Bismillahirahmanirrahim,
Ketika itu, minggu pertama masuk SMA. Seorang siswa yang baru kukenal memandangku. Iiih seruku dalam hati...siapa engkau?,"
ternyata setelah dikumpulkan, aku kebagian satu kelas dengannya.
Namanya Purna (nama samaran) ... ah takdir Tuhan..
Sebelum masuk sekolah, semua siswa diwajibkan ikut pramuka dan berkemah. Aku paling enggan sebenarnya mengikuti kegiatan seperti itu, sebab terus terang aku tidak terbiasa berakrab-akrab ria dengan lingkungan luar, apalagi mesti menginap di tenda, bermalam di bawah rembulan yang temaram dan hujan rintik yang turun perlahan. berrrrr..dinginn..sis and bro...
Tempat tenda putri, dibatasi oleh beberapa utas tambang merah sebagai batas dengan tenda putra.
Kebetulan tenda tempatku menginap, dekat dengan tenda putra. Tendaku berseberangan dengan tenda Purna. Jaraknya sekitar 15 langkah.Malam itu aku kebagian jaga pertama, jam 21.00 sampai 22.00 wib. Begitupun Purna, ia kebagian jaga pertama.
Purna tampak berdiam diri, memegang dahinya sambil tertunduk.
Aku menyapanya dengan hati-hati, " Hai..Purna?," Kebagian jaga juga ya ?,"
Ia terdiam. Kemudian mengangkat kepala yang sejak tadi tertunduk, butiran air matanya tampak jatuh perlahan menembus tanah bukit yang kering, seolah mengabarkan kesedihan yang tertahan kepada bumi.
Aku turut terdiam. Purna kemudian angkat bicara. Neng, kemungkinan besar aku hanya seminggu ikut sekolah ini, helanya sambil menahan nafas.
"Mengapa? seruku,"
," Adik,sakit keras dan butuh banyak uang untuk pengobatannya, sedangkan kedua orang tuaku termasuk orang yang tidak mampu, dan aku telah salah mengambil keputusan melanjutkan sekolah ini, seharusnya aku tidak melanjutkan sekolah,". Purna menjawabnya dengan tatapan kosong.
,"setelah kemah ini, aku mungkin mengundurkan diri meski aku tahu bapak dan emak tidak akan mengijinkannya,"
,' lebih baik membantu bapak dan emak mencari tambahan untuk mengobati adik,". Purna kembali menuturkan rasa penyesalannya,"
Sejak kegiatan kemah itu berakhir , aku tidak pernah melihat Purna lagi. Ia tidak menikmati indahnya mereguk pelajaran di sekolah, bergaul dan bercanda riang bersama anak-anak seusianya di sekolah.
Pertemuan itu hanya sesaat saja,menyisakan kenangan yang kurang mengenakkan sekaligus renungan bagiku. Purna meninggalkan sekolahnya, kasih sayang yang begitu besar pada adiknya memaksa ia meninggalkan sekolah. (mungkin ia belajar sendiri dari kehidupannya).
Purna,..dimana engkau?