yang telah ditunjuk untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Hidup memang banyak jalan dan pilihan untuk menuju sukses..
selamat anak-anak...