Kamis, 25 Juni 2009

Purna, dimana Engkau?


Bismillahirahmanirrahim,
Ketika itu, minggu pertama masuk SMA. Seorang siswa yang baru kukenal memandangku. Iiih seruku dalam hati...siapa engkau?,"
ternyata setelah dikumpulkan, aku kebagian satu kelas dengannya.
Namanya Purna (nama samaran) ... ah takdir Tuhan..
Sebelum masuk sekolah, semua siswa diwajibkan ikut pramuka dan berkemah. Aku paling enggan sebenarnya mengikuti kegiatan seperti itu, sebab terus terang aku tidak terbiasa berakrab-akrab ria dengan lingkungan luar, apalagi mesti menginap di tenda, bermalam di bawah rembulan yang temaram dan hujan rintik yang turun perlahan. berrrrr..dinginn..sis and bro...
Tempat tenda putri, dibatasi oleh beberapa utas tambang merah sebagai batas dengan tenda putra.
Kebetulan tenda tempatku menginap, dekat dengan tenda putra. Tendaku berseberangan dengan tenda Purna. Jaraknya sekitar 15 langkah.
Malam itu aku kebagian jaga pertama, jam 21.00 sampai 22.00 wib. Begitupun Purna, ia kebagian jaga pertama.
Purna tampak berdiam diri, memegang dahinya sambil tertunduk.
Aku menyapanya dengan hati-hati, " Hai..Purna?," Kebagian jaga juga ya ?,"
Ia terdiam. Kemudian mengangkat kepala yang sejak tadi tertunduk, butiran air matanya tampak jatuh perlahan menembus tanah bukit yang kering, seolah mengabarkan kesedihan yang tertahan kepada bumi.
Aku turut terdiam. Purna kemudian angkat bicara. Neng, kemungkinan besar aku hanya seminggu ikut sekolah ini, helanya sambil menahan nafas.
"Mengapa? seruku,"
," Adik,sakit keras dan butuh banyak uang untuk pengobatannya, sedangkan kedua orang tuaku termasuk orang yang tidak mampu, dan aku telah salah mengambil keputusan melanjutkan sekolah ini, seharusnya aku tidak melanjutkan sekolah,". Purna menjawabnya dengan tatapan kosong.
,"setelah kemah ini, aku mungkin mengundurkan diri meski aku tahu bapak dan emak tidak akan mengijinkannya,"
,' lebih baik membantu bapak dan emak mencari tambahan untuk mengobati adik,". Purna kembali menuturkan rasa penyesalannya,"
Sejak kegiatan kemah itu berakhir , aku tidak pernah melihat Purna lagi. Ia tidak menikmati indahnya mereguk pelajaran di sekolah, bergaul dan bercanda riang bersama anak-anak seusianya di sekolah.
Pertemuan itu hanya sesaat saja,menyisakan kenangan yang kurang mengenakkan sekaligus renungan bagiku. Purna meninggalkan sekolahnya, kasih sayang yang begitu besar pada adiknya memaksa ia meninggalkan sekolah. (mungkin ia belajar sendiri dari kehidupannya).
Purna,..dimana engkau?

Senin, 22 Juni 2009

Uni


Uni, Uni seorang perempuan. Ia seorang guru sekolah dasar, anaknya baru satu, perempuan. Minggu ini Uni lagi sibuk-sibuknya :
  • pertama : Nyiapin berbagai administrasi sekolah untuk menghadapi akreditasi sekolah mulai dari administrasi mengajar, administrasi perpustakaan, administrasi keuangan, memeriksa soal hasil ujian siswa-siswinya dan masih banyak lagi.
  • kedua : Nyiapin persiapan perpisahan kelas 6, pembagian rapot, tata panggung perpisahan, mengatur ruangan, mengatur undangan, memesan snack makanan, pembagian waktu untuk keluarganya dan menulis laporan penilaian bagi siswa (rapot).
Hari sabtu dan minggu kemarin, uni seharian di sekolah, nyiapin ini itu untuk keperluan tersebut. Ada orang datang, mengirim pakaian seragam batik untuk Uni, pakaian batik itu sudah disiapkan sebelumnya bagi acara perpisahan kelas 6. Uni lupa beberapa dokumen rapot (hasil penilaian siswa dan siswinya harus dibagikan) hari Seninnya belum tuntas ia kerjakan.
Malam senin, Uni menidurkan putrinya. Uni kecapaian, tertidur pulas sampai jam 10 malam. Rapotnya belum ia kerjakan, ketika terbangun ia bergegas mengerjakan rapot. Meski mata yang mengantuk dan badan yang lelah ia menulis rapot tersebut satu persatu. Di lihatnya nilai-nilai siswa dan siswinya yang beragam, ia tulis komentar dan saran-saran untuk perbaikan nilai siswa di komentar guru, ia analisa nilai rapot siswa-siswinya dengan teliti, " Tiba-tiba lampu mati, Uni menggerutu. Kenapa jam segini lampu mati ?, " serunya.
Terdengar jerit tangis putrinya terbangun karena lampu mati dan sadar bundanya tidak tidur disampingnya. Uni berlari menuju kamar, mendekap putrinya dan menidurkannya kembali.
Sementara rapot belum tuntas ia kerjakan. Uni menuju gudang dengan cahaya kecil di handphonenya, berniat mengambil lampu otomatis bertenaga baterai. Uni kembali berucap dengan rasa sesalnya, " ah..kemarin kan dipinjam bu Darti,".
Tak kehabisan akal, Uni menuju ke dapur mengambil lilin dan pemantik api.
Sayang, lilinnya habis.
Uni menulis rapot dengan cahaya kecil dari handphonenya.
30 menit ke depan, lampu menyala kembali. Uni bersorak gembira. Terima kasih Ya Allah.
Uni melanjutkan menulis rapotnya, angin malam menyertainya. Jam 3 dini hari pekerjaan itu selesai. Ia biarkan putinya tertidur pulas sendirian.
Tampak rasa gembira mewarnai wajahnya, sebab besok Uni akan melihat wajah-wajah yang lebih gembira pada siswa-siswinya. Tak lupa, Uni juga menyiapkan hadiah kecil untuk Andri juara kelas.
Adakah hadiah sederhana juga untuk Uni, dari kita ?
Meski kita tahu, tentu Uni tidak mengharapkannya.....

Kamis, 18 Juni 2009

lulusan Paket C...ayo ikut SNMPTN


Assalamualaikum,
Jumpa lagi sob, tulisan ini diawali ketika saya membuka-buka UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) RI nomor 2o tahun 2003, salah satunya tentang jalur pendidikan nasional. Seperti dicantumkan di bab IV, Bagian kesatu pasal 13 bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Ada yang menarik perhatianku, yaitu salah satunya tentang pendidikan non formal. pendidikan non formal sebelumnya pada undang-undang sisdiknas no 2 tahun 1989, disebut pendidikan luar sekolah. Apapun namanya, yang penting substansinya sama. Perhatian ini semakin tertuju ketika munculnya beberapa lembaga masyarakat penyelenggara pendidikan non formal seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Taman Bacaan, Sekolah Rumah, dan program-program pendidikan non formal lain yang diselenggarakan pemerintah saat ini semakin menjamur. Mungkinkah saat ini adalah saat nya meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan yang semakin merata? Semoga.
Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Salah satu program pendidikan non formal adalah pendidikan kesetaraan. Inget pendidikan kesetaraan, kita tentu diingatkan akan program Paket A, B, C. Lulusan program ini berhak memiliki ijazah. Ijazah untuk Paket A setara dengan ijazah SD/MI, ijazah unutk paket Bsetara denagn ijazah SMP/MTs, ijazah untuk paket C setara dengan ijazah SMU/MA.
UNPK (Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan) Paket C tanggal 23-26 Juni, dan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tanggal 1-2 Juli 2009 bagi lulusan Paket C yang ingin ikut SNMPTN siap-siap aja ya, belajar yang giat dari sekarang. Inget..lulusan paket C memiliki hak untuk ikut SNMPTN. beberapa perguruan tinggi negeri sudah membuka pintu bagi lulusan paket C untuk ikut berlomba dan berkompetisi dalam SNMPTN. selamat berlomba ya, semoga sukses...
jangan lupa, berdoa....
wassalam
(gbr diatas adalah lulusan paket C yang sedang melatih kemampuan berbicara untuk menjadi penyiar di sebuah stasiun radio)

Rabu, 17 Juni 2009

Hantu? Bukan ah...


Bismillahirahmanirrahim,
Meski malam belum larut, rasanya kantor sepi banget. Ruangan seksi lain sudah pada gelap dan sepi, hanya ruangan aku yang masih menyala. Aku masih menunggu hasil print out yang cukup banyak malam ini,dan aku sendirian. Iiih serem...maunya sih tadi pulang segera.
Tak terdengar kesibukan kantor seperti jam-jam siang, hanya hening dan dingin yang terasa. Aku mencoba bersabar sambil menulis postingan ini, terdengar sayup-sayup suara pak satpam di seberang ruangan yang sedang asyik ngobrol sambil menikmati kopi dan rokoknya. Tampak sillhouet asap rokok mereka mengepul, menggumpal membumbung ke atas layaknya sebuah bayangan putih...(hantukah ? seruku,..hanya bayangan ketakutanku saja.)
Meski menabahkan hati, perasaan takutku tak kunjung hilang.
Apalagi mendengar cerita orang-orang kantor yang sering lembur, katanya sering bertemu sesosok wanita berkebaya yang sedang duduk dikursi tamu. Itu juga kalau lagi kebetulan, Iiih makin takutnya aku, kukuatkan hatiku, kubuang semua perasaan takut itu, ku stel musik keras-keras untuk menghalau perasaan takut itu.
Terdengar suara disebelah ruanganku, seperti orang lagi beresin kertas-kertas yang berserakan..krasak-kresek...makin nambah rasa takutku. Padahal kutahu persis, disebelah ruanganku sudah tidak ada orang sama sekali.
wuiihh..aku yang penakut, makin ciut nyali ini. Meski aku mengetahui bahwa rasa takut berasal dari diri kita sendiri, kitalah yang menciptakan rasa takut itu, menghadirkannya dan terus mempertahankannya. Sangat berbeda jika kita bisa menghilangkan rasa takut itu dan mencoba menghilangkannya. Akhirnya ku telpon satpam di seberang ruangan, mereka datang dan aku minta diantar ke ruangan sebelah, mengecek apa yang kudengar tadi. Trek..kunci terbuka, lampu dinyalakan dan ruangan tersebut tampak biasa-biasa saja tidak ada yang mencurigakan, hanya ada beberapa kertas yang terserak..ternyata ada satu jendela yang terbuka, angin berhembus pelan. Mungkin suara tadi hanya angin yang masuk dan membuat beberapa kertas terserak. Atau memang ada mahluk halus yang nyoba ngetes rasa takutku, entah lah..
Ah..ternyata tidak ada apa-apa. Bukan hantu, tapi kenapa aku begitu takut ?, mungkin aku terlalu mempertahankan rasa takut tersebut, hingga perasaan terus terbelenggu oleh ketakutan yang kubuat sendiri. Atau entahlah, mungkin wajar juga aku takut karena kondisi fisikku yang sudah lelah...
Ngeprint sudah selesai, aku bergegas pulang....

Senin, 15 Juni 2009

Kembali


(Gambar disamping adalah boneka kesayangan anak saya. Namanya Jos. Boneka sederhana hadiah dari kakak ipar, ada sebuah kegembiraan ketika saya melihat gambar tersebut)

Aduh, senengnya kembali ke dunia ini setelah beberapa hari tidak ngenet sama sekali, menutup informasi dari dunia luar, betul-betul banyak informasi yang tidak saya ketahui. Salah satunya tentang Prita yang sudah bebas meski masih ada sidang lanjutan (ini juga kalau tidak salah) dan perkembangan kasus Manohara yang makin tidak saya pahami begitu jelas.
Ada kelebihan tersendiri ketika hiatus untuk sementara pada minggu kemarin setelah beberapa tugas kantor saya selesaikan. Kelebihan itu salah satunya adalah merasa betul -betul "menikmati " beberapa target yang dicapai pada minggu kemarin, Alhamdulillah. (maaf, bukan berarti karena ngenet dan bw target kerjaan tidak tercapai).
Tetapi ada kekurangan juga ketika hiatus dilakukan yaitu terputusnya info-info penting baik intern terkait kerjaan maupun info-info luar yang mendukung kerjaan, dan tentunya silaturahmi bloger sedikit terputus. Semoga tidak hiatus untuk yang kedua kali ya...

Minggu, 07 Juni 2009

Maafkan aku mak

Seindah pagi itu kau mengurai senyum indahmu, melepas kepergian anakmu ke kota ini., untuk sebuah harapan yang selalu kau sebutkan Mak, "jadilah orang yang bisa berguna untuk agamamu, keluargamu dan negaramu,". Sementara apa yang kumiliki, hanya sebuah pengalaman sekolah di Sekolah Dasar, tanpa ijazah akhir sebab emak tak bisa lagi membuka matanya untuk selamanya yang sekaligus berdampak pada hilangnya orang yang membiayai pendidikanku waktu itu.
Kukayuh, kukerahkan seluruh dayaku, menempuh segala ujian, tantangan dan rintangan yang senantiasa muncul setiap saat yang tak pernah terduga, tak terkira dan tak pernah terpikirkan. Hidup..hidup..seperti inilah yang selama ini kujalani, berebut rejeki bersama orang-orang yang pakaiannya lusuh, mengharap belas kasih dari orang-orang, padahal aku adalah seseorang yang cukup berotot, tetapi mengapa aku tidak memiliki keberanian untuk mencari rejeki dengan mengandalkan kekuatanku, dengan otot-ototku, dengan otakku meski aku seorang lulusan SD yang tidak berijazah? pergolakan pikiran inilah yang selama ini terus bergemuruh dalam jiwaku, perasaan bersalah atas ketidakmampuanku untuk mewujudkan harapan emak. Bahkan aku menjadi seorang yang sangat dibenci emak, pengemis...(maaf )
Kujalani kehidupan tersebut dengan mukaku yang selalu merah menahan malu, malu atas orang -orang yang mencibir, atas tatapan yang bertanya-tanya.....
hingga suatu malam kuteguhkan untuk kembali ke kampung...
dengan sedikit uang yang tersisa, dibekali harapan dan bisikan emak untuk kembali menengok seonggok tanah peristirahatan terakhirnya...
sungguh miris melihat kuburan emak,
beberapa tahun tak pernah kujenguk tempat peristirahatannya ...batu-batu nisannya terserak,
rumput liar menemaninya..
sungguh aku berduka untuk kedua kalinya atas meninggalnya emak..dan atas pemandangan ini.
maafkan aku mak..
(akhir dari pengalamanku berjejal bersama para pengemis di kota, aku bekerja apa saja yang aku bisa, yang aku mampu di kampung, menjadi apa saja yang bisa berguna untuk orang lain, untuk diriku sendiri dan untuk jejak-jejak yang emak tinggalkan)..

Rabu, 03 Juni 2009

Mabuk Kepayang


Awan bergelayut, rintik-rintik air hujan mengiringi kepulanganku mengais rejeki hari ini.
Pulang sore ini perasan disinggahi oleh sebuah kebimbangan setelah adanya berita aku ditugaskan ke luar kota, yaitu ke Kepahiang, 60 kilometer dari Kota Bengkulu. Besok siang bertolak dari Jakarta menuju Bengkulu bersama beberapa teman yang sama-sama ditugaskan ke Bengkulu namun beda kabupaten.
Kepergian ini berarti tidak bisa bertemu dengan Hafung selama 4 hari. Ya, beginilah prajurit. Harus siap ninggalin keluarga, (apalagi prajurit beneran ya, ninggalin keluarga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun jauh dari keluarga,...tapi saya akui nasionalisme mereka (prajurit) begitu kuat ya?...mmmhh). Tapi bagaimanapun harus kujalani semuanya, toh sebuah tugas tetep harus dilaksanakan (lagian..sambil jalan-jalan, ssstt jangan ribut dan jangan dibocorinn)..
Terus terang, aku belum sempat menginjakkan kakiku di Kepahiang, kalau Bengkulu Kota, Arga Makmur pernah kusinggahi beberapa tahun kebelakang. Menurut info, Kepahiang tergolong daerah pegunungan berhawa sejuk, teh hijau adalah komoditas andalannya selain kopi. Bahkan Teh Hijau Kepahiang adalah teh terbaik di dunia selain teh hijau Cianjur (ttg kepastiannya aku kurang tau, hanya sekedar mendengar lewat mulut ke mulut).
Ah..mudah-mudahan aku tidak mabuk kepayang deh..
mohon doanya ya..
Bismillahirahmanirrahim....

Selasa, 02 Juni 2009

Ben


Sebatang rokok kau habiskan malam itu dengan tergesa.
Tak nampak "kenikmatan" nikotin yang biasa kau reguk seperti hari-hari sebelumnya. Mata nanarmu masih nampak ketika jepretan kamera wartawan mengambil gambar jasadmu yang tergolek lesu disudut terminal. Engkau menikmati perjalanan pulangmu dengan tenang disela-sela tertahannya tangisan kawan seperjuangan. Selamat jalan Ben.....aku tidak akan melupakan pertemanan kita, engkau telah menolong aku ketika duel berdarah itu, dan kini aku terlambat datang ketika Bang Way menusukmu, maafkan aku...

Sepenggal paragrap tersebut tidak bisa terus kubaca...
Kututup buku novel itu sementara.....
Kusimpan baik-baik di dalam tas ranselku..
Perteman, memang menarik...